telkomsel halo

Segmen eCommerce untuk Barang Mewah akan Cerah

10:14:23 | 16 May 2015
Segmen eCommerce untuk Barang Mewah akan Cerah
Ilustrasi (dok)
JAKARTA (IndoTelko) - Demam eCommerce ternyata tidak hanya milik produk massal, barang-barang mewah pun mulai dilirik dijual secara online.

Dikutip dari Bloomberg belum lama ini, peritel barang mewah yang memasarkan dan menjual produknya secara online mencatat kenaikan penjualan sebesar 6% pada kuartal pertama 2015.

Angka  itu memang masih jauh di bawah pertumbuhan peritel pasar massal yang mencatatkan pertumbuhan antara 10%-11% di periode yang sama, namun ini menunjukkan adanya harap  yang cerah bagi barang mewah bermain di pasar online.

"Penjualan untuk produsen barang mewah memperlihatkan adanya pertumbuhan dan bisa menyusul produk massal  di pasar online. Tahun lalu penjualan barang mewah di internet tumbuh 9,8%."," kata Analis Bloomberg Intelligence Deborah Aitken.

Dicontohkannya,  Yoox yang memiliki lebih dari 30 toko online untuk busana dan merek mewah di lebih dari 100 negara, mencatatkan pertumbuhan penjualan 18% pada tahun lalu. Pada 2012 dan 2013, penjualan Yoox sempat melonjak sampai 25%.

Pertumbuhan penjualan barang mewah ini memang didorong oleh semakin meningkatnya penetrasi internet terutama di pasar berkembang. Selain itu, merek mewah kini bisa menjangkau konsumen melalui berbagai platform mulai dari situs, aplikasi bergerak, dan media sosial.

"Burberry dan Gucci membuka toko di Tiongkok, Korea, dan Jepang, sedangkan Mulberry menjual produknya melalui WeChat. Penjualan barang mewah secara online baru menguasai 5% dari segmen produk itu secara keseluruhan dibandingkan 10% untuk barang mass market," paparnya.

Dalam kajian iResearch, Tiongkok diperkirakan masih akan menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan penjualan online barang mewah dengan kuatnya pertumbuhan bisnis e-commerce di negeri itu yang diperkirakan bakal tumbuh 27% per tahun sampai bernilai Rp 15,380 triliun pada 2018.

Transaksi jual beli melalui perangkat bergerak di Tiongkok juga diperkirakan akan tumbuh 48% per tahun sampai 2018, sampai mencapai 62% dari seluruh transaksi online dibandingakn 33% pada 2014. Aplikasi seperti WeChat dan Tmall telah menggantikan e-mail sebagai sarana komunikasi.

Coach, Hugo Boss, Burberry, dan Mulberry juga telah melancarkan penjualan melalui platform media sosial untuk menarik konsumen Tiongkok

Sementara itu, peritel produk massal pun sebenarnya tengah berjuang untuk mencari keuntungan. Setidaknya itu terlihat dari kinerja Lazada dan Zalora yang dibesut oleh Rocket Internet.

Dikutip dari Forbes, keduanya membukukan kerugian $235,3 juta sepanjang 2014. Di Lazada, Gross Merchandising Volume (GMV)  sebesar  $384 juta atau naik tiga kali lipat dibandingkan 2013. Di Zalora, GMV di tahun 2014 mencapai €151,5 juta atau naik 80% dibanding tahun 2013. Lazada mencatat 6,9 juta transaksi di tahun 2014, sementara Zalora membukukan 3,9 juta transaksi di periode yang sama.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year