Layanan komunikasi dan internet terganggu, termasuk ATM dan jaringan telekomunikasi.
Presiden Komisaris PT ITSEC Asia Tbk, Patrick Rudolf Dannacher, menekankan urgensi peningkatan kesadaran keamanan siber di seluruh Asia Tenggara, termasuk Indonesia. “Insiden ini menjadi pengingat bahwa serangan terhadap infrastruktur kritis bukan lagi sekadar kemungkinan ini adalah kenyataan. Negara-negara yang bergantung pada sistem digital harus segera memperkuat pertahanan siber mereka,” ujarnya.
Ia menambahkan, pihaknya siap bekerja sama dengan pemerintah dan pelaku industri untuk mengidentifikasi celah dan menerapkan strategi mitigasi yang efektif.
Infrastruktur penting seperti energi, air, transportasi, dan telekomunikasi kini sangat bergantung pada sistem digital dan teknologi operasional modern. Meski efisien, hal ini memperluas permukaan serangan bagi pelaku kejahatan siber.
Sementara, Chief Technology Officer PT ITSEC Asia Tbk, Marek Bialoglowy, menambahkan, pihaknya mengajak seluruh pemangku kepentingan, dari instansi pemerintah hingga sektor energi, transportasi, dan telekomunikasi untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam membangun ketahanan siber nasional.
Sebagai bagian dari komitmennya, ITSEC Asia mendorong penerapan standar keamanan siber internasional untuk sistem OT dan IT, segmentasi jaringan ICS SCADA, pemantauan infrastruktur secara real-time, penguatan sistem cadangan, serta pelatihan SDM secara berkelanjutan.
Dengan pengalaman lebih dari 15 tahun dan ribuan proyek keamanan siber di berbagai sektor strategis, PT ITSEC Asia Tbk terus mendukung terbentuknya ekosistem digital nasional yang tangguh dan terpercaya. ITSEC Asia juga mengundang seluruh pelaku industri untuk hadir di ITSEC: Cybersecurity Summit 2025 di Jakarta, forum terbesar se-Asia Tenggara untuk berbagi praktik terbaik dan inovasi terbaru dalam perlindungan infrastruktur kritis. (mas)