JAKARTA (IndoTelko) - Pemimpin global dalam keamanan identitas, CyberArk mengumumkan ketersediaan solusi CyberArk Secure AI Agents Solution, yang memperluas Identity Security Platform CyberArk dengan kontrol hak istimewa (privilege controls) pertama di industri keamanan siber untuk mengamankan kelas identitas agen AI yang tumbuh pesat.
Seiring dengan cepatnya perusahaan mengadopsi agen AI untuk mengotomatisasikan tugas dan meningkatkan efisiensi, agen AI ini muncul sebagai kelas identitas baru yang kuat dan memiliki hak istimewa yang tinggi. Agen AI membawa risiko baru, termasuk halusinasi agen, penyalahgunaan, dan potensi pengambilalihan oleh aktor jahat. Risiko ini meningkat seiring dengan semakin tingginya hak akses yang dimiliki agen AI ini.
Solusi Secure AI Agents milik CyberArk menjawab tantangan tersebut dengan menerapkan tingkat kendali hak istimewa yang tepat, memastikan bahwa agen AI hanya mendapatkan akses yang mereka butuhkan, saat dibutuhkan, dan tidak lebih dari itu. Pendekatan ini mengurangi risiko, membantu mencegah akses tidak sah, dan memungkinkan organisasi untuk mengembangkan inisiatif berbasis AI dengan percaya diri.
Dijelaskan CEO, CyberArk, Matt Cohen, saat perusahaan mengadopsi agen AI, baik pengembang maupun tim keamanan siber harus memahami bahwa risiko yang berpusat pada identitas meningkat ketika agen AI ini membutuhkan hak istimewa tinggi.
“Tanpa proses discovery yang kuat, kontrol hak istimewa yang ketat, dan manajemen siklus identitas digital yang komprehensif, organisasi berisiko kehilangan visibilitas dan membuka pintu bagi serangan AI yang berpotensi merusak. CyberArk secara unik mengamankan seluruh spektrum identitas manusia, mesin, dan agen AI dengan menerapkan tingkat kontrol hak istimewa yang tepat, sehingga memungkinkan inovasi tanpa mengorbankan keamanan dan kepatuhan,” terangnya.
Menurut riset terhadap CISO (Chief Information Security Officer) di seluruh dunia terbaru yang dilakukan oleh CyberArk, adopsi agen AI diperkirakan akan mencapai 76% dalam tiga tahun ke depan, namun kurang dari 10% organisasi memiliki kontrol keamanan dan hak istimewa yang memadai untuk agen AI ini. Laporan berjudul Securing Agentic AI: Identity as the Emerging Foundation for Defense, mengungkap bahwa: