telkomsel halo

Dunia pekerjaan berubah pasca pandemi

03:03:22 | 10 Mar 2021
Dunia pekerjaan berubah pasca pandemi
JAKARTA (IndoTelko) - Dunia pekerjaan akan terus berubah setelah adanya pandemi COVID-19, menurut para akuntan profesional yang mengikuti webinar bertajuk ICAEW-AFA Bitesize Webinar on the Future of Work pada 22 Februari lalu.

Webinar yang diselenggarakan ICAEW (the Institute of Chartered Accountants in England and Wales) dan AFA (the ASEAN Federation of Accountants) mendiskusikan tentang tiga faktor yang terbukti berdampak positif pada dunia kerja selama pandemi, seperti percepatan proses transformasi digital, jam kerja fleksibel, dan peningkatan kesempatan untuk bekerja dari jarak jauh (remote working). Webinar ini diikuti oleh berbagai peserta dari Singapura, Indonesia, Malaysia, Hong Kong dan negara di kawasan Asia tenggara lainnya.

Direktur Regional ICAEW, Greater China dan Asia Tenggara Mark Billington meresmikan sesi webinar tersebut dengan berbagi temuan dari survei ICAEW baru-baru ini yang berjudul  ICAEW Future of Work Report yang dilakukan kepada para chartered accountants di lebih dari 50 negara di seluruh dunia. Survei tersebut menemukan bahwa hampir semua bisnis dan usaha menduga kehidupan kerja akan berbeda di masa depan, dibandingkan dengan masa sebelum pandemi.

Mark bergabung dengan para pemimpin industri ternama seperti Bonnie Tham, Head of People & Support, BDO Malaysia; Tay Woon Teck, Managing Director, Business Consulting, RSM Singapore; Sarah Foo, Chairman, CA ANZ, Hong Kong Overseas Regional Council 2021 dan ASPAC Technology and Automation Lead – Global Indirect Tax Services, KPMG dalam diskusi panel yang penuh wawasan tentang manfaat dan tantangan model kerja baru untuk kedepannya.

Dalam laporan ICAEW Future of Work Report yang dibahas di webinar ini, ICAEW menemukan bahwa tiga faktor teratas yang berdampak positif pada kehidupan kerja responden adalah akselerasi dalam transformasi digital (dikatakan sebesar 87 persen), jam kerja fleksibel (dikatakan sebesar 74 persen), dan peningkatan kerja jarak jauh (dikatakan sebesar 66 persen). Namun, responden juga menyoroti tantangan signifikan dalam menghadapi pengaturan kerja baru, seperti kesulitan dalam melibatkan klien baru dan membangun hubungan (dikatakan oleh 61 persen), menjaga moral staf (57 persen) dan mempertahankan klien dan hubungan yang sudah ada (54 persen).

Sentimen tersebut juga terus digaungkan selama diskusi panel, di mana para panelis juga menyinggung adanya tantangan untuk menerima bakat baru, meningkatkan produktivitas sekaligus mengurangi kelelahan (burn-out) di antara karyawan, dan cara mempertahankan kontak dengan konsumen dan komunikasi yang kuat dengan para klien.

“Meskipun bekerja secara jarak jauh telah membawa beberapa dampak positif; seperti percepatan upaya digitalisasi organisasi dan pengaturan kerja yang fleksibel bagi karyawan mereka; bisnis dan perusahaan perlu mempertimbangkan manfaat ini secara bersamaan dengan tantangan yang turut hadir dalam jangka panjang, terutama area di mana interaksi tatap muka tetap memegang peranan penting. Hasil survei kami menggarisbawahi perlunya lebih banyak inisiatif dalam pendampingan, bimbingan dan pelatihan formal untuk talenta baru, serta cara baru untuk terlibat secara virtual baik secara internal maupun eksternal. Pada akhirnya, penting untuk diingat bahwa organisasi adalah tentang manusia, dan kesuksesan serta kesejahteraan keduanya saling terkait erat,” ungkap Mark Billington.

Sesi ini juga melibatkan peserta dalam survei singkat setelah webinar dilaksanakan, yang mengumpulkan berbagai tanggapan tentang bagaimana mereka memandang lanskap dunia kerja di masa depan. Sejalan dengan hasil survei internasional, survei ini menemukan bahwa lebih dari sembilan dari sepuluh responden percaya bahwa kehidupan kerja akan terus terlihat berbeda setelah pandemi (92 persen), sementara hampir delapan dari sepuluh responden menyatakan bahwa kehidupan pekerjaan mereka sangat dipengaruhi oleh pandemi (79 persen).

“Di tengah realitas jarak jauh baru dan lanskap bisnis yang berkembang pesat, penting bagi akuntan untuk bertindak sebagai penasihat terpercaya dan berfungsi sebagai kekuatan untuk kebaikan, dengan memandu bisnis dan organisasi tentang cara menavigasi fase normal baru untuk pekerjaan, mengatasi kepedulian yang berkelanjutan dan mendorong fase pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan berikutnya. Dalam banyak hal, ini semua dimulai dengan mengadopsi pendekatan yang mengutamakan manusia, tentang cara menumbuhkan pengalaman kerja digital yang efisien dan memuaskan sambil mengatasi masalah tertentu seperti kurangnya komunikasi tatap muka dengan karyawan dan klien baru," kata Direktur Eksekutif, AFA Aucky Pratama.(wn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year