telkomsel halo

Penggunaan aplikasi belanja makin meningkat

12:43:03 | 21 Jun 2020
Penggunaan aplikasi belanja makin meningkat
JAKARTA (IndoTelko) - Adjust bekerja sama dengan Liftoff meluncurkan laporan baru tentang pasar aplikasi eCommerce yang bertumbuh dengan cepat. 

Studi yang didasari oleh data paling lengkap menunjukkan bahwa aplikasi belanja seluler —go-to" global untuk mendapatkan inspirasi dan bantuan in-store dan di berbagai tempat— terus meningkat secara signifikan di berbagai kategori dan kawasan.  

Dengan menganalisis 53 miliar tayangan iklan, 10 juta instalasi dan 2 juta first-time-events pada bulan April 2019 - April 2020, laporan ini menemukan bahwa:

Analisis Liftoff dan Adjust menunjukkan bahwa penggunaan aplikasi belanja semakin meningkat. Biaya akuisisi pengguna yang melakukan pembelian pertama kini hanya US$19,47 atau telah menurun lebih dari 50%  dari tahun ke tahun. Di sisi lain, engagement rate telah meningkat sebesar 40% dan tingkat pembelian turut meningkat dari tahun lalu (10,5%) menjadi 14,7%.

Selain itu, saat masyarakat wajib berdiam di rumah akibat pandemi COVID-19, pembeli kini semakin banyak berbelanja melalui aplikasi: walaupun relatif stabil sepanjang tahun, biaya instalasi menurun ke tingkat paling rendah di tahun 2020, yakni $2,48 di bulan Maret 2020 -- saat shelter-in-place diberlakukan.

"Tahun lalu, hasil analisis kami menemukan bahwa kenaikan penjualan dari perusahaan retail raksasa seperti Amazon, Flipkart dan Alibaba membantu retailer lainnya, dengan menyiapkan pengguna seluler untuk berbelanja sepanjang tahun, dan tren ini masih terus berlanjut. Konsumen beradaptasi dengan lanskap retail yang berubah dan mereka kini semakin mengandalkan mobile. Ini merupakan waktu yang paling tepat bagi aplikasi retail," ujar co-founder dan CEO Liftoff Mark Ellis.

Di dunia di mana touchpoint fisik berkurang, aplikasi menyiapkan brand untuk terus mendorong pertumbuhan. Perusahaan telah meningkatkan upaya mereka dengan berfokus pada pelibatan ulang dan retensi pengguna. 

“Industri eCommerce cukup terkejut di minggu-minggu pertama lockdown akibat pandemi COVID-19 di bulan Maret dan para pemasar mengurangi belanja iklan. Akan tetapi, industri ini kemudian mengalami peningkatan di bulan April, dorongan umum yang disarankan adalah untuk melakukan pelibatan ulang dan penargetan ulang —  sesuai dengan tujuan untuk kembali menarik pelanggan dan mempertahankan pengguna yang sudah ada,” kata co-founder dan CTO Adjust Paul H. Müller.

Tahun lalu, pasar-pasar matang seperti APAC dan NAR menunjukkan tren yang serupa. Walaupun jumlah pengguna yang melakukan pendaftaran pada aplikasi belanja meningkat, tidak mudah untuk mengkonversi pengguna tersebut agar melakukan pembelian, hal ini menunjukkan bahwa para pengguna di kawasan tersebut cenderung hanya melakukan 'window shopping' secara mobile. Akan tetapi, data menunjukkan tahun ini berbeda: pola penggunaan di APAC dan NAR tampak berlawanan, di mana Amerika Utara lebih unggul.

Biaya-per-pembelian pertama NAR telah menurun 4x lipat(menjadi hanya US$14,85), sedangkan tingkat konversi meningkat lebih dari 4x -- 6x lipat dari APAC (27,6% dibandingkan dengan APAC (4.7%)). Di sisi lain, biaya di APAC telah meningkat menjadi hampir dua kali lipat dari tahun lalu, menjadi US$54,90. Kawasan ini memiliki engagement rate paling rendah dengan tingkat pembelian yang menurun lebih dari 50% dari tahun lalu, ini menunjukkan bahwa mobile commerce di kawasan ini perlu diperbarui dan ditingkatkan.

Akan tetapi, kawasan ini juga menawarkan value for money yang sangat menjanjikan - CPI (Biaya Per Instalasi) menurun secara signifikan pada tahun 2018 - 2019 (dari US$3,17 menjadi US$2,58).(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year