telkomsel halo

Atasi kesenjangan keterampilan keamanan siber, Fortinet gandeng UGM

09:27:00 | 11 May 2023
Atasi kesenjangan keterampilan keamanan siber, Fortinet gandeng UGM
JAKARTA (IndoTelko) - Pemimpin keamanan siber global yang mendorong konvergensi jaringan dan keamanan Fortinet mengumumkan telah menandatangani Nota Kesepemahaman (MoU) dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), salah satu universitas nasional tertua di Indonesia, untuk membekali siswanya dengan pelatihan dan sertifikasi keamanan siber Fortinet yang telah mendapat pengakuan dari industri.

Kerjasama ini menyepakati akan tersedianya kursus keamanan siber bagi mahasiswa/i UGM dengan kurikulum dari Fortinet yang pernah meraih penghargaan, untuk membekali mereka dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengamankan dan mengelola infrastruktur digital Indonesia guna membantu menutup kesenjangan keterampilan yang ada.

Lewat kerjasama ini, UGM menjadi institusi pendidikan terbaru di Indonesia yang bergabung dalam Program Mitra Akademik dari Fortinet Training Institute. Program ini bekerja sama dengan institusi akademis dan sekolah di seluruh dunia untuk menjembatani kesenjangan keterampilan keamanan siber.

Diharapkan program ini di tahun pertama bisa membawa manfaat bagi sekitar 200 mahasiswa/i. Mereka akan memasuki program di NSE Level 4 dengan kesempatan untuk mengeksplorasi jalur pelatihan tambahan sesuai aspirasi karir mereka.

Instruktur bersertifikat akan melakukan program pelatihan dan sertifikasi, kombinasi kursus mandiri dan kursus yang dipimpin instruktur melalui sesi kelas dan laboratorium, termasuk latihan-latihan yang praktis dan berbasis pengalaman.

Kurikulum yang solid akan menghasilkan lulusan berkualifikasi tinggi dengan keterampilan keamanan siber yang dapat membantu melindungi jaringan dari ancaman siber global dan memperkuat lanskap keamanan digital nasional.

Dikatakan Dekan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Prof. Ir. Selo , ST., MT., M.Si., Ph.D., IPU., ASEAN. Eng, mengingat para penyerang siber hanya perlu berhasil satu kali untuk menciptakan gangguan yang signifikan, maka konsekuensinya sangat tinggi bagi sektor publik dan swasta. "Sangatlah penting untuk menutup kesenjangan keterampilan siber agar dapat tetap berada di depan para pelaku ancaman tersebut. Itulah sebabnya kami memilih Fortinet sebagai mitra akademis kami. Sebagai pemimpin di industri keamanan siber global dengan portofolio terintegrasi terbesar yang berisi lebih dari 50 produk berstandar perusahaan, serta upaya berkelanjutan perusahaan untuk mengembangkan para profesional di bidang keamanan siber masa depan, menjadikan kemitraan Fortinet dengan UGM ini sebagai peluang berharga untuk menguatkan ketahanan siber Indonesia secara signifikan," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Fortinet Indonesia Edwin Lim mengatakan, menurut laporan kesenjangan keterampilan keamanan siber 2023 Fortinet, tercatat sebanyak 40% pemimpin di Indonesia berjuang untuk mempertahankan ahli keamanan siber; dan sekitar 42% dari mereka merasa kesulitan untuk mengisi posisi keamanan siber, terutama dalam operasi keamanan dan keamanan cloud.

"Fortinet Training Institute membantu menjembatani kesenjangan ini dengan meningkatkan akses ke pelatihan, dan kemitraan dengan UGM merupakan langkah penting dalam upaya tersebut. Hal ini akan memperluas kesempatan belajar dan berkarir bagi siapa saja yang tertarik dengan keamanan siber dan juga membantu Indonesia mengamankan infrastruktur digitalnya," ujarnya. (mas)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year