JAKARTA (IndoTelko) Pemulihan infrastruktur telekomunikasi di Provinsi Aceh terus mengalami peningkatan signifikan.
Hingga Jumat (19/12), sebanyak 80,63% menara base transceiver station (BTS) telah kembali beroperasi, memungkinkan sebagian besar masyarakat terdampak bencana kembali terhubung dengan layanan komunikasi.
Capaian tersebut meningkat tajam dibandingkan kondisi Selasa (16/12), ketika tingkat pemulihan baru mencapai 45,58%. Dari total 23 kabupaten/kota terdampak, sebanyak 20 kabupaten/kota telah mencatatkan pemulihan jaringan di atas 50%.
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menegaskan bahwa pemulihan konektivitas difokuskan untuk menjamin kebutuhan dasar masyarakat, terutama di wilayah yang masih mengalami keterbatasan akses komunikasi.
“Saya meminta operator untuk memfokuskan upaya pemulihan di kabupaten/kota yang tingkat pemulihannya masih di bawah 50 persen, yakni Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten Bener Meriah, dan Kabupaten Gayo Lues. Konektivitas di wilayah-wilayah ini penting agar warga tidak merasa terisolasi,” ujarnya.
Menurut Meutya, keberadaan jaringan komunikasi di tengah situasi bencana berperan penting dalam mendukung keselamatan warga, koordinasi penyaluran bantuan, layanan darurat, serta pemulihan aktivitas sosial dan ekonomi secara bertahap.
Pemerintah juga menyampaikan apresiasi kepada para operator telekomunikasi, teknisi lapangan, dan seluruh pihak terkait yang tetap bekerja di tengah keterbatasan dan risiko demi memastikan layanan komunikasi kembali pulih.
Selain Aceh, pemulihan infrastruktur telekomunikasi di wilayah terdampak bencana lainnya juga menunjukkan capaian tinggi. Di Sumatra Barat, pemulihan BTS telah mencapai 99,14%, sementara di Sumatra Utara tercatat sebesar 97,35% per Jumat (19/12).
Pemerintah memastikan akan terus memberikan pembaruan secara berkala dan mengawal proses pemulihan konektivitas hingga menjangkau seluruh wilayah terdampak.(wn)