telkomsel halo

MSSP berikan efisiensi, solusi kesenjangan talenta TI

10:24:00 | 30 Jan 2023
MSSP berikan efisiensi, solusi kesenjangan talenta TI
JAKARTA (IndoTelko) - Kaspersky, perusahaan keamanan siber global mengungkapkan lanskap Penyedia Layanan Keamanan Terkelola (MSSP/ Managed Security Service Provider) di wilayah tersebut, khususnya manfaat utama yang diperoleh UMKM dan perusahaan lokal dari model outsourcing tersebut.

Para ahli memperkirakan pertumbuhan yang stabil dari pasar Penyedia Layanan Keamanan Terkelola di Asia Tenggara di tahun-tahun mendatang karena dorongan kolektif di kawasan tersebut dalam menuju inisiatif transformasi digital di seluruh negara.

Dalam laporan ekonomi keamanan TI Kaspersky teranyarnya, bisnis di wilayah ini mengalihdayakan (outsource) fungsi keamanan ke MSSP terutama untuk mencapai efisiensi dalam memberikan solusi keamanan (73,9%), untuk mengatasi kekurangan atau kekurangan karyawan TI (57,9%), dan untuk memenuhi persyaratan dalam keahlian keamanan khusus (55,8%).

Laporan ini mencakup 26 negara di semua pasar B2B utama Kaspersky. Perusahaan dengan berbagai ukuran, dari UMKM dengan jumlah karyawan mulai dari 50 orang, hingga perusahaan besar dimasukkan.

Total 3.230 wawancara diselesaikan secara total, dengan 1.915 dikumpulkan dari bisnis dengan 50 hingga 999 karyawan. Pekerjaan lapangan diselesaikan pada September 2022.

General Manager untuk Asia Tenggara Yeo Siang Tiong, berkomentar, Asia Tenggara tetap memiliki lanskap ekonomi digital dengan pertumbuhan tercepat di kawasan Asia Pasifik. "Pemerintah di sini telah mengambil langkah berani untuk mendukung upaya digitalisasi lokal dan juga meningkatkan kemampuan perlindungan data serta keamanan siber negara. Karena bisnis lokal di sini merangkul transformasi digital, hal itu sejalan dengan kebutuhan solusi keamanan siber yang komprehensif dan talenta yang tepat untuk mengelola pertahanan mereka," katanya.

Sedangkan Asia Pasifik terus mengembangkan tenaga kerja keamanan sibernya, sebuah studi terbaru mencatat kesenjangan sebanyak 2,1 juta staf keamanan lokal yang sangat dibutuhkan di wilayah tersebut. Upaya kawasan Asia Tenggara untuk melakukan digitalisasi juga telah tertunda karena kurangnya pakar keamanan siber dengan keahlian yang tepat untuk memerangi ancaman siber canggih.

"Kami telah secara aktif bermitra dengan universitas lokal untuk memberikan pelatihan dan lokakarya guna meningkatkan keterampilan siswa dan memastikan kurikulum mereka dapat memenuhi tuntutan industri saat ini. Namun, butuh waktu bertahun-tahun bagi para siswa untuk menjadi profesional keamanan siber. Inilah sebabnya mengapa melibatkan penyedia layanan keamanan terkelola yang andal dapat memastikan bahwa perusahaan akan memiliki talenta keamanan tepat dan solusi yang efektif. Ini adalah cara yang efisien untuk melakukan outsourcing apabila mitra Anda melibatkan perusahaan keamanan siber dengan keahlian yang telah terbukti dalam deteksi ancaman, respons, dan intelijen ancaman," tambahnya. (ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year