telkomsel halo

Proyek Serat Optik di India Tanpa Huawei dan ZTE

15:23:09 | 29 Jan 2013
 Proyek Serat Optik di India Tanpa Huawei dan ZTE
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (indotelko) – Pemerintah India mengambil langkah drastis untuk pembangunan kabel optik nasional bagi area rural yang menelan investasi sekitar  US$3.9 miliar atau setara  Rp 37.7 triliun.

Seperti dikutip dari ZDNet, Departemen Telekomunikasi India (India Department of Telecommunications/DoT)  menegaskan untuk proyek pengadaan serat optik ke area rural itu yang digunakan adalah 100% vendor lokal.

Tidak ada ruang bagi vendor asing berpartisipasi, khususnya Huawei Technologies dan ZTE.

Keputusan yang diambil oleh Departemen Telekomunikasi India tak bisa dilepaskan setelah badan riset teknologi milik pemerintah menyarankan  Huawei Technologies  dan  ZTE tidak diijinkan mengikuti tender proyek itu.
 
Pada November 2012 lalu, dalam memo internalnya ke  Menteri Telekomunikasi  R Chandrasekhar, badan riset  teknologi India menyarankan  Huawei dan ZTE tidak dilibatkan dalam proyek-proyek pemerintah yang sensitive setelah adanya hasil temuan dari kongres Amerika Serikat yang menyatakan kedua perusahaan memiliki hubungan dengan militer China.

Saat ini  vendor yang telah mengantongi sertifikat “halal” dan bisa mengikuti tender itu  adalah Himachal Futuristic Communications (HFCL), ITI, Tejas Networks, Center for Development of Telematics (C-DoT), VMC Systems, Prithvi Infosystems, Sai Systems, United Telecoms, dan SM Creative.

Untuk diketahui, Huawei dan ZTE telah berulang kali membantah hasil laporan dari komite Intelijen AS  sejak keluar Oktober lalu.

Huawei India  menegaskan selalu mematuhi aturan yang berlaku di negeri itu dan menjadi vendor pertama yang menandatangani komitmen terkait masalah keamanan.

Pada 2010, Huawei bahkan berani berbagi kode untuk diperiksa oleh pakar yang ditunjuk pemerintah India.
Huawei juga menyetujui konsesi aksi pemerintah India yang sempat melarang penggunaan peralatan dari vendor China di awal tahun, walau akhirnya larangan itu dicabut dua bulan kemudian.

Hasil investigasi dari Komite Intelijen AS bentukan parlemen negara tersebut menyarankan perusahaan-perusahaan di negara tersebut untuk menghindari bekerjasama dengan Huawei dan ZTE.

Laporan dari komite itu juga menyarankan setiap aksi korporasi yang melibatkan kedua vendor tersebut baik itu akuisisi, pengambilalihan, atau merger harus di blokir oleh regulator setempat.

Dalam laporan itu juga disarankan peralatan atau sistem teknoogi informasi dan komunikasi dari pemerintah AS tidak menggunakan peralatan dari Huawei atau ZTE.

Namun, dalam laporan itu tidak  menyebutkan adanya bukti tentang keterlibatan kedua vendor itu terhadap  pemerintah atau militer China.

Pemerintah China sendiri menolak tudingan keras tersebut dan meminta AS untuk memisahkan isu politik dengan ekonomi.

Berdasarkan catatan, Huawei Technologies berhasil mendapatkan omzet sebesar US$ 35,4 miliar pada tahun 2012 atau naik 8% dibandingkan pencapaian 2011. Penopang pendapatan perseroan selama 2012 adalah dari pasar di luar China.   

Di Indonesia, Huawei  jelang tutup tahun lalu juga mengalami masalah dimana para karyawan PT Huawei Tech Investment (HTI) yang tergabung dalam Serikat Pekerja Huawei Tech Investment (Sehati) melakukan mogok kerja pada Kamis-Jumaat (29-30 November 2012).

Salah satu pemicu mogok kerja adalah terlalu banyaknya tenaga kerja asal China yang dibawa ke Indonesia sehingga ada kesenjangan kesejahteraan. (ak)


 

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year