telkomsel halo

GSMA himbau Indonesia harus percepat investasi digital terarah di APAC

06:41:00 | 13 Dec 2025
GSMA himbau Indonesia harus percepat investasi digital terarah di APAC
Ilustrasi (dok)
JAKARTA (IndoTelko) - GSMA mengimbau percepatan transformasi digital Indonesia melalui dorongan investasi yang lebih tajam untuk memacu inovasi, dengan memaparkan temuan dari laporan terbarunya, GSMA Digital Nations 2025 dan ASEAN Consumer Scam 2025.

Berbicara di Digital Nation Summit (DNS) Jakarta, GSMA memaparkan program praktis untuk membuka akses modal swasta dan mempercepat pembangunan spektrum 5G, fibre backhaul, dan pusat data siap AI, yang didukung oleh kepastian kebijakan dan kolaborasi lintas sektor.

Perusahaan-perusahaan di Indonesia menunjukkan salah satu minat terbesar di kawasan Asia Tenggara terhadap transformasi digital. Survei GSMA Intelligence terhadap lebih dari 580 perusahaan di ASEAN menunjukkan bahwa perusahaan di Indonesia diperkirakan akan mengalokasikan rata-rata 10 persen dari pendapatan mereka untuk transformasi digital antara 2025 hingga 2030, melampaui rata-rata ASEAN (10,4 persen) maupun global (9,8 persen).

Dua pertiga responden menempatkan AI dalam tiga besar area pengeluaran mereka, sementara lebih dari setengahnya menganggap IoT berbasis 5G sebagai faktor penting bagi pertumbuhan di masa depan, menegaskan ambisi Indonesia untuk memanfaatkan teknologi generasi berikutnya demi meningkatkan daya saing dan keamanan.

Menurut GSMA Intelligence, gelombang investasi 5G berikutnya di Indonesia berpotensi menghasilkan tambahan senilai US$41 miliar terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional antara 2024 hingga 2030, menegaskan dampak ekonomi transformatif dari konektivitas digital (GSMA Intelligence, Forging a resilient digital nation: Proposals for Indonesia’s future, Desember 2023). Operator seluler telah menginvestasikan hampir US$29 miliar pada infrastruktur dan layanan jaringan di Indonesia sejak tahun 2015. Dengan lanskap investasi yang tepat, industry termasuk operator dan mitra ekosistem diperkirakan akan memberikan tambahan senilai US$16 miliar antara 2024 dan 2030, dengan fokus kuat pada perluasan jaringan 5G.

Dikatakan Head of Asia Pacific at the GSMA, Julian Gorman, skala Indonesia, energi kewirausahaan, dan populasi muda yang terhubung memberi peluang kuat bagi negara ini untuk memimpin. Prioritas saat ini adalah investasi yang tepat sasaran: spektrum yang terjangkau dan dapat diprediksi; backhaul yang tangguh; serta pusat data siap AI yang berkelanjutan dan didukung perlindungan konsumen yang jelas.

“Dengan sinyal kebijakan yang kuat dan eksekusi lintas sektor, Indonesia dapat berinovasi dengan menarik modal swasta, memperkuat pertahanan terhadap penipuan, dan mempercepat pertumbuhan inklusif di seluruh nusantara,” jelasnya.

Laporan GSMA Digital Nations menelusuri kemajuan negara-negara Asia Pasifik berdasarkan lima pilar, yakni infrastruktur, inovasi, tata kelola data, keamanan, dan sumber daya manusia, untuk menyoroti area investasi dengan dampak terbesar.

Indonesia berada di posisi tengah dari 21 negara yang dibandingkan. Laporan tersebut mencatat kekuatan Indonesia dalam aspek masyarakat, keterampilan digital dan keamanan siber, namun juga menyoroti kebutuhan peningkatan di bidang inovasi dan investasi. Keterlambatan alokasi spektrum mid-band, cakupan pedesaan yang tidak merata, serta kapasitas pusat data siap AI yang terbatas berisiko memperlambat momentum saat permintaan terus meningkat.

