Netpreneur Andalkan Media Sosial untuk Berjualan

Ilustrasi (dok)

JAKARTA (IndoTelko) – Data yang disajikan Doku MyShortCart belum lama ini menyatakan sekitar 84,21% netpreneur berjualan online melalui platform media sosial. Sementara sekitar 26.32% memanfaatkan website dan 23.68%  melalui forum jual beli.

“Berjualan online saat ini sudah jauh lebih mudah dan cepat untuk  mengembangkan bisnis dengan dukungan social media dan meningkatnya  kepercayaan masyarakat Indonesia akan eCommerce," kata   Doku MyShortCart Head Imam Akbar  Hadikusumo dalam rilisnya.

Menurutnya, jika dari sisi metode pembayaran  online, semakin banyak metode pembayaran tersedia maka akan berpengaruh terhadap kredibilitas pemilik toko online dan kenyamanan pelanggan.  

“Kami menawarkan metode pembayaran online terlengkap, proses rekonsiliasi yang dipermudah, karena pemilik toko tidak perlu langsung berhubungan dengan pihak perbankan atau kartu kredit, cukup satu pintu ke payment gateway kami dan langsung mendapatkan berbagai opsi pembayaran online,” tambah Akbar.

Head of Operation Ria Miranda Arief Tri Satya mengakui kemudahan yang ditawarkan oleh Doku MyShortCart berhasil meningkatkan sales dari Ria Miranda sebesar 25% dibandingkan saat toko online yang dikelolanya hanya menerima pembayaran via transfer bank.

Ria Miranda yang merupakan lulusan dari ESMOD Jakarta ini menambahkan, menciptakan pengalaman pelanggan semirip mungkin seperti berbelanja di toko offline serta personal touch yang membangun emotional connection antara pemilik brand dan pembeli online sangatlah mumpuni untuk mejaga kesetiaan pelanggan.

Berawal dari blog dan membangun relasi dengan asosiasi fashion terkait, Ria Miranda telah berhasil membangun brand hijab ternama dan merupakan salah satu trend setter hijab yang menganut gaya shabby chic. Saat ini webstore Ria Miranda memiliki lebih dari 1000 member dan dikunjungi oleh lebih dari 500 visitor setiap harinya.

Sementara itu, Diana Rikasari, pemilik brand Up Shoes mengatakan  membangun sebuah brand baiknya disesuaikan dengan karakter si pemilik brand. Hal ini penting untuk dilakukan selain agar karakter dan identitas suatu brand dapat konsisten, juga merupakan strategi untuk terus eksis di pasar fashion. “Dalam hal membangun karakter brand, social media adalah platform yang sangat powerful,” tambahnya.

Diana yang sebelumnya sempat berkarier di sebuah korporasi ternama, akhirnya memilih untuk berhenti dari dunia korporat dan memulai usahanya, dimana blog dan brandnya menjadi ternama karena kedekatan interaksi di social media yang sangat tinggi.(ak)