telkomsel halo

Dengan OpenShift Versi Terbaru, Red Hat perluas Peluang Beban Kerja di Hybrid Cloud

14:48:14 | 09 Jul 2021
Dengan OpenShift Versi Terbaru, Red Hat perluas Peluang Beban Kerja di Hybrid Cloud
JAKARTA (IndoTelko) - Penyedia solusi open source Red Hat, Inc baru-baru ini mengumumkan Red Hat OpenShift 4.8, versi terbaru platform Kubernetes enterprise terdepan di industri. Menyediakan fondasi kuat untuk mengembangkan dan menghubungkan berbagai beban kerja yang berbeda di hybrid cloud, Red Hat OpenShift 4.8, membantu organisasi/perusahaan mengakselerasi penciptaan aplikasi cloud-native baru tanpa mengabaikan lingkungan dan investasi IT yang sudah ada.
 
Saat perusahaan mengembangkan lanskap aplikasi untuk memenuhi kebutuhan yang terus berevolusi, platform cloud Kubernetes tidak hanya harus menjangkau semua jejak infrastruktur hybrid cloud terbuka, namun juga berbagai beban kerja dan aplikasi yang berjalan di fondasi ini. 
 
Dalam penelitian terbaru yang disponsori Red Hat dan dilakukan oleh Pulse lebih jauh lagi memperluas kebutuhan ini, dengan survei yang menyoroti tren perkembangan dalam penggunaan aplikasi di Kubernetes. 
 
Berbagai beban kerja berbeda di container dan Kubernetes dilaporkan responden, meliputi  : databases atau data cache, data ingestion, cleansing dan analitik data, logging dan pengawasan,  server web dan aplikasi, software Artificial Intelligence dan Machine Learning, aplikasi khusus berbasis framework Java dan Microsoft .NET 
 
Para pelanggan terus menciptakan ruang untuk inovasi pasar, Red Hat OpenShift 4.8 menyediakan fondasi umum bagi organisasi/perusahaan agar lebih konsisten dalam mengembangkan, menggelar dan menjalankan gabungan aplikasi dan layanan yang bersifat hybrid.
 
Berbagai organisasi di dunia termasuk AXA France, Bao-zun, Türkiye İş Bankası dan WorldPay from FIS beralih ke Red Hat OpenShift untuk menjalankan beban kerja yang berbeda-beda, mulai dari analitik data modern dan AI/ML, hingga memodernisasi aplikasi tradisional yang dikembangkan di framework Java dan .NET. Lebih jauh lagi, rilis terbaru Red Hat OpenShift membantu mengakselerasi pengembangan dan menjalankan gabungan aplikasi di seluruh hybrid cloud. 
 
Red Hat OpenShift 4.8, berbasis Kubernetes 1.21 dan runtime interface CRI-O 1.21 semakin menyederhanakan pengalaman pengembang ketika membantu memperluas jenis-jenis penggunaan dan peluang beban kerja di berbagai industri. 
 
Berbagai fitur dan peningkatan baru yang dimaksud di antaranya : 
 
1. Dukungan stack ganda IPv6/IPv4 dan stack tunggal IPv6 memberikan aplikasi interoperabilitas dan komunikasi untuk lingkungan dengan menggunakan IPv6 selain IPv4 seperti di Cloud-Native Network Functions untuk telekomunikasi, dan dinas pemerintah di dunia yang membutuhkan dukungan IPv6. Kemampuan ini membantu memberikan keamanan tambahan untuk aplikasi termasuk kepatuhan terhadap peraturan. 
 
2. OpenShift Pipelines kini memungkinkan pengguna untuk secara deklaratif mendefinisikan, menerjemahkan, dan menelusuri perubahan di pipelines penyediaan aplikasi mereka bersama dengan kode sumber aplikasi mereka di repositori atau tempat penyimpanan Git. Dengan melakukan hal ini, pengembang bisa mengandalkan alur kerja Git untuk mengotomasi penggelaran CI/CD pipelines mereka, mengubah kode menjadi fitur-fitur dengan lebih cepat dan lebih aman bagi bisnis. Pengembang bisa mengandalkan alur kerja Git untuk mengelola pipelines mereka dan meninggalkan jejak audit saat Git berkomitmen ketika pipelines secara kolaboratif diperbarui di sepanjang siklus hidupnya.
 
