telkomsel halo

Covid-19 pukul kinerja aplikasi perjalanan

09:08:35 | 14 Mar 2020
Covid-19 pukul kinerja aplikasi perjalanan
JAKARTA (IndoTelko) - Appsflyer melakukan riset di empat negara utama di Asia Pasifik termasuk Indonesia, dengan meneliti kurang lebih 100 aplikasi mobile di setiap negara pada dua periode.

Periode pertama adalah pada 1-31 Januari ketika kasus awal virus Corona (COVID-19) sebagian besar masih terjadi di Tiongkok dan mencakup waktu pengumuman mengenai wabah secara global pada 21 Januari 2020.

Periode kedua adalah pada 1 Februari - 2 Maret 2020 ketika jumlah kasus infeksi COVID-19 mulai meningkat dan lebih banyak perusahaan mulai menerapkan pembatasan perjalanan dan kebijakan bekerja dari rumah.

Pasar yang sangat besar di Tiongkok, India, Indonesia dan Jepang, Asia Pasifik menguasai bagian terbesar belanja iklan di aplikasi, dengan lebih dari separuh anggaran global hingga tahun  2022.  Wilayah ini diperkirakan akan tumbuh hingga 27% dari tahun ke tahun hingga tahun 2022. Tiongkok menjadi yang paling unggul, dengan jumlah pengguna internet mobile diperkirakan mencapai 900 juta pada tahun 2022.

Hasil risetnya menyatakan untuk aplikasi perjalanan di Indonesia mengalami penurunan kinerja dimana penginstalan aplikasi organik turun 16% sementara pemesanan berkurang 2%.

Sementara untuk aplikasi belanja penginstalan turun 8% tetapi pemanfaatan untuk berbelanja naik 6%.

Menurut Managing Director and President, AppsFlyer, APAC Ronen Mense melihat dampak awal dari COVID-19 terhadap pasar aplikasi mobile Indonesia, tidak mengejutkan apabila kategori perjalanan mengalami perubahan signifikan dalam jumlah transaksi yang lebih sedikit pada bulan Februari dibandingkan dengan bulan Januari tahun ini.

"Ini adalah angka-angka indikatif, tetapi kami tidak menyimpulkan ini sebagai  hal yang mengkhawatirkan bagi industri pemasaran mobile secara umum," katanya dalam keterangan kemarin.

Menariknya, di sisi lain, aplikasi mobile kategori Makanan & Minuman mengalami peningkatan di Indonesia dengan peningkatan sebesar 23%.

Hal ini hanya menunjukkan jika pasar aplikasi yang bersifat mobile-first, atau seringkali aplikasi mobile-only, sehingga memungkinkan adanya sejumlah tantangan yang belum terantisipasi, tetapi kesempatan pertumbuhannya akan selalu besar.

Dikatakannya, saat ini tidak tepat untuk melakukan hard selling dan memanfaatkan kesempatan di depan para pengguna. Jika memungkinkan, mereka harus mempertimbangkan melakukan suatu kampanye yang menunjukan tanggung jawab dan mempromosikan langkah-langkah aman, tanpa memunculkan ketakutan yang tidak perlu

"Pelajaran dari wabah kesehatan ini menunjukkan jika ketika industri konsumen sangat terpukul, mereka tetap dapat bangkit dengan cepat.  Mereka yang mampu merespon dengan baik bahkan mampu berkembang di waktu krisis," tutupnya.(wn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year