JAKARTA (IndoTelko) - Perusahaan
mobile attribution dan analitik marketing terkemuka di dunia, AppsFlyer, merilis laporan ramadan ketiganya, dengan menganalisis kinerja pemasaran aplikasi di kategori
Finance, Shopping, Entertainment, Food & Drink, Social and Travel dalam periode sembilan pekan pada 2020 (23 Maret - 23 Mei 2020) di sejumlah negara termasuk Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Pakistan.
Pada laporan tersebut terdata aktivitas pengunduhan aplikasi yang lebih sedikit selama periode tersebut, khususnya di kategori
Shopping, Travel, dan
Food & Drink, sejalan dengan turunnya angka belanja iklan para para
marketer.
Dikatakan President dan Managing Director AppsFlyer APAC Ronen Mense, upaya vaksinasi yang sedang dijalankan saat ini bisa mendorong
rebound (pemulihan) dalam industri
mobile marketing. "Kami melihat adanya pemulihan dalam enam bulan terakhir pada tahun 2020, dengan pendapatan iklan yang sedikit demi sedikit meningkat. Kami berharap industri ini dapat kembali bangkit pada tahun 2021,” katanya.
Ditambahkannya, pandemi membuat Ramadan tahun lalu dilalui secara berbeda, karena momen berkumpul bersama yang biasanya dilakukan setiap tahun menjadi terbatas. Hal itu juga membuat kegiatan mencari hadiah bagi keluarga dan teman-teman, berbagi resep, video, berkurang secara signifikan pada tahun lalu.
Di Tanah Air, Ramadan tahun lalu relatif lesu yang ditunjukan dengan angka Penginstalan Non-Organik (NOI) yang mengalami perlambatan akibat pembatasan sosial yang diterapkan dan aktivitas masyarakat cenderung dibatasi. Hal ini menjadikan para
marketer harus berfokus kepada aktivitas promosi besar selama periode Ramadan yang memicu tingginya tingkat
uninstall terhadap aplikasi yang dipasarkan.
Di kategori
Finance, Uninstall lebih tinggi dalam empat pekan menjelang Ramadan (60% dari total
uninstall dalam periode sembilan pekan). Angka tersebut sempat mencapai nilai -4% ketika memasuki pekan ke-4 sebelum Ramadan, namun mengalami penurunan lebih lanjut hingga -51% terjadi empat pekan selama periode Ramadan dan terus meningkat menjadi -25% setelah Ramadan.
Dalam laporan AppsFlyer ini pun menunjukkan bahwa para
marketer di Indonesia harus mempromosikan aplikasi mereka tepat sebelum awal dan akhir Ramadan, karena pada saat itulah tingkat NOI mencapai puncaknya.
Sementara, minat terhadap aplikasi
Shopping juga menurun menjelang Ramadan. Di Indonesia, peningkatan secara bertahap mulai menunjukkan perbaikan selama pekan pertama Ramadan (-46%), dengan kenaikan terbesar terjadi antara pekan kedua dan ketiga (mulai -40% hingga -15%). Sedangkan pada pekan 1 setelah Ramadan, aplikasi kategori
Shopping berada di atas negatif hingga 1%, yang berarti para
marketer aplikasi kategori
Shopping dapat mengalokasikan lebih banyak anggaran belanja iklan mereka dalam dua pekan terakhir Ramadan dan setelah Idul Fitri sekaligus terus berinvestasi ke dalam
remarketing untuk hasil yang positif.
Pun dengan aplikasi
Travel yang mencapai tingkat
uninstall dengan kisaran 60% hingga 70% sebelum dan ketika Ramadan, tetapi mengalami peningkatan ke hanya sebesar 53% seusai Ramadan. Dengan lebih banyak
user beradaptasi terhadap
new normal (kenormalan baru), tren ini kemungkinan akan pulih dan berbalik pada paruh kedua 2021 karena pelonggaran kebijakan pembatasan sosial di berbagai wilayah.
Menurut Customer Success Manager Indonesia AppsFlyer APAC Luthfi Anshari, pihaknya mengamati sejumlah tren menarik dari Ramadan 2020 yang bisa digunakan para
marketer dalam merancang kampanye Ramadan 2021 mereka. "Karena sesi aplikasi biasanya meningkat, sementara waktu untuk pembelian pertama lebih cepat terjadi ketika periode akhir Ramadan hingga setelah Idul Fitri.
Marketer harus memanfaatkan
user engagement yang meningkat ini untuk mengaktifkan ulang kampanye
remarketing,” katanya.
Ditambahkan Luthfi, dalam hal
mobile fraud, para
marketer harus berinvestasi dalam solusi perlindungan, terutama untuk aplikasi
Finance dan
Entertainment, karena mereka adalah vertikal yang yang biasanya menjadi target
fraudster. (tep)