telkomsel halo

Keamanan siber belum menjadi perhatian utama di Asia Pasifik

11:31:53 | 25 Okt 2017
Keamanan siber belum menjadi perhatian utama di Asia Pasifik
JAKARTA (IndoTelko) - Survei Fortinet mengungkapkan hampir setengah dari pengambil keputusan Teknologi Informasi (TI) di Asia Pasifik percaya bahwa anggota dewan masih tidak memperlakukan keamanan siber sebagai prioritas utama.

Senior executive vice president, worldwide sales and support di Fortinet Patrice Perche mengungkapkan selama bertahun-tahun keamanan cyber telah menjadi investasi utama bagi organisasi, dengan semakin banyak C-level executive yang mempertimbangkannya sebagai bagian dari strategi IT mereka yang semakin luas.

Sekarang, seiring organisasi merangkul transformasi digital dan beralih ke teknologi seperti cloud, keamanan cyber bukan lagi sekedar investasi IT tapi juga keputusan bisnis yang strategis.

“Dalam ekonomi digital saat ini, saya berharap tren yang telah kita lihat di tingkat dewan untuk mempercepat keamanan diperlakukan sebagai prioritas utama dalam perluasan strategi manajemen risiko organisasi. Dengan melakukannya, perusahaan akan berada pada posisi yang lebih baik agar berhasil dalam usaha transformasi digital mereka,” katanya.

Penelitian mengungkapkan meski serangan cyber tingkat tinggi terus terjadi, hampir setengah dari para
IT decision makers (ITDMs) di 250 lebih organisasi dengan karyawan di Asia Pasifik masih percaya bahwa para business executive tidak membuat keamanan cyber cukup signifikan untuk dijadikan prioritas ataupun fokus. Namun, banyak profesional IT percaya bahwa transisi ke cloud sebagai bagian dari tranformasi digital organisasi pada gilirannya akan membuat peningkatan prioritas keamanan.

Anggota Dewan tidak memperlakukan keamanan cyber sebagai prioritas utama: 44% dari para IT Decision Makers (ITDMs) di APAC percaya bahwa keamanan IT masih bukan merupakan prioritas diskusi utama dalam dewan pengurus.

Tampaknya ini tidak mempengaruhi anggaran karena 64% perusahaan menyatakan bahwa mereka membelanjakan lebih dari 10% anggaran IT untuk keamanan, yang termasuk investasi tinggi. 73% responden yang disurvei mengatakan bahwa anggaran keamanan IT mereka telah meningkat dari tahun sebelumnya.

Sekarang, pembuat keputusan IT merasa yakin bahwa keamanan cyber harus menjadi prioritas utama manajemen dengan 79% responden mengatakan bahwa dewan tersebut benar-benar harus menempatkan keamanan IT di bawah pengawasan yang lebih luas.

Tiga pendorong utama untuk keamanan cyber menjadi prioritas utama:

• Peningkatan pelanggaran keamanan dan serangan cyber global : Dalam 2 tahun terakhir, 86% bisnis APAC telah mengalami pelanggaran keamanan, dengan vektor yang paling sering adalah malware dan ransomware untuk 48% responden. 58% ITDMs mengatakan telah terjadi peningkatan fokus pada keamanan IT menyusul serangan cyber global, seperti WannaCry. Skala dan profil serangan cyber membuat keamanan menjadi perhatian dewan direksi. Kemanan bukan lagi sekedar diskusi departemen IT.

• Peningkatan tekanan dari regulator: 37% responden melaporkan bahwa pendorong penting lainnya selain kesadaran dewan adalah proliferasi peraturan. Dengan ancaman denda besar, seperti kepatuhan (GDPR) mendatang untuk data Eropa, sekarang dewan mendapat mandat untuk mengambil bunga.

• Transisi ke cloud sebagai katalis untuk prioritas keamanan: Saat organisasi melihat migrasi ke cloud sebagai bagian dari transformasi digital, 80% ITDMs di APAC percaya bahwa keamanan cloud telah menjadi hal yang perlu ditingkatkan-bersamaan dengan investasi keamanan pendukungnya- telah menjadi prioritas utama untuk dewan. Sebagai hasilnya, lebih dari setengah yang telah disurvei (55%) merencanakan investasi untuk keamanan cloud dalam 12 bulan ke depan.(wn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year