telkomsel halo

Membangun generasi digital hadapi era metaverse

10:48:26 | 19 Dec 2021
Membangun generasi digital hadapi era metaverse
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Gerakan Akselerasi Generasi Digital di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (15/12).

Pada kesempatan itu, Kepala Negara meresmikan inisiatif Merah Putih Fund dan Indonesia Digital Tribe (IDT) sebagai bentuk komitmen pemerintah meningkatkan akselerasi generasi digital.

“Kita sekarang ini memiliki 2.319 start-up. Semakin hari semakin tambah, tambah, tambah terus. Kita memiliki satu decacorn. Kita memiliki tujuh unicorn, dan banyak sekali soonicorn yang nanti akan terus didorong agar naik menjadi unicorn dan decacorn,” ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut, kepala negara mengatakan Indonesia harus siap atas kemajuan digital dunia.

“Saya ingat, 2016 waktu ketemu Mark Zuckerberg di Amerika, saya diajak main pingpong pakai oculus. Dia memberitahu ke saya, ‘Presiden Jokowi, ini nanti dalam 10-15 tahun lagi akan muncul seperti kita main pingpong ini’. Setiap orang nanti bisa beli lahan virtual, bisa bangun bisnis virtualnya sendiri, dan juga akan ada mal virtual, gim virtual, kantor virtual, wisata virtual,” papar Presiden.

Presiden menyampaikan saat ini perusahaan-perusahaan besar di dunia berlomba untuk membangun Metaverse, seperti contohnya Facebook, Epic Game, Roblox, Microsoft. Oleh karena itu, Presiden berharap agar Indonesia dapat menyiapkan strategi seperti itu.

“Negara kita perlu menyiapkan sebuah strategi agar kita tidak tertinggal jauh oleh negara-negara lain. Sehingga saya sampaikan kepada Menteri dan BUMN, pada yang lain juga, waktu kita tidak banyak untuk bisa mengejar itu. Dan negara ini akan maju kalau kita bisa melompat dan waktunya hanya 2 tahun,” jelasnya.

Kepala Negara juga mengatakan, bagian tersulit dalam adalah cara menyiapkan talenta-talenta digital dalam jumlah yang besar juga mendatangkan mentor yang memiliki kualifikasi.

Presiden menyakini ekonomi digital akan tumbuh kalau infrastruktur siap, talenta digital ada, pemerintahan digital siap, regulasi-regulasi digital siap, sehingga terbangun sebuah ekosistem masyarakat digital.

Presiden meyakini kolaborasi yang digagas oleh Kementerian BUMN melalui pendanaan Merah Putih Fund, Narasi melalui Indonesia Digital Tribe, dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Microcredentials bisa mempercepat pembangunan ekosistem digital.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan peluncuran Merah Putih Fund (MPF) dan Indonesia Digital Tribe (IDT) merupakan bentuk komitmen pemerintah meningkatkan akselerasi generasi digital.  

"Memang masalahnya amat kompleks ketika misalnya kita di BUMN itu kan namanya juga korporasi, posisi kita mendukung UMKM, artinya ada pendanaan, ada infrastruktur, dan ada market. Kalau UMKM kita punya kekuatan yang sudah terintegrasi, tapi kalau digital ini harus lebih lebar," ujar Erick.

Erick menyebut BUMN tidak bisa berpikir secara sektoral dalam peningkatan akselerasi digital, melainkan harus berkolaborasi dengan banyak pihak, seperti Kemendikbud, Kemenkominfo, dan para pengusaha swasta nasional. Erick meminta BUMN untuk lebih fokus dalam menyiapkan pendanaan bagi para startup lokal, baik Soonicorn atau Unicorn.

"Di situ yang banyak, (Soonicorn) punya potensi tapi kalau tidak didukung pendanaan dia bisa juga jadi tidak jadi berotensi. Soonicorn ini tahap awal menuju Unicorn di mana jumlah Unicorn kita pun sebenarnya belum maksimal, masih banyak potensi, prediksi kita 25 Unicorn masih mungkin," ucap Erick.

Dalam implementasinya, Erick menegaskan tiga syarat bantuan pendanaan hanya diberikan kepada startup yang didirikan orang Indonesia, memiliki kantor di Indonesia, dan akan go publik di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Upaya pemerintah ini tentu layak diapresiasi karena menurut Mastercard Economics Institute yang baru saja merilis Economy 2022, sebuah pandangan global untuk tahun mendatang berdasarkan tren-tren penting yang dilihat dari sudut pandang konsumen, mengungkapkan lima faktor fundamental mulai dari tabungan dan pengeluaran, rantai pasokan, akselerasi digital, perjalanan global, dan daftar risiko ekonomi yang semakin bertambah akan terus membentuk ekonomi global.

Transformasi digital memang telah membuat bisnis besar dan kecil lebih tangguh, serta terus membentuk masa depan. Perubahan itu nyata, tergantung cara menyikapi dan mempersiapkannya.

@IndoTelko

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year