JAKARTA (IndoTelko) - Pesatnya adopsi teknologi dan transformasi digital di sektor keuangan dan ritel Indonesia menghadirkan peluang sekaligus tantangan baru. Salah satu ancaman yang kini semakin marak adalah praktik penipuan program loyalitas atau loyalty fraud, yang membidik pengguna aplikasi mobile berbasis hadiah dan poin.
Indonesia diprediksi akan memiliki lebih dari 204 juta pengguna aktif aplikasi pembayaran digital pada tahun 2028, didorong oleh tingginya penetrasi ponsel pintar dan populasi muda yang melek teknologi. Namun, di tengah pertumbuhan ini, keamanan siber menjadi perhatian utama.
Menurut data Indonesia Anti-Scam Centre (ISAC), tercatat lebih dari 30.000 kasus penipuan keuangan antara November 2024 hingga Januari 2025, dengan total kerugian mencapai Rp476,6 miliar. Sebagian besar penipuan tersebut memanfaatkan celah pada sistem keamanan digital, termasuk pada aplikasi yang mengandalkan program loyalitas pelanggan.
Loyalty fraud bukan hanya berdampak pada kerugian finansial, tetapi juga bisa menurunkan kepercayaan konsumen dan merusak reputasi merek.
Taktik Penipuan yang Kian Canggih
Laporan Appdome’s 2024 Mobile Consumer Security Survey mengungkapkan bahwa 58% responden menyebut penipuan sebagai kekhawatiran utama dalam penggunaan aplikasi mobile. Pelaku kejahatan digital kini menggunakan berbagai metode canggih untuk mengeksploitasi program loyalitas, antara lain :
1. Account Takeover (ATO)
Kredensial yang dicuri memungkinkan pelaku mengakses akun loyalitas dan menukarkan poin tanpa sepengetahuan pemilik akun.
2. Serangan Bot
Menggunakan alat otomatis untuk menebak kata sandi dan mencuri poin.
3. Aplikasi Palsu
Aplikasi tiruan yang meniru fungsi aplikasi resmi untuk mencuri data pribadi atau memasukkan malware.
4. Geo-spoofing & Social Engineering
Manipulasi lokasi dan pengiriman pesan palsu mengatasnamakan institusi resmi guna mencuri informasi pribadi.
5. Reverse Engineering & Data Breach
Eksploitasi celah keamanan aplikasi asli untuk mendapatkan akses ilegal ke akun dan perangkat pengguna.
Data dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menunjukkan bahwa sepanjang Januari hingga November 2024, terjadi hampir 190 juta insiden siber di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 78,6% merupakan serangan malware, yang sebagian besar menargetkan perangkat mobile.
Pengembang aplikasi loyalitas wajib menerapkan pendekatan keamanan berlapis yang dapat melindungi pengguna dari berbagai bentuk serangan. Pengalaman pengguna tidak boleh datang dengan mengorbankan keamanan.
Pendekatan Keamanan Berlapis Jadi Kunci
Beberapa teknologi keamanan yang kini digunakan oleh pengembang aplikasi loyalitas untuk mengantisipasi serangan antara lain:
1. Runtime Application Self-Protection (RASP)
Mencegah manipulasi atau re-packaging aplikasi secara real time.
2. Anti-bot dan Geo-compliance Protections
Mendeteksi aktivitas bot serta manipulasi data lokasi.
3. Social Engineering Defences
Mencegah phishing atau penipuan yang memanfaatkan rekayasa sosial.
4. Enkripsi Data
Mengamankan data pengguna dan skema loyalitas dari upaya reverse engineering.
Appdome sendiri menghadirkan solusi melalui platform Threat-Event™ Intelligence Framework, yang memungkinkan pengamanan data pribadi pengguna tanpa mengorbankan kenyamanan penggunaan aplikasi.
Regulasi dan Kolaborasi Diperlukan
Meningkatnya penggunaan program loyalitas menuntut kehadiran regulasi keamanan digital yang lebih ketat, serta kolaborasi antara pemerintah, penyedia teknologi, dan pelaku industri.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain:
•
Menerapkan standar keamanan nasional untuk aplikasi berbasis loyalitas.
•
Melakukan audit dan simulasi berkala guna mengidentifikasi kerentanan sistem.
•
Mendorong literasi digital dan edukasi pengguna terkait praktik keamanan siber.
Loyalty fraud adalah ancaman nyata bagi lembaga keuangan dan bisnis di Indonesia. Kita memerlukan pendekatan keamanan digital yang holistik agar program loyalitas tetap menjadi alat efektif dalam mendorong engagement tanpa memberi ruang bagi pelaku kejahatan.
Ditulis oleh :
Jan Sysmans
Mobile App Security Evangelist, Appdome
Artikel Terkait
-
Kolom Opini
Pusat data merupakan tulang punggung interkoneksi bagi seluruh layanan digital modern
-
Kolom Opini
“Momen DeepSeek†memicu kepanikan, baik di industri kami maupun di pasar keuangan
-
Rumors - 05:39:00 | 07 Jan 2025
Opini & Kolom
Perusahaan dapat mempertahankan keunggulannya dalam lanskap keamanan siber yang terus berubah
-
Opini & Kolom
Model-model yang dibangun sebelumnya (pre-built) ini mudah untuk diimplementasikan
-
Kolom Opini
Ekspansi pesat ekonomi digital Indonesia diimbangi dengan pembangunan infrastruktur IT
Rekomendasi
Berita Pilihan