telkomsel halo

Tahun lalu, lebih dari separuh aplikasi di uninstall dalam 30 hari

18:58:06 | 06 Feb 2021
Tahun lalu, lebih dari separuh aplikasi di uninstall dalam 30 hari
Pengguna Ponsel (Ilustrasi)
JAKARTA (IndoTelko) - Pemimpin di bidang  attribution  dan analitik  mobile marketing global, AppsFlayer menyebutkan selama tahun 2020 lebih dari separuh aplikasi yang diunduh (53%) langsung di-uninstall dalam kurun waktu 30 hari pertama sejak pengunduhan.

Hal ini terangkum dalam laporan  The Uninstall Threat: 2020 app uninstall benchmarks yang menganalisis data 8 miliar penginstalan aplikasi selama periode Januari - November 2020, dengan cakupan 3.000 aplikasi yang memiliki sedikitnya 2.000 penginstalan non-organik dalam sebulan di wilayah Eropa, Amerika Latin, dan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Vietnam.

Disebutkan President dan Managing Director, AppsFlyer APAC, Ronen Mense, tahun 2020 menjadi tahun yang menantang bagi para  marketer.  Menurutnya, situasi pandemi yang membuat banyak orang harus beraktivitas di rumah dan lebih sering menggunakan perangkat  mobile mereka membuat para  marketer harus mencari cara untuk tetap mempertahankan pengguna mereka.

“Laporan  Uninstall  AppsFlyer ini setidaknya dapat memberikan pemahaman bagi para marketer untuk secara aktif mengukur dan mengoptimalkan berbagai metrik, selain juga meningkatkan kesadaran di antara mereka yang sebelumnya tidak menaruh perhatian terhadap hal ini. Sulitnya tingkat retensi pengguna di zaman sekarang ini membuat para marketer harus memanfaatkan informasi ini untuk lebih mendukung strategi pemasaran mereka,” jelas Mense.

Indonesia sendiri merupakan negara yang tergolong tinggi dalam tingkat  uninstall dengan rerata 59% aplikasi di- uninstall  dalam kurun waktu 30 hari setelah pengunduhannya pada Oktober 2020. Kategori aplikasi non gim yang memiliki tingkat  uninstall  paling signifikan adalah aplikasi kategori  Social  (64,4%)  dan  Finance  (59,6%) untuk install organik.

Ini sejalan dengan tren  uninstall  yang relatif lebih tinggi di pasar berkembang lainnya seperti Brazil dan India yang mencapai 56% atau lebih tinggi 33% dari pasar negara maju seperti AS, Inggris, Jepang, Korea, Prancis dan Jerman.

Menurut  Laporan Riding the Digital Wave rilisan Facebook & Bain Company, ada sekitar 310 juta pengguna digital pada akhir 2020 dengan proyeksi tingkat belanja  online yang tumbuh 320% pada periode 2019-2025 atau lebih cepat dari pertumbuhan populasi di kawasan. Dengan begitu, ruang digital yang kompetitif akan menjadi semakin tangguh sehingga para marketer dituntut untuk berjuang dalam mempertahankan pelanggan mereka serta menghadapi tren peningkatan  uninstall  aplikasi.

Pandemi global telah menyebabkan kenaikan tingkat aplikasi yang sudah tinggi sebesar 10% dan kurang lebih 1 dari setiap 2 aplikasi  di-uninstall dalam waktu 30 hari setelah diunduh. Uniknya, tingkat uninstall di perangkat Android ternyata dua kali lebih besar dari perangkat iOS.

Kesenjangan terbesar di antara platform terlihat di Indonesia, dengan perbandingan tingkat uninstall  sebesar 64% untuk perangkat Android sementara perangkat iOS hanya 25%. Hal ini disebabkan oleh kapasitas rerata ruang penyimpanan yang lebih kecil dari perangkat Android, yang banyak dimiliki oleh sebagian besar masyarakat yang hanya membutuhkan fitur mendasar dari telepon pintar mereka. Berdasarkan Indonesia’s App Marketing Report 2020 perangkat Android menguasai 90,05% dari pangsa pasar telepon pintar di Indonesia.

Laporan  Uninstalls  AppsFlyer menyebutkan rerata anggaran  marketing yang terbuang akibat tingkat  uninstall secara global bernilai 57 ribu dolar AS (sekitar Rp800 juta) perbulan per aplikasi pada 2020 atau meningkat 70% dari tahun 2019. Setelah musim liburan Januari 2020, ketat diterapkan pada Maret 2020.

Dengan banyak orang menghabiskan waktu di rumah, lockdown  ketat yang diterapkan membuat banyak orang beralih ke perangkat mobile mereka sehingga para marketer harus menjalankan kampanye lebih agresif .

“Ketika persaingan meningkat, anggaran  marketing harus dipastikan tidak terbuang sia-sia. Marketer aplikasi harus mengukur tingkat  uninstall mereka dan memahami kapan, kenapa dan dari sumber mana  uninstaller berasal,” jelas Mense. 

Karenanya, Mense menambahkan, marketer bisa mencegah uninstall dengan menggunakan semua kanal, mendorong retargeting untuk menjaga aplikasi mereka menjadi perhatian utama para penggunanya. Retargeting adalah pendekatan kunci untuk meningkatkan profitabilitas dan nilai umur sebuah aplikasi. (sg)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year