3. Peningkatan pengalaman pengembang dalam konsol OpenShift, termasuk kemampuan bagi pengembang Spring Boot untuk menulis kode dan menjalankan uji coba secara lokal sebelum membagi kode tersebut secara lebih luas. Selain itu, untuk lebih meningkatkan pengembangan dengan Serverless, Red Hat OpenShift 4.8 memberikan opsi scaling bagi konsol pengembang. 
 
4. Kemampuan fungsi OpenShift Serverless memungkinkan pengembang untuk menciptakan dan menjalankan fungsi, berdasarkan permintaan, pada OpenShift. Tersedia sebagai pratinjau teknologi, fungsi OpenShift Serverless membantu menyederhanakan, mengotomasi dan mempercepat pengembangan aplikasi dan operasi, menghilangkan beban pengadaan dan penskalaan infrastruktur manual. 
 
5. Sandboxed container OpenShift, yang didasarkan pada proyek open source Kata Containers, memberikan container runtime yang lebih aman menggunakan mesin virtual ringan. Tersedia sebagai pratinjau teknologi, ini menambah kemampuan bagi beban kerja spesifik yang membutuhkan keamanan aplikasi yang sangat ketat. Pada saat mayoritas aplikasi dan layanan dilindungi oleh fitur keamanan kuat dari container Linux, container sandbox memberikan lapisan tambahan pemisahan yang ideal untuk tugas-tugas yang sifatnya sangat penting, seperti beban kerja khusus atau saat menjalankan kode yang tidak terpercaya.
 
Red Hat menyaksikan pertumbuhan jumlah beban kerja mitra Independent Software Vendor (ISV) yang dijalankan di Red Hat OpenShift. Menurut survei yang dilakukan oleh Pulse, 63% dari responden menjalankan gabungan dari ISV dan beban kerja khusus, atau hanya beban kerja ISV pada container dan Kubernetes.
 
Red Hat memperluas Red Hat OpenShift Certification untuk mendukung beban kerja yang lebih bervariasi di platform Kubernetes enterprise yang terdepan dalam industri. Mitra Red Hat kini bisa memungkinkan dan mensertifikasi solusi software di OpenShift melalui Operators atau grafik Helm. Dengan sertifikasi yang ditingkatkan ini, para mitra bisa dengan lebih mudah memanfaatkan teknologi Kubernetes untuk mengelola dan menskalakan pemanfaatan software.
 
Ekosistem OpenShift tersertifikasi dengan Kubernetes Operators dan sertifikasi Helm, kini memiliki 150 solusi mitra dengan Operators tersertifikasi baru-baru ini, di antaranya: Intel OpenVINO Model Server dan OpenNESS, Ionir platform data container-native untuk Kubernetes, penyimpanan objek hybrid cloud MinIO, layanan database cloud MongoDB Atlas dan grafik Helm tersertifikasi untuk HashiCorp Vault. Ekosistem terintegrasi ini membantu memberdayakan organisasi-organisasi dengan solusi yang bekerja berdampingan dengan OpenShift dan menjawab spektrum luas kebutuhan cloud, termasuk database, alat AI/ML, application runtime, alat pengembang, penyimpanan, jaringan, keamanan, pengawasan dan logging, serta banyak lagi. 
 
Red Hat Services menyediakan keahlian pengembangan aplikasi dan pengalaman di lapangan yang sudah terbukti untuk membantu organisasi menavigasi kompleksitas dalam membangun aplikasi hybrid modern dan skalabel. 
 
Dikatakan Vice President dan General Manager, Cloud Platforms, Red Hat, 
Joe Fernandes, Red Hat memahami bahwa tidak ada dua aplikasi yang sama dan setiap aplikasi memiliki kebutuhan yang unik. Red Hat OpenShift dirancang untuk mendukung organisasi terlepas dari jenis beban kerja atau letak aplikasi tersebut di hybrid cloud. 
 
"Dengan Red Hat OpenShift 4.8, kami memajukan visi tersebut dengan memudahkan organisasi menjalankan berbagai beban kerja, mulai dari aplikasi cerdas data, hingga aplikasi tradisional penting yang digarap oleh tim untuk dimodernisasi," katanya.
 
