telkomsel halo

Tren shoppertainment terus berlanjut hingga 2026

05:59:00 | 22 Dec 2025
Tren shoppertainment terus berlanjut hingga 2026
JAKARTA (IndoTelko) Konsep belanja yang menggabungkan hiburan atau shoppertainment diprediksi masih akan berlanjut pada 2026. Pola berjualan melalui video, termasuk live shopping dan video pendek, dinilai tetap menjadi penggerak utama dalam ekosistem e-commerce.

Head of Research Jakpat, Aska Primardi, mengatakan konsumen kini mengharapkan pengalaman belanja yang sekaligus memberikan hiburan. “Kehadiran video commerce (termasuk live shopping dan video pendek) terus mendominasi ekosistem e-commerce,” ujarnya.

Berdasarkan data survei Jakpat, live shopping bukan lagi sekadar tren sementara, melainkan metode belanja yang terus menguat posisinya. Tingkat kesadaran masyarakat terhadap live shopping tercatat mencapai 80% pada paruh kedua 2024 dan meningkat menjadi 85% pada paruh pertama 2025.

Kepercayaan konsumen untuk berinteraksi dalam ekosistem live shopping juga mengalami peningkatan. Pada semester pertama 2024, sebanyak 74% responden mengaku pernah mengikuti sesi live shopping, dan angka tersebut naik menjadi 79% pada semester kedua 2025. Meski tingkat pembelian sempat berfluktuasi dari 46% di paruh awal 2024 menjadi 44% di paruh akhir 2025, tingginya keterlibatan audiens menunjukkan live shopping tetap menjadi kanal favorit konsumen.

Aska menyimpulkan bahwa peningkatan awareness live shopping pada paruh pertama 2025 diikuti oleh kenaikan partisipasi konsumen dalam sesi live. Menurutnya, fenomena ini dipicu oleh fragmentasi saluran belanja akibat pesatnya pertumbuhan social commerce yang mengintegrasikan fitur belanja di platform media sosial seperti TikTok, Instagram, dan YouTube.

“Konsumen mencari entertainment sambil berbelanja (shoppertainment),” katanya.

Jakpat memprediksi fragmentasi pasar akan terus berlanjut, di mana konsumen akan berpindah-pindah antara social commerce, marketplace, dan kanal Direct-to-Consumer (DTC). Kondisi ini menandakan tidak akan ada lagi satu platform yang mendominasi pasar secara tunggal.

“Perilaku shoppertainment telah menjadi kebiasaan yang terbentuk karena social commerce. Konsumen menikmati interaksi dan konten yang berbeda di setiap channel,” tambah Aska.

Ke depan, penyatuan pengalaman belanja diperkirakan akan semakin kuat, dengan batas antara marketplace dan social commerce yang kian kabur. Platform media sosial akan memperkuat kemampuan logistik, sementara marketplace mengintegrasikan fitur pembuatan konten dan live streaming secara lebih mulus.

GCG BUMN
Menurut Jakpat, seluruh platform kini berlomba menciptakan konsep super-app commerce, di mana konsumen dapat menemukan produk, berinteraksi, hingga menyelesaikan transaksi dan logistik dalam satu aplikasi. (mas)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories