telkomsel halo

Pengaruh Keluarga bagi Anak Perempuan di TI

11:19:42 | 21 Apr 2016
Pengaruh Keluarga bagi Anak Perempuan di TI
Ilustrasi (dok)
JAKARTA (IndoTelko)  – Menurut hasil studi dari MasterCard bertajuk “Girls in Tech” yang dilangsungkan di kawasan Asia Pasifik, kunci utama yang menarik perhatian anak perempuan untuk belajar mengenai Sains & Teknologi (Science, Technology, Engineering and Mathematis – STEM) serta mengejar karir mereka di bidang tersebut bergantung pada keluarga.

Hasil penelitian tersebut berdasarkan pada wawancara yang dilakukan pada bulan Desember 2015 dengan total jumlah anak perempuan sebanyak 1.560 orang berusia 12-19 tahun yang dilaksanakan di enam negara di Asia Pasifik.

Ketika ditanya mengenai apa yang mempengaruhi keputusan mereka untuk belajar STEM atau mengejar karir mereka di bidang tersebut, anak-anak perempuan di kawasan tersebut mengatakan bahwa orang tua mereka merupakan yang paling berpengaruh (68%), sementara teman (9% ) dan guru (8%) yang juga merupakan sumber yang paling besar untuk mempengaruhi keputusan mereka.

Survei tersebut juga menemukan bahwa lebih dari setengah responden (63%) yang saat ini tengah belajar STEM di sekolah memiliki orang tua dan/atau saudara yang juga bekerja di bidang yang berkaitan dengan STEM. Hal ini menunjukkan bahwa pilihan karir dari anggota keluarga memiliki pengaruh yang signifikan.

Survei mengungkapkan alasan utama mengapa anak perempuan di Asia Pasifik tidak mempertimbangkan untuk mengambil mata pelajaran STEM dalam studi mereka; adalah karena mereka menemukan mata pelajaran ini sulit (40% ) dan kurangnya minat dalam mata pelajaran tersebut (32%).

Dari beberapa negara yang terlibat dalam survei ini, Australia memiliki persentase terendah pada anak perempuan (15 - 19 tahun) yang mempelajari STEM (33%), sementara Tiongkok (76% ) dan India (69% ) merupakan negara-negara yang memiliki persentase terbesar dalam mengambil pelajaran STEM.

Selain itu, survei tersebut juga mengungkapkan bahwa meskipun anak perempuan mengakui STEM sebagai karir yang dapat memenuhi kepuasan finansial dan intelektual, namun mereka menganggap bahwa pelajaran STEM dan karir dalam bidang ini tidak membuat mereka menjadi 'kreatif'.  

Sebanyak 84%  dari responden menganggap kreativitas merupakan kualitas pribadi atau keterampilan yang sangat ingin dimiliki, namun ketika ditanya ketrampilan apa yang mereka hubungkan dengan anak-anak perempuan yang belajar STEM, hanya kurang dari setengah (43%) responden yang menyatakan kreativitas dimiliki oleh anak-anak perempuan yang mempelajari STEM.

Panutan dari profil wanita sukses di STEM merupakan dorongan yang efektif bagi anak-anak perempuan (17-19 tahun) untuk mempertimbangkan karir di bidang STEM (25%), sementara beasiswa (17%) dan gaji dalam karir STEM (16%) juga dapat membantu dalam mendorong anak perempuan untuk mempertimbangkan karir di bidang STEM.

“Data yang ada menggambarkan bahwa anak perempuan secara konsisten kurang terwakili di bidang Sains & Teknologi (Science, Technology, Engineering and Mathematis – STEM),” kata Group Head, Komunikasi, Asia Pasifik, MasterCard Georgette Tan dalam rilisnya, kemarin.

Menurutnya,  menekuni bidang STEM menawarkan peluang terbaik untuk lebih terlibat dalam inovasi teknologi termutakhir, selain itu semakin banyak wanita yang didorong untuk terjun di bidang ini merupakan salah satu kunci bagi kaum wanita untuk meraih keberhasilan di bidang ekonomi dan kesetaraan.  

“Untuk menarik lebih banyak perempuan agar berminat di bidang STEM kita perlu untuk memberikan panutan perempuan serta orang tua harus membantu untuk membangun kepercayaan diri anak-anak mereka. Kita harus memperbaiki kesalahpahaman mengenai karir di bidang STEM yang diangaap tidak membuat kreatif dan membantu membangun generasi perempuan pemimpin di bidang STEM berikutnya,” katanya.(pg)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year