telkomsel halo

DSSA menjadi pengendali entitas hasil merger MORA dan MyRepublic

04:00:00 | 22 Dec 2025
DSSA menjadi pengendali entitas hasil merger MORA dan MyRepublic
JAKARTA (IndoTelko) PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) dan PT Eka Mas Republik (MyRepublic Indonesia) resmi mengumumkan kesepakatan penggabungan usaha atau merger.

Dalam aksi korporasi ini, Moratelindo akan menjadi entitas yang bertahan dan berganti nama menjadi PT Ekamas Mora Republik Tbk.

Setelah penggabungan efektif, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) akan menjadi pemegang saham pengendali PT Ekamas Mora Republik Tbk secara tidak langsung.

Manajemen optimistis merger ini akan membentuk entitas yang lebih kuat dan berdaya saing tinggi, dengan kapasitas yang tidak dapat dicapai masing-masing perusahaan secara mandiri sebelum penggabungan.

Optimisme tersebut didukung oleh kekuatan jaringan yang saling melengkapi.

Moratelindo merupakan penyedia akses jaringan (NAP) dan layanan internet (ISP), sekaligus salah satu pemilik jaringan tulang punggung fiber optik terbesar di Indonesia.

Hingga September 2025, Moratelindo memiliki lebih dari 57 ribu kilometer kabel serat optik dan enam pusat data berkapasitas total 3,3 megawatt, dengan lebih dari 16,8 ribu pelanggan enterprise, hampir satu juta homepass, serta lebih dari 296 ribu pelanggan ritel.

Sementara itu, MyRepublic Indonesia yang merupakan entitas anak DSSA bergerak di layanan fiber to the home (FTTH).

Per September 2025, MyRepublic melayani lebih dari 1,52 juta pelanggan ritel dengan kecepatan internet hingga 1 Gbps, didukung lebih dari 58 ribu kilometer kabel serat optik dan sekitar 8,7 juta homepass.

Presiden Direktur DSSA, Krisnan Cahya, mengatakan merger ini juga akan mendukung program pemerintah dalam percepatan dan pemerataan ekosistem digital nasional.

“Melalui penguatan jangkauan jaringan dan peluncuran berkelanjutan, kita bisa mendorong ekosistem digital lokal yang inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya

Direktur Utama dan CEO Moratelindo, Jimmy Kadir, menilai merger membuka ruang pertumbuhan perusahaan yang lebih luas.

“Cakupan jaringan dan kapasitas infrastruktur yang saling melengkapi dapat menghadirkan layanan yang lebih stabil, cepat, dan cakupan lebih luas bagi pelanggan, sekaligus mempercepat ekspansi jaringan secara optimal,” jelasnya.

Sementara Direktur Utama dan CEO MyRepublic Indonesia, Timotius Max Sulaiman, menyebut penggabungan ini sebagai langkah strategis untuk menciptakan sinergi finansial yang berkelanjutan.

“Melalui optimalisasi biaya operasional dan menghindari duplikasi belanja modal dan pembangunan infrastruktur, yang dapat dilakukan melalui utilisasi aset jaringan backbone hingga last mile,” sebutnya.

Rencana merger telah memperoleh persetujuan Direksi dan Dewan Komisaris kedua perusahaan dan saat ini menunggu persetujuan regulator serta pemegang saham. Apabila seluruh persyaratan terpenuhi, penyelesaian proses merger ditargetkan pada semester pertama 2026.

Manajemen meyakini penggabungan keunggulan strategis, finansial, dan operasional dari kedua entitas akan memperkuat kapasitas perusahaan dalam meningkatkan layanan, mempercepat pemerataan ekosistem digital, serta menciptakan nilai tambah bagi pelanggan, karyawan, negara, dan pemegang saham.

Per 30 November 2025, penerima manfaat akhir MORA tercatat atas nama Farida Bau yang mengendalikan perusahaan melalui PT Chandrakarya Multikreasi dengan kepemilikan 35,99%. Selain itu, PT Gema Lintas Benua menggenggam 30,18% saham, sementara PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) memiliki 18,32%.

GCG BUMN
Sebagai tambahan informasi, MyRepublic bersama PT Telemadia Komunikasi Pratama, anak usaha Surge, menjadi pemenang lelang frekuensi 1,4 GHz. MyRepublic memenangkan dua dari tiga regional yang diperebutkan, yakni Regional II dan Regional III. (wn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories