telkomsel halo

Indonesia Harus Memperbanyak Rute Menuju Tier-1

7:14:46 | 20 May 2013
Indonesia Harus Memperbanyak Rute Menuju Tier-1
Dian Siswarini (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – Indonesia harus memperbanyak rute kabel laut atau serat optik menuju sambungan internet internasional atau Tier-1 untuk mengantisipasi lonjakan pertumbuhan pengguna data di masa mendatang.

“Indonesia itu kekurangan backbone ke Tier-1. Beberapa waktu lalu kabel laut milik pemain besar seperti Telkom, Indosat, dan XL bermasalah. Bayangkan, semuanya kala itu mengandalkan satu rute milik pemain lainnya. Jika putus semua Indonesia bisa terisolasi dari informasi dunia internasional,” ungkap Chief of Digital Services Officer XL Axiata yang juga Sekjen Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Dian Siswarini kala menjadi pembicara dalam seminar 'Ready or Not, BYOD is Here' di Jakarta, belum lama ini.

Diungkapkannya, selama ini trafik konten di Indonesia hampir 80% mengarah ke dunia internasional, hanya 20% yang mengakses konten lokal. “Kalau bicara backbone di Indonesia kawasan barat lumayan banyak. Indonesia itu minim di kawasan barat. Mungkin sudah saatnya dipikirkan insentif untuk pembangunan backbone kabel laut di Indonesia timur menuju Tier-1,” katanya.

Direktur Marketing dan Sales Telkomsigma Otto B Hantoro menambahkan investasi di backbone memang besar sedangkan kondisi pasar Indonesia operator dalam perang tarif dimana batas bawah tidak diatur.

“Kita harusnya ada aturan soal batas bawah agar kualitas layanan terhadap pelanggan terjaga. Investasi di backbone ini kan masalah Return of Investment (ROI). Kalau hitungan ROI masuk, tentu dibangun,” katanya.

Sekadar catatan, untuk membangun rute menuju Tier-1 dengan landing point di Singapura melalui Sumatera-Singapura diperkirakan butuh investasi sekitar  US$ 30 juta –US$ 40 juta.

Singapura menjadi pilihan utama sebagai hub untuk menuju internet global karena negara itu paling efisien dan memiliki dua landing point.
Negara lain yang menjadi hub yakni Hong Kong, Darwin, atau China. Namun, rute untuk menuju jalur alternatif ini dari Indonesia sangat berat terutama menembus laut selatan.

Sebelumnya, dari hasil kajian yang dilakukan Klik Indonesia dampak dari dominannya konten asing   di akses pengguna Internet  menjadikan ada biaya yang dikeluarkan sekitar Rp 1,5 triliun sebagai kompensasi membayar 250 Gbps sambungan internasional (bandwidth) dari dan ke Indonesia ke luar negeri.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year