JAKARTA (IndoTelko) - Pada ajang Black Hat Europe, Appdome mengumumkan peluncuran Agentic AI Suite pertama di industri yang dirancang untuk melawan penipuan, pengambilalihan akun, ancaman API, dan risiko keamanan lainnya dalam bisnis seluler.
Rangkaian baru yang terdiri dari lima (5) agen AI ini menghadirkan platform intelijen berbasis percakapan pertama di dunia yang secara khusus dikembangkan untuk kebutuhan tim keamanan siber dan anti-penipuan di lingkungan perusahaan seluler. Kelima Agen AI baru ini dihadirkan dalam secure social enterprise framework, yang memungkinkan berbagai pemangku kepentingan memanfaatkan AI secara bersamaan serta berkolaborasi dalam melindungi aset digital perusahaan.
Agen AI terbaru Appdome memiliki akses ke data pertahanan seluler selama lebih dari satu dekade, triliunan peristiwa ancaman secara real-time dari miliaran instalasi aplikasi seluler di seluruh dunia, serta model pembelajaran mendalam. Kombinasi ini memungkinkan Agen AI memberikan insight (wawasan) yang mendalam, rekomendasi, dan langkah remediasi yang relevan bagi setiap bisnis seluler. Agen-agen ini memperkuat tim keamanan siber, tim anti-penipuan, dan tim jaringan dengan kemampuan penalaran otonom melalui model interaksi “ask me anything” untuk semua pengguna.
Menurut CEO and Co-Creator Appdome, Tom Tovar, bisnis seluler membutuhkan beraneka ragam rekan kerja Agentic AI untuk melawan penipuan dan ancaman siber lainnya.
“Agentic AI memberikan pembelajaran, penalaran, dan pengambilan keputusan yang jauh lebih cepat pada skala data yang besar dan Appdome adalah satu-satunya platform di dunia yang memiliki data ancaman, konteks, dan kesadaran yang cukup untuk membuat Agentic AI benar-benar relevan bagi pertahanan siber,” jelasnya.
Agentic AI Suite terbaru dari Appdome merupakan layanan opsional (opt-in) yang terdiri dari lima (5) agen spesialis, dengan dua (2) yang diluncurkan hari ini: Support Agent dan SecOps Agent. Agen AI lain yang direncanakan mencakup DevOps Agent, Defense Posture Management (DPM) Agent, dan Threat Research Agent. Setelah diaktifkan, setiap Agen menggunakan beragam model Agentic AI untuk menyaring, menganalisis, dan mengevaluasi data seluler serta data ancaman yang relevan. Agen-agen ini terus menerima pembaruan dari pipeline data Appdome, lalu menggunakan data tersebut untuk bernalar, berkolaborasi, dan berinteraksi secara otonom dengan tim seluler.
Dikatakan CTO and Co-Creator Appdome, Avi Yehuda, semua orang punya akses ke ChatGPT dan copilot generik. “Masalahnya, alat AI generik tidak memiliki data seluler, konteks pertahanan, dan pemahaman ancaman yang spesifik untuk tiap bisnis. Agen AI Appdome menghubungkan Agentic AI dengan data seluler dan data ancaman sehingga AI dapat memberikan jawaban, insight, dan rekomendasi yang dibutuhkan masing-masing bisnis,” ujarnya.
Yang menjadi pembeda utama, Agen AI Appdome dirancang sebagai “rekan tim”, bukan sekadar “asisten”. Artinya, setiap Agen juga dapat bertindak secara mandiri, misalnya dengan secara proaktif memberi tahu tim seluler saat ditemukan tren baru atau temuan penting, tanpa perlu pengaturan alert dan notifikasi yang rumit.
Pendekatan ini membantu tim keamanan siber, tim anti-penipuan, tim DevOps, dan tim supportdalam memanfaatkan Agentic AI untuk berkembang seiring pertumbuhan bisnis, mengatasi keterbatasan sumber daya dan keahlian, mempercepat siklus pengambilan dan pelaksanaan tindakan, serta mencapai hasil dengan lebih cepat. Sebagai contoh, dengan Agentic AI Suite Appdome, tim keamanan dapat memangkas mean time to respond (MTTR) hingga 90%, berkat waktu investigasi yang lebih singkat, beban analis yang lebih ringan, serta implementasi cepat melalui model penerapan “click to defend” dari Appdome.
Di kesempatan yang sama, Managing Director perusahaan analis Intellyx, Jason Bloomberg mengatakan, Defense Agent Appdome memberikan nilai jauh melampaui sekadar opini atau informasi.
“Agen-agen ini menggabungkan kekuatan AI dengan data aktual organisasi terkait aplikasi seluler, ancaman, dan pertahanannya, untuk menghasilkan insight dan rekomendasi yang proaktif, objektif, dan berbasis penalaran,” jelasnya.
Program keamanan siber dan anti-penipuan tidak lagi bisa berjalan dalam silo. Di era ancaman yang dihasilkan, digerakkan, dan diperkuat oleh AI, merek seluler harus menyatukan data dari seluruh lanskap ancaman serta menggantikan pengambilan keputusan manual dengan alur kerja digital guna memperoleh visibilitas, pengelolaan, dan kendali atas postur pertahanan bisnis.
Salah satu keunggulan utama Agen AI Appdome adalah kemampuannya memungkinkan berbagai pemangku kepentingan mulai dari tim keamanan siber, engineering, anti-penipuan, jaringan, support, hingga tim bisnis untuk berinteraksi langsung dengan Agen dan berkolaborasi dalam inisiatif pertahanan lintas organisasi. Untuk mendukung hal ini, Appdome menambahkan fitur like, komentar, tag pengguna, dan berbagi alert, discoveries, rekomendasi, serta insight dari Agen AI kepada pihak lain dalam organisasi yang sama. Pembelajaran Agentic AI dapat tersebar cepat ke seluruh organisasi dan membantu menjembatani kesenjangan pengetahuan yang ada antara para ahli di tim yang berbeda.
Sedangkan, Field CTO and founding engineer, Appdome, Gil Hartman, kolaborasi aktif terkait pertahanan apa yang harus diterapkan dan bagaimana konfigurasinya sudah berlangsung.
“Namun, merek-merek seluler mengatakan bahwa email dan kanal Teams saja tidak cukup. Mereka ingin menggunakan Appdome sebagai alat kolaborasi internal untuk melindungi bisnis seluler dari penipuan, pengambilalihan akun, dan risiko siber dalam skala besar,” ungkapnya.
Meski ChatGPT dan sistem Agentic AI lainnya membuka kemampuan penalaran otonom berbasis informasi publik, risikonya juga tidak kecil. Agentic AI Suite Appdome menghadirkan kekuatan yang sama, namun dibatasi secara aman di dalam data milik merek seluler itu sendiri di platform Appdome. Hasilnya, semua insight dan keputusan AI selalu relevan dengan konteks bisnis, aplikasi, permukaan serangan, perangkat, dan topologi distribusi masing-masing merek, serta terlindungi dalam platform aman yang mencegah kebocoran data ke model AI publik.
Dalam konteks ini, merek seluler dapat dengan aman menggunakan Agentic AI untuk mengeksplorasi dan memahami data ancaman mereka sendiri, membandingkan postur serangan dan pertahanan dengan tren industri maupun regional, melakukan pengambilan keputusan objektif, serta mempercepat penyelesaian ancaman di perangkat dan API atau memberikan dukungan Agentic AI kepada sejumlah rekan tim yang melakukan fungsi-fungsi tersebut.
Semua Agen sepenuhnya berada di dalam platform Appdome untuk memastikan enterpriseguardrail (pagar batas perusahaan) yang diperlukan telah diterapkan guna menjaga kendali atas input dan output dari sistem, termasuk kebijakan tanpa pembelajaran dan tanpa penyimpangan data, isolasi intelijen berbasis tenant, serta tata kelola penuh atas setiap tindakan Agen melalui kontrol audit dan akses Appdome. Appdome juga menggunakan pendekatan Context Engineering, bukan RAG generik, untuk memastikan semua penalaran AI didasarkan secara eksklusif pada telemetri ancaman dan konteks pembangunan yang terverifikasi dan dikelola Appdome.
Sementara VP of Data and Infrastructure, Appdome, Srini Avernini mengatakan, merek seluler yang menggunakan Appdome tidak menginginkan black-box atau SDK terpisah. Mereka menginginkan data ancaman yang terpadu, dengan visibilitas, pengelolaan, dan kontrol tingkat perusahaan di setiap lapisan.
“Kabar baiknya, Agen AI Appdome berjalan di atas platform tingkat perusahaan Appdome yang sudah menyatukan data dan memiliki semua kontrol akses, perubahan audit, dan manajemen data yang dibutuhkan untuk menggabungkan fungsi keamanan siber atau anti-penipuan secara aman dan efisien,” ujarnya. (mas)