telkomsel halo

P1 Diakuisisi Telekom Malaysia, Sinyal WiMAX Memudar di ASEAN?

11:50:00 | 30 Mar 2014
P1 Diakuisisi Telekom Malaysia, Sinyal WiMAX Memudar di ASEAN?
Ilustrasi (Dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Nasib teknologi Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) sepertinya berujung tragis.

Pasalnya, salah satu barometer komersialisasi WiMAX di kawasan ASEAN, Malaysia, para pemainnya mulai beralih ke Time Division Duplexing-Long-Term Evolution (TDD-LTE).

Kabar beredar,  YTL Communications Sdn Bhd's yang mengkomersialkan WiMAX sejak 2010 tengah melakukan uji coba TDD LTE. Terbaru, Packet One Networks (P1) yang selama ini dikenal sebagai pionir WiMAX di Malaysia sejak 2008, sebanyak 57% sahamnya dikuasai oleh Telekom Malaysia berhad (TM).

TM mengakuisisi 57% saham tersebut setelah menandatangani perjanjian investasi dengan Green Packet Berhad (Green Packet) dan SK Telecom Co., Ltd. (SK Telecom) untuk mengembangkan LTE menggunakan frekuensi yang dimiliki P1. Nilai transaksi diperkirakan sekitar US$170,2 juta.

Dalam situs resmi TM dinyatakan aksi akuisisi itu itu sesuai dengan visi perseroan yang ingin menjadi penguasa broadband di Malaysia. “Kerjasama ini memungkinkan kami menyediakan platform LTE secara lebih efisien,” kata TM Group Chief Executive Officer, Tan Sri Zam.

Pembagian tugas dari tiga raksasa telekomunikasi ini adalah TM akan mengoptimalkan kekuatannya di fixed line, SK Telecom akan mentransfer ilmu soal LTE, sedangkan Green Packet, sebagai pemain perangkat 4G global akan memastikan bisnis P1 terus berjalan. Sebagai bagian dari perjanjian, TM akan menyuntikkan investasi sekitar  350 juta ringgit    

P1 memiliki alokasi frekuensi sebesar 30 MHz di 2,3 GHz, dan 20 MHz di 2,6 GHz dengan kekuatan 2 ribu BTS serta 540 ribu pelanggan. Masuknya TM ke P1 menjadikan operator ini kembali ke bisnis seluler dan akan berhadapan dengan pemain seperti  Maxis, Celcom, Digi dan U-Mobile yang berbasis 3G.

Malaysia memiliki pemain lain berbasis WiMAX yakni REDtone. Sejauh ini belum ada kabar terkait pengembangan teknologi dari operator tersebut.

Di Indonesia saat ini  tersisa lima perusahaan pemegang lisensi Broadband Wireless Access (BWA), yakni PT Berca Hardayaperkasa, Telkom,  First Media, PT Indosat Mega Media (IM2), dan PT Jasnita Telekomindo. Masing-masing perusahaan mendapat kapasitas sebesar 30 MHz di setiap zona lisensi.

Internux langsung menggelar TDD LTE. Sitra WiMAX menghentikan layanannya dan beralih ke TDD LTE. Hanya Berca yang masih setia dengan WiMAX.Telkom memilih mengembalikan frekuensi untuk beberapa zona, sementara  IM2 dan Jasnita tak terdengar kabar soal pengembangan frekuensi itu.(id)   

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year