telkomsel halo

Dering pelan di tengah resesi

12:34:00 | 08 Nov 2020
Dering pelan di tengah resesi
Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2020 yang tercatat minus 3,49%. Sebelum itu, pada kuartal II-2020, pertumbuhan ekonomi sudah minus 5,32%. Dengen pertumbuhan yang minus dua kuartal berturut-turut maka dapat dikatakan Indonesia resmi resesi.

Resesi ekonomi tentu membawa dampak negatif yang tidak bisa dihindari baik bagi ekonomi negara, industri, apalagi masyarakat di dalamnya.

Kabar menggembirakan di tengah resminya Indonesia masuk resesi adalah kinerja dari pemain telekomunikasi yang masih berdering walau pelan hingga September 2020.

Hal itu terlihat dari laporan keuangan kuartal III 2020 yang dikeluarkan masing-masing pemain.

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp99,94 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2020 atau turun 2,6% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp102,63 triliun.

Laba bersih tercatat sebesar Rp16,68 triliun atau tumbuh sebesar 1,3% dengan margin laba bersih yang juga lebih baik dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi 16,7% dari sebelumnya 16,0%.

Andalan Telkom di bisnis seluler, Telkomsel membukukan laba bersih sebesar 18,016 triliun hingga sembilan bulan pertama 2020 atau turun 6,3% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp19,22 triliun.

Pemimpin pasar seluler nasional ini sepanjang sembilan bulan pertama 2020 meraih pendapatan sebesar Rp65,134 triliun atau turun 4,6% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp68,308 triliun.

Sementara PT Axiata Tbk (XL Axiata) berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp2,07 triliun hingga kuartal ketiga 2020 atau naik dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp498 miliar.

Kontribusi terbesar datang dari pendapatan layanan (service revenue)sebesar Rp18,3 triliun atau meningkat 8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY).

Dalam sembilan bulan tahun ini, rugi bersih Indosat tercatat Rp 457,5 miliar, dibandingkan kuartal III tahun lalu yang hanya Rp 284,59 miliar.ndosat Ooredoo mencatatkan pendapatan sebesar Rp20,6 triliun hingga kuartal ketiga 2020 atau naik 9,2% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 18,85 triliun.  

Pendapatan ini dikontribusi dari pendapatan selular sebesar Rp 17,03 triliun, meningkat 12,9% dari sebelumnya Rp 15,08 triliun.

Jika dilihat sekilas dari sisi Topline, Indosat dan XL terlihat mampu berdering walau pelan di tengah pandemi dan pintu resesi. Sementara TelkomGrup sepertinya merasakan dampaknya pandemi dimana pendapatannya tergerus pertumbuhannya.

Pada 2021, sudah dapat dipastikan kondisi akan lebih berat. Resesi bisa saja berganti krisis. Para pemain tentunya harus lebih berhati-hati dalam melakukan ekspansi tetapi tak boleh melupakan agresifitas.

Insentif dari pemerintah berupa keringanan pajak dan regulatory charges sepertinya masih diharapkan agar operasional operator bisa berjalan efisien. Selain itu, para pemain harus pintar-pintar dalam memainkan gas penjualan, jika terlalu ugal-ugalan dengan permainan tarif murah, tentu yang dikorbankan adalah performa secara keseluruhan yang berujung kepada perusahaan ikut terjerumus dalam krisis.  

Sesuatu yang tak diharapkan mengingat industri telekomunikasi salah satu pengungkit perekonomian nasional.

@IndoTelko

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year