JAKARTA (IndoTelko) – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) akhirnya memutuskan mitra strategis bagi anak usahanya, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), adalah PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG).
Mitratel adalah anak usaha Telkom di
bisnis penyediaan menara, sementara Tower Bersama salah satu pemain besar di bisnis ini dan telah tercatat di bursa saham.
Pada 2013, diperkirakan pendapatan Mitratel sekitar Rp 1,9 triliun dengan laba bersih Rp 393 miliar. Pada 2012, omzetnya sekitar Rp 1,6 triliun dengan laba bersih Rp 338 miliar.
Saat ini, Mitratel diperkirakan memiliki sekitar 3.500 unit menara telekomunikasi yang tersebar di berbagai daerah. Sedangkan total asetnya diperkirakan mencapai Rp 8,45 triliun hingga juni 2014. Mitratel diperkirakan mengelola 1.402 unit menara milik TelkomFlexi, dan 2.000 menara milik Telkomsel.
Sedangkan Tower Bersama berada di urutan pertama soal likuiditas di bisnis menara. Perseroan memiliki likuiditas sekitar Rp 17,3 triliun. Dari likuiditas yang tersedia terutama berasal pinjaman yang belum terpakai sekitar US$ 1,15 miliar dari total pinjaman sindikasi US$ 2 miliar.
Manajemen Tower Bersama dalam keterangan tertulisnya menyatakan telah melakukan penandatanganan kerjasama dengan Telkom, dimana operator pelat merah itu akan memperoleh saham di perseroan melalui penerbitan saham baru, dengan menukarkan saham (Swap Share) Telkom di Mitratel
Sesuai dengan perjanjian ini, Telkom akan menukarkan 49% kepemilikannya di Mitratel dengan 290 juta lembar saham baru TBIG, yang mewakili sekitar 5,7% dari modal TBIG setelah penerbitan saham baru.
Setelah menyelesaikan pertukaran saham tahap awal, Tower Bersama akan memegang kendali manajemen dan mengkonsolidasikan Mitratel dalam laporan keuangan Perseroan.
Selain itu, Telkom juga memiliki opsi untuk menukarkan 51% sisa kepemilikan Telkom di Mitratel dalam jangka waktu 2 tahun dengan tambahan 472,5 juta saham baru TBIG sehingga kepemilikan Telkom di Tower Bersama akan menjadi 13,7% dari modal setelah penerbitan saham baru.
Selain kepemilikan saham di TBIG, Telkom akan menerima tambahan pembayaran kas sampai maksimum sebesar Rp 1,739 triliun apabila Mitratel dapat mencapai target pencapaian tertentu yang telah disetujui.
“Kemitraan ini merupakan salah satu pencapaian yang sangat penting bagi Tower Bersama. Kemitraan ini tidak hanya memungkinkan kami untuk secara signifikan meningkatkan skala bisnis kami, baik dari sisi jumlah penyewaan dan pendapatan serta penyebaran geografis aset, namun juga memperkuat hubungan bisnis antara keduanya,” kata Chief Executive Officer Tower Bersama Hardi Wijaya Liong.
Ditambahkannya, penyelesaian transaksi ini bergantung pada berbagai persetujuan termasuk persetujuan pemegang saham Tower Bersama dan diharapkan akan selesai pada kuartal keempat 2014.Dalam catatan, Mitratel sebenarnya telah diwacanakan untuk
ditingkatkan nilainya sejak 2011 oleh Telkom dan baru terealisasi di tahun ini.(id)