telkomsel halo

2013, Tahun yang Penuh Kejutan

17:19:42 | 29 Dec 2013
2013, Tahun yang Penuh Kejutan
Ilustrasi (DOK)
Tak terasa kita memasuki minggu terakhir dari tahun 2013 pada pekan ini.

Banyak kejutan dan tantangan yang terjadi di tahun ini bagi industri telekomunikasi nasional.

Dalam kasus hukum misalnya, diputus bersalahnya mantan Dirut IM2 Indar Atmanto menjadi kejutan yang tak menyenangkan bagi industri halo-halo di negeri ini.

Kasus yang bermula dari dugaan korupsi penyalahgunaan frekuensi Indosat oleh  Indosat Mega Media (IM2) ini lumayan menyedot perhatian sepanjang 2013. Tak ada yang menyangka Indar bisa diputus bersalah pada Juli 2013 mengingat dari kacamata industri telekomunikasi tak ada regulasi yang dilanggarnya.

Namun, para hakim di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) mengeluarkan vonis bersalah dan menjatuhkan hukuman 4 tahun penjara. Indar juga diwajibkan membayar denda Rp 200 juta, subsidair 3 bulan kurungan. Sedangkan IM2 diwajibkan membayar denda  Rp 1,358 triliun.

Kasus ini menjadikan para Penyedia jasa Internet (PJI) yang mengaku memiliki skema kerjasama layaknya IM2 dan Indosat menjadi ketar-ketir. Indar sendiri terus  berjuang mencari keadilan dengan melakukan banding.

Konsolidasi
Ditengah ketidakpastian hukum, ada isu lumayan seksi yang mengejutkan pemangku kepentingan di industri seluler. XL berniat mengakuisisi Axis senilai US$ 865 juta dari Saudi Telecom Company (STC).

Aksi korporasi ini telah mendapatkan restu dari Menkominfo Tifatul Sembiring dengan syarat dikurangi frekuensi 3G milik keduanya masing-masing 5Mhz. Jika rekomendasi ini dijalankan XL-Axis akan memiliki frekuensi selebar 15 MHz di 3G, 22,5 MHz di 1.800 MHz, dan 7,5 MHz di 900 MHZ.

Bagi XL rekomendasi ini menguntungkan dan layak dijalankan walau harus membuat total utang akan membengkak menjadi Rp 27 triliun pada 2014. Angka ini diluar harus menanggung kerugian Axis sekitar Rp 3,2 triliun dalam kisaran dua hingga tiga tahun mendatang.

Namun, di  mata manajemen XL langkah ini harus dilakukan agar bisa menjadi lebih kompetitif di masa Long Term Evolution (LTE) datang pada 2015 mendatang. Restu yang tinggal ditunggu adalah dari Komisi Pengawas Persaingan  Usaha (KPPU).

Jika merujuk kepada hitungan pasar, rasanya konsolidasi ini bisa terjadi dan industri seluler di 2014 akan memasuki masa baru.

Hantu Depresiasi
Hal yang menantang bagi operator sepanjang 2013 adalah terdepresiasinya rupiah hingga dobel digit terhadap  dollar AS. Bagi operator, situasi makro ini lumayan membuat kinerja keuangan terpukul.

Selain Telkom grup, kinerja operator dihantam oleh rugi kurs. Pasalnya, pendapatan yang diterima dominan dalam rupiah, sementara biya dan utang banyak dalam dollar AS.

Depresiasi rupiah diprediksi akan berlanjut pada 2014 ditengah ketidakpastian politik karena adanya Pemilu.

Satu-satunya yang menjadi harapan bagi operator agar pertumbuhannya terjaga di tahun depan adalah daya beli masyarakat masih terjaga ditengah ketidakpastian situasi makro.

Jika demikian, dipastikan sebuah tahun lainnya yang penuh tantangan harus dijalani oleh industri telekomunikasi nasional.

Selamat Tahun Baru 2014
 
@IndoTelko

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year