telkomsel halo

Kominfo: Pembangunan satelit SATRIA-1 sudah 70 persen

07:51:00 | 24 Apr 2022
Kominfo: Pembangunan satelit SATRIA-1 sudah 70 persen
JAKARTA (IndoTelko) – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memastikan proses pembangunan Satelit Multifungsi Indonesia Raya 1 (SATRIA-1) oleh Thales Alenia Space di Perancis berjalan sesuai jadwal. Setelah tahap pabrikasi selesai, satelit senilai Rp 7,68 triliun itu akan diorbitkan dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat dengan roket Falcon 9-5500 SpaceX milik Elon Musk.

Kepastian tersebut disampaikan oleh Menteri Johnny G. Plate saat melakukan kunjungan ke Cannes Mandelieu Space Center, markas dari Thales Alenia Space awal Maret 2022 lalu. (Baca Juga : Menebalkan Kemampuan Satria)

“Perkembangan produksi HTS (High Throughput Satellite) SATRIA-1 berjalan sesuai jadwal, walaupun terkendala COVID-19 dan perang Ukraina," ujar Menkominfo di sela-sela kunjungan kerjanya ke Perancis, Selasa (8/3/2022).

Menurut Menkominfo, pihak Thales Alenia Space menjanjikan satelit tersebut akan selesai dibangun sesuai dengan jadwal yang disepakati di awal. Sehingga peluncurannya bisa dilakukan pada Juni 2023, dan bisa aktif beroperasi komersial pada kuartal IV tahun depan.

Kapasitas Transmisi Terbesar di Asia
Jika proses produksi dan peluncuran ke orbit berjalan lancar, maka pada akhir 2023 Indonesia secara resmi memiliki satelit dengan kapasitas terbesar di Asia dan kelima terbesar di dunia. 

Satelit SATRIA-1 didesain dengan total kapasitas transmisi mencapai 150 Gbps. Jumlah kapasitas transmisi tersebut tiga kali lebih besar dibandingkan dengan kapasitas satelit-satelit aktif yang masih digunakan oleh Indonesia. Sebagai informasi, saat ini ada sembilan satelit di luar angkasa milik Indonesia yang terdiri dari lima satelit nasional dan empat satelit asing, dengan total kapasitas transmisi sebesar 50 Gbps.

Besarnya kapasitas SATRIA-1 tidak lepas dari teknologi HTS yang dipasang dalam satelit setinggi 6,5 meter tersebut. Teknologi itu memungkinkan SATRIA-1 memberikan akses data yang jauh lebih besar dari kapasitas yang saat ini banyak digunakan.

Jika saat ini kapasitas maksimal Throughput adalah 155 Mbps, melalui teknologi HTS, kecepatan akses data bisa menembus 100 Gbps. Satelit berteknologi HTS juga mampu memancarkan beragam frekuensi pada semua jenis transponder, seperti Ka-Band, Ku-Band, dan C-Band.

Prioritas Layanan Publik
Sesuai rencana, transmisi dari satelit SATRIA-1 akan digunakan pemerintah untuk menyediakan akses internet ke 150.000 titik layanan publik yang belum tersedia akses internet dari total 501.112 titik layanan publik di Indonesia. Terdiri dari 93.900 titik fasilitas pendidikan, 47.900 titik kantor pemerintah daerah, 3.900 titik markas polisi dan TNI, dan 3.700 titik puskemas.

Nantinya, SATRIA-1 akan dikendalikan oleh 11 stasiun bumi yang tengah dibangun pemerintah di Cikarang sebagai stasiun kontrol utama sekaligus pusat jaringan. Serta 10 stasiun penghubung yang tersebar di Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, sampai ke Manokwari, Timika, dan Jayapura.  (Baca juga : 11 Stasiun Bumi, Dukung Operasional Satria 1)

Proses pengadaan satelit SATRIA-1 sendiri telah digodok pemerintah sejak tahun 2015 yang lalu guna memenuhi lonjakan kebutuhan kapasitas transmisi telekomunikasi yang akan terjadi. 

Proyek tersebut akhirnya diputuskan dikerjakan menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dengan konsorsium PSN yang terdiri dari PT Pintar Nusantara Sejahtera, PT Pasifik Satelit Nusantara, PT Dian Semesta Sentosa, dan PT Nusatara Satelit Sejahtera sebagai pemenang tender pada April 2019.

Konsorsium PSN kemudian membentuk PT Satelit Nusantara Tiga untuk mengerjakan proyek strategis nasional senilai US$ 545 juta, atau setara dengan Rp 7,68 triliun tersebut. 

Sesuai rencana, pendanaan SATRIA-1 akan dipenuhi dari kas konsorsium sebesar US$ 114 juta atau setara Rp 1,61 triliun, dan pinjaman sindikasi BPI France, Banco Santander, HSBC Continental Europe, The Korea Development Bank (KDB), dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) sebesar US$ 431 juta setara Rp 6,07 triliun. Penandatangan dokumen pembiayaan atas proyek Satelit SATRIA-1 telah dilakukan pada 24 Februari 2021. (GPJ)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year