telkomsel halo

Gelar Global Analys Summit, Huawei pamer capaian sepanjang tahun

11:43:00 | 19 May 2020
Gelar Global Analys Summit, Huawei pamer capaian sepanjang tahun
Rotating Chairman Huawei Guo Ping (dok)

SHENZEN (IndoTelko) - Huawei kembali menggelar perhelatan akbarnya Global Analyst Summit.  Tahun ini untuk ke-17 kalinya Huawei menggelar dan memaparkan capaian-capaiannya selama setahun terakhir. 

Bertempat di Shenzen kemarin sore waktu Indonesia (18/5), pamer kiprah Huawei sepanjang tahun ini dihadiri lebih dari 2.000 analis industri, para key opinion leader, serta rekan-rekan media dari beragam segmentasi, seperti telekomunikasi, teknologi Internet, hingga keuangan.

Pada acara pembukaan, Rotating Chairman Huawei Guo Ping menyampaikan pidatonya bertajuk, "Huawei: A Year and Beyond". Guo Ping memulai dengan menyampaikan pengalaman serta pencapaian bisnis Huawei dalam kurun waktu satu tahun ini. 

“Dalam setahun ini, sejumlah teknologi tak tersedia lagi untuk kami. Meskipun demikian, Huawei tetap berjuang dengan gigih untuk terus bertahan dan maju ke depan di tengah segala terpaan," katanya.

Huawei selama ini memiliki peran dan kontribusi yang sangat aktif di industri TIK global. Sejak pertama kali didirikan, Huawei memegang komitmen tinggi dalam menghadirkan dunia  digital  dalam  kehidupan  manusia,  di  rumah-rumah,  hingga  perusahaan- perusahaan, dalam rangka mendorong kemajuan dunia. 

Dalam kurun waktu lebih dari 30 tahun ini, Huawei tercatat telah menggelar lebih dari 1.500 jaringan di lebih dari 170 negara dan kawasan di dunia, atau dengan kata lain telah melayani hingga lebih dari 3 miliar manusia di bumi. Huawei juga menjadi penyedia untuk peranti cerdas bagi 600 juta penggunanya di seluruh dunia. 

Tindakan yang dilakukan Amerika Serikat (AS) tidak saja akan menciderai Huawei, namun juga akan merugikan bagi para pelanggan  dan  konsumen  dalam  menikmati  pengalaman  menggunakan  produk- produk dan layanan-layanan Huawei.

Infrastruktur TIK merupakan fondasi dari terwujudnya dunia yang cerdas. Di tahun 2025 nanti, ekonomi digital diprediksikan akan mencapai US$23 triliun. Industri TIK dianggap masih mempunyai potensi yang cukup signifikan. Di era tinggal landas menuju terwujudnya dunia yang cerdas ini, peluang di industri TIK akan lebih banyak muncul dibandingkan tantangan.

“Hari ini dunia telah bertransformasi menjadi sebuah sistem yang kolaboratif. Tren pertumbuhan globalisasi semestinya tidak boleh berjalan mundur. Standar kebijakan dan rantai suplai yang berantakan akibat terfragmentasi jelas tidak akan menguntungkan pihak manapun. Justru, fragmentasi ini akan membawa dampak yang dahsyat kepada industri secara keseluruhan," jelas Guo Ping.  

Ditambahkannya, industri perlu bergandengan tangan lebih erat lagi sebagai satu kesatuan untuk bersama-sama memperkuat proteksi IPR, menjaga tumbuhnya kompetisi yang adil, melindungi standar global secara terpadu, serta mendukung terwujudnya rantai suplai global yang kolaboratif.

Kebijakan Foreign Direct Product Rule (FDPR) 

Menanggapi kebijakan dan penetapan aturan mengenai Foreign Direct Product Rule (FDPR) yang diterbitkan oleh Pemerintah AS sejak 15 Mei lalu, Huawei juga menyatakan sikapnya.

Perusahaan ini menyatakan ketidaksetujuan dengan amandemen yang dibuat oleh Departemen Perdagangan atas aturan produk langsung, yang secara spesifik ditujukan kepada Huawei.

"Pemerintah AS memasukkan Huawei ke dalam daftar entitas atau Entity List mereka sejak 16 Mei 2019 tanpa adanya justifikasi. Sejak saat itu pula, terlepas dari fakta bahwa selama ini kami tidak bisa lagi mengakses ke sejumlah elemen industri dan teknologi yang menjadi kunci bagi kami, kami tetap berkomitmen untuk terus mematuhi aturan dan regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah AS. Selain itu, kami juga telah memenuhi kewajiban-kewajiban yang tertuang secara kontraktual terhadap pelanggan juga penyuplai kami, namun kami mampu bertahan dan terus bergerak maju di tengah berbagai kendala yang menerpa kami," paparnya.

Meskipun demikian, di tengah upaya Huawei yang gigih dan tak kenal lelah untuk bisa terlepas dari kesulitan-kesulitan yang menerpa, pemerintah AS bahkan memutuskan untuk melanjutkan dan abai dengan hal-hal yang sejatinya menjadi kekhawatiran dari banhyak perusahaan dan asosiasi industri.

Ini berpotensi membuat kekacauan bagi semua industri secara global. Aturan baru ini tentu akan membawa dampak pada ekspansi, pemeliharaan, serta kelanjutan operasional jaringan senilai ratusan miliar dollar yang telah kami kucurkan kepada lebih dari 170 negara di dunia.

Bahkan ini bisa membawa dampak yang luar biasa bagi layanan komunikasi yang selama ini telah melayani lebih dari 3 miliar manusia pengguna produk dan layanan Huawei di seluruh dunia. Manuver pemerintah AS yang secara sengaja menyerang perusahaan terkemuka global yang berasal dari negara lain, alih-alih merugikan pelanggan dan konsumen Huawei. Hal ini jelas bertolak belakang dengan klaim pemerintah AS bahwa tindakan mereka tersebut didasari oleh masalah keamanan jaringan

Bukan saja Huawei yang terkena dampak atas kebijakan AS ini, juga terhadap industri global secara luas. Dalam jangka panjang, manuver mereka justru akan merusak kepercayaan dan kolaborasi yang selama ini telah terjalin erat di industri semikonduktor global di mana banyak industri lain bergantung terhadapnya. Alih-alih, ini justru akan membuat konflik dan membawa kerugian yang semakin menjadi bagi industri.

Selanjutnya Huawei mengambil langkah komprehensif terhadap terbitnya aturan baru ini. "Mau tidak mau, bisnis kami tentu akan terganggu pula. Kami akan terus mencari solusi- solusi atas permasalahan ini. Kami berharap bahwa pelanggan dan penyuplai kami akan terus berdiri bersama kami sebagai upaya dan kami mampu untuk meminimalisasi dampak adanya aturan diskriminatif ini," tegas Guo Ping. 

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year