telkomsel halo

Disuntik DBS US$ 100 juta, Cinemaxx siap Bangun 2 ribu Layar Bioskop

14:28:36 | 25 Jul 2015
Disuntik DBS US$ 100 juta, Cinemaxx siap Bangun 2 ribu Layar Bioskop
Salah satu jaringan bioskop Cinemaxx (dok)
JAKARTA (IndoTelko)  - PT Cinemaxx Global Pasifik (Cinemaxx), akan meluncurkan 2 ribu layar bioskop dalam kurun waktu 10 tahun ke depan dengan memanfaatkan pendanaan dari Deutsche Bank (DBS) senilai US$100 juta.

Direktur Lippo dan CEO Cinemaxx Brian Riady menjelaskan untuk merealisasikan 2.000 unit layar bioskop tersebut akan dibangun 300 kompleks bioskop di 85 kota di Indonesia.

”Ini akan membuat Cinemaxx sebagai rantai bioskop terbesar dan paling komprehensif di Indonesia. Kami memproyeksikan perseroan akan meraup pendapatan sebesar US$ 500 juta pada 2020 dan US$ 1 miliar pada 2024,” kata Brian dalam pernyataan tertulisnya kemarin.

Demi memuluskan ekspansinya, induk perseroan Lippo Group juga menunjuk Rothschild sebagai penasihat keuangan. Lippo menargetkan, dalam tiga tahun ke depan dapat melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO).

”Penawaran ini akan memberikan kesempatan bagi investor guna memanfaatkan dinamika pembelanjaan konsumen menengah dan atas yang cepat berkembang di Indonesia,” katanya.

Managing Director and Head of Capital Markets and Treasury Solutions Deustche Bank Indira Citrarini mengatakan, aksi korporasi tersebut merupakan kesempatan untuk berinvestasi di tengah pertumbuhan konsumen Indonesia.

”Kami gembira mengumumkan dan menyukseskan penawaran ini. Kami terkesan dengan track record Lippo dalam membangun perusahaan terkait konsumen yang sukses di Indonesia,” katanya.

Direktur Rothschild Claire Suddens-Spiers mengatakan, industri sinema di Indonesia tertinggal jauh jika dilihat dari kontribusi pendapatan film-film box office yang masih di bawah US$300 juta per tahun, serta jumlah layar bioskop yang tersedia masih minim yakni kurang dari 1.000 unit.

”Mereka (Lippo Group) telah membangun fondasi yang kuat untuk membangun bisnis sinema nasional dan kami gembira mengerjakan proyek ini,” katanya.

Executive Director, Media Partners Asia Vivek Couto menambahkan, industri sinema di Indonesia mempunyai potensi besar untuk berkembang dari tahap sangat awal saat ini. Dibandingkan dengan negara-negara lain di wilayahnya, Indonesia sangat kekurangan layar bioskop dan hanya memiliki 3,7 layar per sejuta orang dibandingkan dengan 39,9 layar di Singapura.

”Ini digabungkan dengan meningkatnya konsumen kelas menengah yang haus hiburan, urbanisasi yang bertambah, dan industri film lokal yang berkembang. Ini akan membuat kisah Cinemaxx sangat menarik,” jelasnya.

Sementara itu, President of International Cinema and Content Advisory Firm Artisan Gateway Rance Pow menambahkan, pasar sinema di seluruh Asia dan ASEAN berkembang pesat dimana sebagian besarnya digerakkan oleh permintaan konsumen yang besar untuk hiburan modern.

Dicontohkannya,  di Tiongkok dimana negara itu memiliki lebih dari 27.000 layar, naik signifikan dibandingkan dengan lima tahun lalu yang hanya ada 6.250 layar bioskop. Adapun penjualan tiket bioskop nasional di Tiongkok dapat mencapai US$ 6,8 triliun di 2015.

GCG BUMN
”Dengan basis populasi yang besar, Indonesia memiliki banyak karakteristik fundamental yang sama seperti Tiongkok, dan memiliki potensi untuk menjadi industri film dan bioskop yang sangat besar dalam waktu dekat,” tutupnya.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories