telkomsel halo

SIS & Inspirasi Schools pamer model pendidikan terjangkau dan berkualitas di EdTech Asia Summit 2025

05:39:00 | 23 Okt 2025
SIS & Inspirasi Schools pamer model pendidikan terjangkau dan berkualitas di EdTech Asia Summit 2025
JAKARTA (IndoTelko) - Forum pendidikan teknologi paling bergengsi di Asia, EdTech Asia Summit 2025, menjadi ajang bertemunya para pemimpin pendidikan, investor, dan pembuat kebijakan dari berbagai negara untuk membahas bagaimana inovasi dapat memperluas akses terhadap pendidikan berkualitas.

Salah satu sesi yang paling dinantikan tahun ini adalah diskusi bertajuk “Capital and Curriculum: Strategies for Access and Affordability”, yang menghadirkan Jaspal Sidhu, Pendiri SIS & Inspirasi Group of Schools, yang dikenal sebagai pelopor model pendidikan berkelanjutan dan terjangkau di kawasan Asia.

Menurut Jaspal, misi besar grupnya melalui visi “Affordable Excellence” — upaya menghadirkan pendidikan berstandar internasional dengan biaya terjangkau bagi keluarga di kota-kota besar maupun daerah berkembang, tanpa mengorbankan kualitas hasil belajar.

“Kami membawa sistem pendidikan Singapura — yang diakui terbaik di dunia — ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, dengan model yang menggabungkan ketegasan akademik, relevansi, dan keterjangkauan,” ujarnya.

Salah satu inovasi utama yang dikembangkan oleh SIS dan Inspirasi Schools adalah Half-Fees Model, sebuah pendekatan yang meraih penghargaan dari World Bank Group karena kemampuannya mendorong pemerataan akses pendidikan. Melalui model ini, biaya sekolah diturunkan hingga setengah setiap kali sekolah baru dibuka di kota baru, memastikan inklusivitas dan dampak sosial yang nyata.

Teknologi juga berperan penting dalam ekosistem pendidikan ini. Setiap kampus SIS dan Inspirasi di Indonesia terhubung melalui sistem digital terpadu yang memungkinkan kolaborasi kurikulum dan pemantauan kualitas secara berkesinambungan.

Ia pun memperkenalkan EFFECTOR Model — sebuah kerangka pengembangan guru berbasis riset yang dikembangkan bersama Deloitte Singapore. Model ini mengadopsi praktik terbaik dari 25 perusahaan global terkemuka dan mengidentifikasi delapan atribut utama yang menentukan efektivitas pengajaran, seperti humour dan open-mindedness.

“Kunci dari keberhasilan kami sederhana: rekrut guru dengan sikap yang benar, lalu latih keterampilannya. Di kota-kota kecil, guru kami berasal dari komunitas yang mereka layani — motivasi mereka sangat personal,” tambahnya.

Setelah melalui studi independen, Cambridge baru-baru ini menetapkan SIS dan Inspirasi Schools sebagai tolok ukur global baru untuk pendidikan internasional berkualitas, mengakui kemampuannya dalam menyeimbangkan ketegasan akademik, kesejahteraan siswa, dan keterjangkauan biaya.

Ditekankannya, dukungan kebijakan pemerintah Indonesia, terutama melalui desentralisasi pendidikan dan filosofi Kurikulum Merdeka, menjadi faktor penting dalam keberhasilan model ini.

“Kebijakan di Indonesia bukan penghalang, melainkan katalis,” jelasnya. “Pendekatan Merdeka justru mendorong kami untuk lebih transparan, inklusif, dan relevan dengan konteks lokal — yang membuat model kami bisa tumbuh dan berkelanjutan,” katanya.

Ia menjelaskan, perlunya kolaborasi yang lebih kuat antara sektor publik, swasta, dan filantropi untuk memperluas dampak pendidikan inklusif. “Pendidikan tidak bisa hanya bergantung pada satu sumber pendanaan. Gelombang baru keterjangkauan akan datang dari blended capital — perpaduan antara tujuan sosial, kebijakan pemerintah, dan investasi swasta,” paparnya.

GCG BUMN
Partisipasi SIS dan Inspirasi Schools dalam EdTech Asia Summit 2025 menegaskan reputasi mereka sebagai contoh nyata inovasi inklusif — membuktikan bahwa kualitas dan keterjangkauan bukanlah dua hal yang berlawanan, melainkan dapat berjalan beriringan ketika dirancang dengan tujuan yang jelas. (mas)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories