INTI Berharap Pada SMP BBM

Ilustrasi (DOK)

JAKARTA (IndoTelko) – PT Industri Telekomunikasi Indonesia Persero (INTI) berharap program Sistem Monitoring dan Pengendalian Bahan Bakar Minyak (SMP BBM) bisa berkontribusi sekitar 30% bagi total omzet.

“Jika semua Radio Frequency Identification (RFID) terpasang di seluruh Indonesia,  kontribusi ke omzet INTI bisa sekitar 30%,” ungkap Direktur Utama INTI Tikno Sutisna, kemarin.

Sekadar diketahui, INTI mendapatkan proyek SMP BBM  dari Pertamina untuk  monitoring BBM sebanyak 40 juta liter per tahun. Nilai proyek per tahun Rp 828 miliar  atau Rp 4,14 triliun dalam lima tahun.

Perseroan sudah melakukan pemesanan ke mitra di China untuk alat berbasis  RFID yang akan dipasang di nozel SPBU dan mobil untuk monitoring. Rencana awal, proyek ini akan berjalan pada Juli 2013. Namun, kondisi makro ekonomi yang memburuk menjadikan program pemasangan molor.

“Hingga saat ini sudah terdapat dua juta kendaraan roda empat di wilayah DKI Jakarta yang terpasang RFID, dari target 4,5 juta,” ungkapnya.

Direktur Operasi dan Teknik Inti, Adiaris menambahkan pemasangan RFID tidak dipungut biaya alias gratis. Pembebasan biaya ini pun diperpanjang hingga Maret 2014, dari semula Desember 2013 menyusul tingginya antusiasme masyarakat untuk menggunakan RFID.

"Intinya, pemasangan selamanya gratis. Namun, yang akan sulit ketika sistem sudah berjalan, maka orang yang tidak punya RFID tidak akan bisa isi BBM subsidi. Jadi, kalau sistem sudah terpasang, RFID juga, maka kendaraan yang tidak terpasang, maka sistemnya tidak dapat baca," papar Adi.

Pada tahun  ini INTI membidik keuntungan sebesar Rp 49 miliar. Penopang dari keuntungan perseroan pada 2013 akan berasal dari pendapatan sebesar Rp 2,3 triliun atau naik 91,6% dibandingkan 2012 sebesar Rp 1,2 triliun.

Belanja modal yang disiapkan untuk tahun ini sekitar  Rp 70 miliar atau naik 40% dibandingkan 2012 sebesar Rp 50 miliar.(ss)