telkomsel halo

Pemulihan ekonomi paska pandemi, CTI Group Dorong Kontribusi Industri TIK

03:44:00 | 15 Sep 2021
Pemulihan ekonomi paska pandemi, CTI Group Dorong Kontribusi Industri TIK
JAKARTA (IndoTelko) - Masih terjadinya ketimpangan infrastruktur digital antar daerah, serta  kesiapan sumber daya manusia di semua lini masih akan menjadi tantangan serius bagi Indonesia untuk terus mendorong kontribusi positif teknologi informasi dan komunikasi dalam pemulihan perekonomian paska pandemi Covid 19. 
 
Ini lah yang menjadi pembahasan para panelis dalam Executive Gathering Golden Circle Club 2021 yang diselenggarakan oleh PT Computrade Technology International (CTI Group), penyedia solusi infrastruktur teknologi informasi (TI), dan dihadiri para pelaku industri dibidang TIK, khususnya System Integrator dan Independent Software Vendor yang menjadi mitra bisnis CTI Group dari seluruh Indonesia. 
 
Diskusi yang mengambil tema “Laying Digital in The Heart of Economic Recovery”, diselenggarakan secara online dan menghadirkan sejumlah panelis antara lain : Staf Khusus Menteri Keuangan (Yustinus Prastowo), Consulting Leader PT Ernst & Young Indonesia (Hendra Godjali), dan Ekonom INDEF (Nailul Huda). 
 
Dalam laporan Indonesia Economic Prospect (“Boosting the Recovery”) dari World Bank, perekonomian Indonesia di proyeksikan akan melambung dari resesi tahun 2020 dengan angka pertumbuhan sebesar 4.4 persen di 2021. Optimisme ini bisa terwujudkan apabila pandemi semakin tertangani dan kondisi perekonomian global membaik. 
 
Pandemi membuat masyarakat terdorong untuk menggunakan layanan digital terutama dalam menggunakan aplikasi untuk melakukan transaksi jual-beli tanpa perlu kontak langsung. Perubahan gaya masyarakat seperti ini berdampak pada peningkatan perekonomian digital, dimana ekonomi digital Indonesia, terus mengalami pertumbuhan yang signifikan dari tahun ke tahun. 
 
Hasil riset dan penelitian yang dilakukan Google, Temasek, dan Bain & Company (2020), pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia diperkirakan akan mencapai US$124 miliar pada 2025.
 
Menurut Nailu Huda, masih ada ketimpangan digital di Indonesia yang perlu menjadi perhatian bagi masyarakat terutama para pelaku industry IT. Pertama adalah aspek infrastruktur, terlepas dari tingkat penetrasi Internet yang meningkat pesat, Indonesia hanya menempati peringkat ke-57 dari 100 negara dalam indeks Internet Economist Intelligence Unit berdasarkan skor gabungannya pada ketersediaan, keterjangkauan, relevansi, dan kesiapan Internet. 
 
Kedua adalah aspek human capital, atau SDM yang unggul terhadap teknologi digital. Presiden Joko Widodo mengungkapkan untuk mempercepat ekonomi digital, Indonesia membutuhkan sekitar 9 juta individu untuk berperan sebagai “bakat digital”. Sebagai pelaku industri yang bisa dilakukan adalah membagi informasi dan keahlian digital kepada para pelaku bisnis baik dari skala perusahaan sampai usaha mikro kecil menengah (UMKM). 
 
Lalu, aspek yang ketiga adalah masalah penggunaan. Menurut data dari INDEF, sektor ekonomi digital masih menguntungkan pihak-pihak masyarakat pulau Jawa dengan peningkatan jumlah e-commerce dan fintech. 
 
“Data terakhir, masyarakat yang menggunakan fintech itu biayanya disalurkan ke masyarakat di pulau Jawa, bahkan ada yang di luar pulau Jawa kontribusinya cuma 1 persen. Oleh karen itu kesenjangan digital perlu diturunkan terlebih dahulu, sehingga transformasi dan ekosistem digital itu berkembang secara optimal. Tanpa adanya perbaikan digital divide, pembangunan ekosistem yang dijalankan pemerintah itu tidak bisa optimal,” jelas Huda. 
 
Peran pelaku IT sangat penting dalam memengaruhi ekonomi digital Indonesia untuk pengembangan kapasitas teknologi informasi, dan komunikasi (TIK) perlu didukung dan dipertahankan. Salah satunya adalah mempercepat transformasi digital dengan mendorong adopsi teknologi meliputi jaringan, data, perangkat, penyimpanan serta keamanan. 
 
Sementara itu, Presiden Direktur CTI Group, Rachmat Gunawan mengatakan, sebagai penyedia solusi teknologi, informasi dan komunikasi di Indonesia, CTI Group bersemangat dalam mengajak para pelaku industri dan komunitas untuk bersama-sama meningkatkan inklusi teknologi digital terdepan seperti AI, Machine Learning, Big Data Analytics, dan Cloud. "Kami juga terus mendorong inovasi dalam mengelola disrupsi yang sedang terjadi dan memaksimalkan manfaat dari ekonomi digital yang terus tumbuh saat ini,” jelasnya.
 
Hal ini pun sejalan dengan fokus pemerintah terhadap percepatan transformasi digital Indonesia, melihat Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022, Pemerintah siap menggelontorkan sebesar Rp27,4 triliun untuk optimalisasi sektor TIK. 
 
Sedangkan panelis lainnya, Yustinus Prastowo mengatakan, tahun depan, sektor infrastruktur dasar termasuk digital telah masuk kedalam 6 fokus utama dalam kebijakan APBN 2022 sesuai yang disampaikan Pak Presiden Joko Widodo. "Mudah-mudahan dengan perhatian yang semakin besar, alokasi yang semakin tinggi, disertai dengan penyerapan yang baik dan outcome yang terukur kita bisa bertransformasi,” katanya.
 
Dijelaskannya, sektor digital itu sendiri juga memiliki 3 fokus yang utama, pertama fokusnya tetap ke penanganan Covid-19 dimana industri farmasi dan layanan faskes itu membutuhkan dukungan teknologi yang baik sehingga lebih siap dalam rangka memastikan pasokan yang tersedia, kebutuhan dan supply chain yang terintegrasi. Lalu kedua fokus pada SDM yang harus disiapkan dan ketiga yaitu konektivitas dalam artian diperlukan integrasi antara pemerintah daerah dan pusat. 
 
CTI Group sendiri terus menjaga komitmennya untuk tumbuh bersama mitra bisnisnya, melalui penyediaan infrastruktur IT baik hardware dan software dengan dukungan lengkap mulai dengan fasilitas CTI Technology Center, tenaga ahli (engineer), layanan Customer Response Center 24/7, menyediakan managed security service provider (MSSP) serta edukasi dan training kepada profesional TI hingga rangkaian portfolio teknologi terkini yang didistribusikan oleh anak perusahaan CTI Group. (sg)
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year