Telkomsigma ingin saingi Amazon jualan public cloud

09:23:54 | 03 Mar 2017
Telkomsigma ingin saingi Amazon jualan public cloud
Judi Achmadi (Telkomsigma)
JAKARTA (IndoTelko) - Telkomsigma ingin menyaingi Amazon menawarkan layanan public cloud seiring adopsi digital makin tinggi di Indonesia.

“Kita tengah revitalisasi layanan public cloud, terutama untuk restrukturisasi harga penawaran agar lebih menarik dan bisa menyaingi Amazon Web Service (AWS) dalam menawarkan cloud server. Kalau nama brand tetap, STAR Cloud,” ungkap CEO Telkomsigma Judi Achmadi kala media gathering, kemarin.

STAR Cloud dijadikan sebagai cloud virtual machine (Vmachine) secara online melalui platform e-commerce berbasis web. Solusi berbasis cloud ini telah dipersiapkan sejak awal tahun 2015 dan menjadi inisiatif perseroan sebagai salah satu bagian dari portfolio bisnisnya yakni Managed Services.

Konsep self-service yang ditawarkan oleh STARCloud ini, dimulai dari kebutuhan TI development, Hosting, Backup Services dan layanan lainnya berbasis cloud, sehingga perusahaan dapat menyesuaikan pembelian layanan TI sesuai dengan apa yang dibutuhkan perusahaan secara efisien. (Baca: STAR Cloud dari Telkomsigma)

“Sejak diluncurkan pada 2015 lalu baru 20% dari target pengguna yang terealisasi. Karena itu kami lakukan perubahan besar-besaran, rencananya pada April mendatang kita akan kenalkan ke publik,” katanya.

Dikatakannya, jika melihat pamor dari AWS, layanan Public Cloud ini banyak peminatnya. “Di Public Cloud itu Anda tak bisa tentukan Service Level Agreement (SLA) seenaknya. Anda baca yang ditawarkan provider, terima as it is, itu bedanya dengan private cloud. Tetapi demand-nya public cloud ini tinggi, bahkan saya lihat ada beberapa aplikasi penting yang seharusnya ditempatkan di private, malah milih public cloud. Kemarin terasa kan di Amerika sana waktu AWS bermasalah, sejumlah layanan penting bermasalah,” pungkasnya.

Asal tahu saja, pada Selasa (28/2) lalu beberapa website papan atas di Amerika Serikat bermasalah karena adanya gangguan di data center milik Amazon. Portal yang bermasalah diantaranya Quora, a Q&A forum, dan Trello dan umumnya pengguna layanan AWS.      

Sementara Netflix, Spotify, dan Airbnb yang juga menggunakan AWS dirasakan oleh penggunanya performa agak lambat. Tak hanya itu, Securities and Exchange Commission (SEC) milik pemerintah Amerika Serikat juga terkena dampaknya.

Amazon Web Services menawarkan sekumpulan layanan berbasis cloud sejak tahun 2002. Pesaingnya di pasar global adalah Google dan Microsoft.

Fitur Amazon Simple Storage Service (S3)  sebagai salah satu layanan media penyimpanan yang paling favorit di media internet. Keunggulannya adalah harganya sangat murah, layanan ini juga sangat aman dan sangat dapat diandalkan. Dalam bisnis Cloud server dimana menggabungkan antara komputer dengan suatu jaringan berbasis internet, isu Downtime adalah hal yang kritis.(dn)

Artikel Terkait
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories