telkomsel halo

Axiata dan Ooredoo Telah Habiskan Rp 78,7 triliun di Indonesia

07:53:31 | 10 Feb 2014
Axiata dan Ooredoo Telah Habiskan Rp 78,7 triliun di Indonesia
Ilustrasi (Dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Dua pemain besar di Asia mengaku telah menggelontorkan dana puluhan triliun rupiah demi membesarkan anak usahanya di Indonesia.

Kedua pemain itu adalah Axiata dan Qatar Telecom atau Ooredoo. Axiata memiliki sekitar 66,5% saham di PT XL Axiata Tbk (XL), sementara Ooredoo menguasai 65% saham Indosat.

XL diperkirakan selama periode 2007-2012 telah berinvestasi membangun jaringan sekitar Rp 47 triliun, sementara Ooredoo sekitar US$ 2,6 miliar atau setara Rp 31,7 triliun.

“Lima tahun terakhir ini kami agresif. Ada investasi sekitar Rp 47 triliun digunakan untuk menyediakan  sekitar 40 ribu BTS, dimana 20 ribu BTS itu berada di kecamatan, itu melebihi dari permintaan lisensi modern,” tegas Presiden Direktur XL Axiata Hasnul Suhaimi, kemarin.

Chief Commercial Officer Ooredoo Cynthia Gordon menegaskan, perseroan tetap berkomitmen melakukan investasi di Indonesia.  “Kita investasi lima atau empat tahun belakangan ini sekitar US$ 2,6 miliar untuk membangun jaringan Indosat,” katanya.

Sekadar catatan, Ooredoo menjadi penguasa mayoritas di Indosat setelah mengakuisisi  40,8% saham milik Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd (ST Telemedia) senilai US$ 1,8 miliar pada 2008.

Dalam laporan keuangan Ooredoo hingga kuartal ketiga 2013 dari total belanja modal US$1,6 miliar sebanyak 38% dialokasikan untuk Indosat. Kinerja Indosat sendiri mewakili 26% pendapatan dan 60% pelanggan Ooredoo.   

Sedangkan aksi Axiata menguasai XL berawal pada 2004 kala Telekom Malaysia (TM) melakukan akuisisi pertama terhadap PT Excelcomindo Pratama seharga US$314 juta setelah perusahaan asal Malaysia itu mengambilalih 27,3% saham Verizon Communications AS dan Mitsui & Co.

XL sendiri memiliki kontribusi penting bagi Axiata dimana menyumbang pendapatan sebesar 36% dan EBITDA 37% bagi perusahaan asal Malaysia itu.

Indonesia yang memiliki penduduk diatas 200 juta jiwa memang menjadi pasar yang penting bagi pemain global. Tidak hanya efektif meningkatkan pendapatan, tetapi juga gengsi karena bisa bermain di salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tinggi di dunia.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year