Temuan Indonesia dari ASEAN Consumer Scam Report 2025 menunjukkan bahwa Indonesia mencerminkan kondisi ASEAN secara umum, di mana 45% orang dewasa melaporkan pernah menjadi korban penipuan dan 68% korban mengalami kerugian finansial. Di Indonesia, kontak penipu bahkan lebih banyak melalui perangkat seluler, dengan pesan OTT (50%) dan panggilan suara (44%), keduanya di atas rata-rata ASEAN. Kabar baiknya: 81% masyarakat Indonesia mendukung operator untuk membagikan sinyal jaringan minimal yang spesifik tujuan (misalnya perubahan SIM dan verifikasi nomor) pada momen berisiko tinggi untuk menghentikan penipuan, membuka jalan bagi penggunaan lebih luas API anti-fraud GSMA Open Gateway (OGW).

Berikut prioritas dan peluang utama yang jadi fokus dalam laporan ini :

    Lebih dari 100 juta orang di wilayah Asia Pasifik masih berada di luar jangkauan broadband seluler, di mana komunitas pedesaan, termasuk yang di Indonesia, terdampak secara tidak proporsional.
    CBRE memproyeksikan kesenjangan kapasitas pusat data regional sebesar 1525 GW pada 2028. Indonesia dapat memanfaatkan pembiayaan berbasis keberlanjutan untuk mempercepat pasokan; sebagai contoh, EdgeConneX memperoleh pinjaman sustainability-linked senilai US$403,8 juta, yang pertama untuk pusat data di Indonesia, dengan margin yang terkait KPI seperti PUE, penggunaan listrik energi terbarukan, dan keselamatan. Struktur seperti ini dapat menarik modal institusional sekaligus mendukung target iklim.
    Tiga operator utama Indonesia, yakni Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison, dan XLSmart, telah membentuk aliansi untuk melindungi pelanggan dari penipuan dan risiko keamanan siber lainnya melalui adopsi bersama protokol open telco API. Mereka menerapkan Open Gateway API seperti SIM Swap, Device Location Verification, Number Verification, Device Swap, OTP Validation, dan KYC Match untuk mengamankan pembayaran dan proses login tanpa berbagi data secara luas. Perluasan penggunaan komersial di Indonesia akan memperkuat perjalanan berisiko tinggi dan menunjukkan penurunan kerugian penipuan yang terukur.
Dalam laporan ini juga di muat temuan tentang penipuan di ndonesia (ASEAN Consumer Scam Report 2025) yang meliputi :

    45% melaporkan pernah menjadi korban sepanjang hidup; 8% dalam setahun terakhir.
    68% korban pernah kehilangan uang; 11% melaporkan kerugian besar.
    Pesan OTT (50%) dan panggilan suara (44%) adalah jalur utama; platform sosial tetap signifikan (36%).
    81% merasa nyaman dengan berbagi sinyal jaringan minimal yang terbatas tujuan untuk memverifikasi transaksi berisiko.
    Tingkat kenyamanan terhadap operator dalam berbagi data pribadi naik dari 75% ke 81% ketika berbagi data dibatasi hanya untuk transaksi mencurigakan.
GCG BUMN
Hal ini yang perlu dilakukan oleh Indonesia :

    Menerbitkan target terukur untuk cakupan 4G/5G di pedesaan, densifikasi fibre backhaul, dan kapasitas pusat data siap AI yang selaras dengan ketersediaan daya.
    Menggunakan subsidi berbatas waktu dan skema pembiayaan campuran (termasuk instrumen berbasis keberlanjutan) untuk mengurangi risiko pembangunan situs pedesaan dan pusat data generasi berikutnya.
    Mengonfirmasi linimasa multi-band (rendah, menengah, tinggi), mengadopsi mekanisme penetapan yang memprioritaskan cakupan dan investasi ketimbang penerimaan jangka pendek, serta memungkinkan infrastructure sharing.
    Memperluas penggunaan API anti-fraud secara langsung di bank, dompet digital, dan platform; memanfaatkan GSMA APAC Cross-sector Anti-Scam Taskforce (ACAST); dan melacak hasil (misalnya dana yang dipulihkan, waktu respon).
    Menyelaraskan aturan aliran data, keamanan siber, dan perdagangan digital untuk menurunkan biaya kepatuhan serta memperluas pasar yang dapat dijangkau inovator Indonesia. (mas)
Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories