telkomsel halo

Pertumbuhan Bandwidth Internasional di Indonesia 62%

9:27:28 | 04 Jul 2013
Pertumbuhan Bandwidth Internasional di Indonesia 62%
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – Tingginya akses konten yang berasal dari luar negeri menjadikan kebutuhan bandwidth internasional (Compound Annual Growth Rate/CAGR) di Indonesia setiap tahunnya tumbuh sekitar 62%.

"CAGR kebutuhan bandwidth internasional di Indonesia untuk periode 2013-2018 mencapai 62%," ungkap Presiden Direktur Telekomunikasi Indonesia International (Telin) Syarif Syarial Ahmad dalam rilisnya.

Diungkapkannya, untuk mengantisipasi kebutuhan tersebut perseroan memperbanyak jalur menuju ke Tier-1 dan meningkatkan kapasitas dengan bergabung dalam beberapa konsorsium kabel laut milik beberapa operator besar.

“Kami dengan konsorsium  jaringan kabel laut Southeast Asia-Japan Cable System (SJC) telah mengoperasikan infrastruktur terbaru untuk meningkatkan kapasitas,” katanya.

Dijelaskannya, sistem terbaru ini   didukung oleh TE Subcom and NEC Corporation dengan menyediakan koneksi ke beberapa Hub utama untuk mengakomodasi pertumbuhan layanan broadband internet di beberapa wilayah Asia dan memungkinkan efektifitas dari segi biaya serta memperkuat koneksi ke system kabel bawah laut lainnya.

SJC adalah konsorsium dari beberapa perusahaan telekomunikasi dan teknologi global yang terdiri dari Brunei International Gateway Sendirian Berhad (BIG), China Mobile International, China Telecom, China Telecom Global Limited, Donghwa Telecom, Globe Telecom, Google SJC Bermuda, KDDI Corporation, Singapore Telecommunications Limited (SingTel), Telin, dan TOT Public Co.

Sistem kabel laut international SJC ini dimiliki dan dioperasikan oleh konsorsium beberapa perusahaan telekomunikasi dan teknologi global yang menghubungkan tujuh negara yaitu Brunei, China, Hong Kong, Jepang, Singapura, Filipina, serta pilihan untuk menghubungkan Thailand.
SJC terintegrasi dan terkoneksi ke Indonesia dengan jaringan kabel laut internasional Telin lainnya seperti Batam Singapore Cable System (BSCS) dan Thailand Indonesia Singapore (TIS).
 
Jaringan kabel bawah laut SJC ini memiliki panjang 8.900 kilometer, yang dapat diperpanjang hingga 9.700 kilometer. Sistem kabel bawah laut SJC pun diklaim menggunakan teknologi fiber optik terkini. Terdiri dari 6 fiber pairs dengan kapasitas mencapai 28 Tbps untuk memenuhi layanan broadband seperti internet, video, data, dan layanan multimedia lainnya.

Sebagai ilustrasi, SJC ini mampu mendukung video streaming hingga 3 juta video high definition secara simultan. Sebagai salah satu anggota konsorsium pemilik sistem kabel bawah laut SJC, kapasitas bandwith internasional Telin bertambah sebesar 2,8 Tbps untuk mendukung layanan broadband di Indonesia dan ekspansi layanan broadband internasional TelkomGroup di wilayah Asia dan sekitarnya.  

Sebelumnya, Sekjen Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Dian Siswarini kala menjadi pembicara dalam seminar 'Ready or Not, BYOD is Here'  yang digagas Indonesian Cloud Forum (ICF)   belum lama ini, menyarankan  Indonesia harus memperbanyak rute kabel laut atau serat optik menuju sambungan internet internasional atau Tier-1 untuk mengantisipasi lonjakan pertumbuhan pengguna data di masa mendatang.

Diungkapkannya, selama ini trafik konten di Indonesia hampir 80% mengarah ke dunia internasional, hanya 20% yang mengakses konten lokal. “Kalau bicara backbone di Indonesia kawasan barat lumayan banyak. Indonesia itu minim di kawasan barat. Mungkin sudah saatnya dipikirkan insentif untuk pembangunan backbone kabel laut di Indonesia timur menuju Tier-1,” katanya.

Hasil kajian yang dilakukan Klik Indonesia belum lama ini menunjukkan  ada biaya yang dikeluarkan untuk mengakses konten asing yakni  sekitar Rp 1,5 triliun sebagai kompensasi membayar 250 Gbps sambungan internasional (bandwidth) dari dan ke Indonesia ke luar negeri.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year