Sedangkan Cloud Solution Architect AXA France, Pierre-Henri Gache, pihaknya menggunakan Red Hat OpenShift untuk menggelar model AI/ML besar yang mengotomasi proses berlangganan kontrak Axa, yang sebelumnya dilakukan secara manual dan rentan terjadi kesalahan. "Kami menggunakan layanan PaaS dari AXA Group Operations yang disebut OpenPaas, superset dari OpenShift, yang memudahkan dalam menggunakan OpenShift sesuai dengan peraturan keamanan AXA. Kami bisa mengembangkan model AI/ML yang secara otomatis memindai dan memvalidasi dokumen dan meningkatkan kepuasan klien. Selain itu, kami menggunakan GitOps untuk mengotomasi penggelaran dan itu membantu kami untuk melakukan hingga 10 penggelaran dalam sehari,” jelas Gache. 
 
Sementara, Operation and maintenance director Baozun Yi Jun, mengungkapkan,  pihaknya  menggunakan Red Hat OpenShift untuk mendukung operasi sejumlah sistem bisnis kunci, termasuk layanan online, pemasaran digital, operasi e-commerce, layanan pergudangan dan logistik, serta layanan pelanggan. 
 
"Red Hat OpenShift bisa membantu kami mengakselerasi penciptaan aplikasi cloud-native dan memberikan pelanggan pelayanan yang lebih baik. Berbasis OpenShift, platform hybrid cloud yang efisien dan mudah ditingkatkan juga sudah diciptakan untuk memenuhi kebutuhan iterasi pesat dan penyediaan sistem bisnis,” ujarnya. 
 
Pun AI Architecture Chapter Lead, Türkiye İş Bankası, Çağlar Gülşeni mengungkapkan, ia memilih Red Hat OpenShift untuk aplikasi AI nya, termasuk optimasi ATM, estimasi pendapatan, harga dan aplikasi AIOps dan NLP lain. "Untuk aplikasi-aplikasi tersebut, kami menjalankan beban kerja artificial intelligence pada OpenShift dengan lebih dari 30 aplikasi AI/ML dalam produksi. OpenShift membantu kami mengelola pipeline MLOps termasuk pengembangan, penggelaran dan pengawasan model AI. Kami memilih OpenShift karena mudah diintegrasikan dengan DevOps dan alat GitOps, serta meningkatkan kecepatan pengembangan aplikasi sehingga kami bisa memanfaatkannya dengan lebih cepat. Kami juga menggunakan OpenShift Data Foundation untuk menyimpan model kami dan data tersebut dengan lebih aman,” jelasnya. 
 
Menurut Senior Development Manager, WorldPay by FIS, Bernd Malmqvist,, untuk menjalankan aplikasi pembayaran kunci perusahaannya, penting untuk memiliki solusi yang sangat skalabel dan bisa menyediakan fitur keamanan canggih yang dibutuhkan. Red Hat OpenShift tidak hanya memenuhi syarat-syarat tersebut, namun juga menawarkan kepatuhan PCI-DSS yang disederhanakan untuk memproses pembayaran di OpenShift. "Kami sudah melihat peningkatan efisiensi dan time-to-market yang lebih baik. Kami sudah mengikuti dan mengadopsi Red Hat Operator dan model GitOps, dengan membuat operator khusus yang memungkinkan kami untuk mengotomasi manajemen klaster, sehingga menghemat waktu dan meningkatkan pelayanan mandiri untuk tim-tim produk,” katanya.
 
Diungkapkan Vice President, Global Alliances, HashiCorp, Burzin Patel, pihaknya senang bisa menjadi bagian dari ekosistem hybrid cloud Red Hat, sebagai penyedia aplikasi tersertifikasi untuk OpenShift. Grafik HashiCorp Vault Helm dengan dukungan OpenShift memungkinkan aplikasi tanpa logika bawaan Vault memanfaatkan rahasia statis dan dinamis dari Vault."Menggunakan grafik Helm memudahkan untuk menjalankan Vault di OpenShift dan memberikan Anda proses penggelaran yang bisa diulangi dalam waktu lebih lebih singkat," ujarnya.
 
Dilain pihak, VP of Partners, MongoDB, Sarah Branfman menceritakan, aplikasi cloud-native di hybrid cloud membutuhkan akses tanpa batas ke layanan database cloud. "MongoDB mengembangkan operator Kubernetes untuk MongoDB Atlas, yang kini tersertifikasi dengan Red Hat OpenShift untuk menyediakan pelanggan bersama kami cara terotomasi untuk menggelar, menjalankan dan menskalakan penggelaran cloud dan hybrid sebagai bagian dari pengembangan aplikasi dan operasi di OpenShift,” katanya.  (ak) 
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year