telkomsel halo

Ransomware turun menargetkan UMKM di Asia Tenggara

05:34:32 | 20 Apr 2021
Ransomware turun menargetkan UMKM di Asia Tenggara
JAKARTA (IndoTelko) - Perusahaan keamanan siber global Kaspersky melaporkan penurunan yang signifikan dalam jumlah upaya ransomware yang telah dideteksi dan digagalkan di antara para pengguna sektor bisnis mikro, kecil dan menengah (UMKM) di kawasan Asia Tenggara.

Dalam laporan Kaspersky Security Network (KSN) terbaru, perusahaan mengungkapkan kurang dari satu juta upaya ransomware (804.513) dipantau pada tahun 2020. Ini merupakan penurunan setengah dari tahun 2019 yang mendeteksi lebih dari 1,9 juta upaya ransomware.

Di antara enam negara Asia Tenggara, hanya Singapura yang menunjukkan peningkatan jumlah deteksi ransomware. Ada sedikit peningkatan dari 2.275 instans pada 2019 yang melonjak menjadi 3.191 pada 2020.

Meskipun Indonesia masih menduduki peringkat kelima secara global untuk jumlah deteksi ransomware, sebanyak 1.158.837 pendeteksiannya kini turun menjadi 439.473 di tahun 2020. Tren penurunan ransomware juga terjadi di negara lain di kawasan ini termasuk Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Thailand.

China tetap berada di posisi teratas dalam hal pendeteksian ransomware secara global baik untuk 2019 dan 2020. Sementara itu, Brasil dan Rusia bertukar tempat untuk peringkat kedua dan ketiga, dengan Brasil sekarang berada di urutan ke-2 secara global di tahun 2020.

“Saya melihat statistik untuk masing-masing kategori, dan itu mengikuti keseluruhan penurunan jumlah deteksi, terutama karena penurunan jumlah deteksi dari WannaCry. Kelompok ini merupakan bagian yang signifikan dari semua ransomware yang terdeteksi, meskipun faktanya kelompok ini bahkan sudah tidak didukung oleh pembuatnya selama lebih dari tiga tahun dan ada sebagai 'zombie' ” kata Peneliti keamanan di Kaspersky Fedor Sinitsyn.

Salah satu ancaman dunia maya yang paling gigih menargetkan sektor UMKM di kawasan ini tetap menjadi ransomware, malware  yang dirancang untuk menginfeksi komputer individu maupun organisasi, mengenkripsi data di dalamnya, dan memblokir akses menuju perangkat pengguna. Penyerang ransomware kemudian akan meminta bayaran dari korban sebagai imbalan agar sistem dapat bekerja kembali.

Ancaman ransomware mungkin saat ini menurun tetapi Kaspersky telah mengeluarkan peringatan kepada perusahaan, dari segala bentuk dan ukuran, terhadap peningkatan aktivitas 'Ransomware 2.0' atau yang dikenal sebagai ransomware yang ditargetkan.

“Penyakit” keamanan siber ini tidak lagi sekedar pencurian data. Grup ransomware berbahaya kali ini melakukan eksfiltrasi data yang dilengkapi dengan pemerasan. Dengan menggunakan "taktik tekanan", para pelaku kejahatan siber ini mengancam untuk mempublikasikan secara publik data yang telah mereka curi, dan selanjutnya meningkatkan kebutuhan para korban untuk membayar uang tebusan demi melindungi reputasi mereka yang berharga.

“Menurunnya deteksi ransomware di kawasan ini seharusnya tidak membuat kita terlena. Sejak tahun lalu, kami telah menggarisbawahi evolusi ancaman tersebut. Grup ransomware sekarang lebih mementingkan kualitas daripada kuantitas. Artinya, dari membabi buta melempar tali ke laut dan menunggu pengguna yang tidak awas untuk menggigit umpan, penyerang kini lebih agresif dan mengincar korbannya secara proaktif,” komentar General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky Yeo Siang Tiong.

“Dengan satu grup ransomware yang ditargetkan saja telah berhasil menembus lebih dari 61 perusahaan di kawasan Asia Pasifik (APAC) tahun lalu, dan seiring percepatan digitalisasi bisnis di kawasan tersebut, kami juga memperkirakan bahwa kecanggihan di balik metode penyerangan akan terus meningkat dan menjadi lebih banyak. UMKM dan perusahaan harus secara serius melihat ke dalam teknologi berbasis intelijen, baik untuk perlindungan titik akhir serta deteksi dan respon,” tambahnya.

Untuk membantu UMKM mengamankan arus kas dan aset mereka, Kaspersky menawarkan penghematan untuk solusi Kaspersky Endpoint Detection and Response Optimum (KEDRO) terbaru untuk pelanggan baru dan yang sudah ada, berlaku pada 10-999 node di seluruh wilayah hingga 30 Juni 2021. Pelanggan dapat menghemat hingga 33% untuk lisensi 1 tahun, dan 40% selama tiga tahun.(ak)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year