telkomsel halo

Telkom Tak Masuk Short List Bidder

Arab Saudi Banderol Lisensi MVNO Rp 13,039 miliar

13:59:18 | 31 May 2013
Arab Saudi Banderol Lisensi MVNO Rp 13,039 miliar
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – Komisi Komunikasi dan Informasi Teknologi Arab Saudi atau The Communications and Information Technology Commission (CITC) membanderol satu lisensi Mobile Virtual Network Operator (MVNO) yang dilepas pada tahun ini senilai US$ 1,33 juta atau setara Rp 13,039 miliar.

Tak hanya harus membayar lisensi di tahun pertama, sebanyak 15% dari pendapatan usaha nantinya juga harus dibayarkan ke regulator setelah beroperasi. Belum lagi untuk  pembayaran lisensi tahunan dihitung dari 1% pendapatan usaha pemain MVNO.
   
Dalam situs resmi CITC disebutkan regulator akan melepas tiga lisensi MVNO yang diperkirakan akan diumumkan tiga bulan mendatang.

Pada 11 Mei lalu melalui CITC mengumumkan lima kandidat yang lolos untuk merebut lisensi MVNO yakni konsorsium yakni Axiom Mobile,  Virgin Mobile Saudi Consortium, Jawraa Consortium Lebara, FastNet Consortium, dan  Safari Consortium.

Kabar beredar menyatakan  Virgin Mobile akan menggandeng Saudi Telecom Company (STC),  sementara  Axiom melirik jaringan milik Zain.

Hal yang menjadi pertanyaan adalah nama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) yang tengah membidik pasar Arab Saudi dengan model bisnis MVNO tak terdaftar dalam short list bidder di situs CITC.
 
Padahal, Direktur Utama Telkom Arief Yahya usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)  belum lama ini mengungkapkan, Arab Saudi salah satu negara yang dibidik karena  terdapat 1 juta warga negara Indonesia di sana.

Untuk kerja sama ekspansi di Arab Saudi, perseroan kemungkinan menggandeng satu dari tiga operator telekomunikasi di Arab Saudi, yakni Mobily, Zain, atau STC.

"Operator yang paling tinggi memberikan benefit terbesar adalah operator yang  kami prospek. Sekarang masih paralel di sana. Kalau tidak  salah, mereka akan mengumumkan skema MVNO pada Mei. Kami tunggu inisiatif mereka," ungkap Pria yang akrab disapa AY itu.

CITC sendiri dalam situsnya menyatakan kandidat yang lolos akan dievaluasi sebelum mendapatkan lisensi. Operator telekomunikasi eksisting di Arab Saudi diharuskan nantinya bekerjasama dengan satu MVNO guna menyelenggarakan layanan seluler atau data.

Pemberian lisensi MVNO ini dianggap sebagai bagian dari liberalisasi terhadap industri telekomunikasi di negeri Arab Saudi. Di Timur Tengah, Arab Saudi menjadi negara ketiga yang mengadopsi MVNO setelah Oman dan Yordania.(ct)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year