JAKARTA (IndoTelko) — PT Citra Van Titipan Kilat (TIKI) mengajak generasi muda untuk memulai bisnis di sektor logistik melalui model keagenan kurir yang dinilai memiliki prospek stabil dan berkelanjutan.
Direktur Utama TIKI, Yulina Hastuti, mengatakan peluang usaha di industri logistik semakin terbuka seiring pertumbuhan e-commerce, ekspansi UMKM, dan meningkatnya perilaku belanja online masyarakat. Kondisi tersebut mendorong permintaan layanan pengiriman yang cepat, aman, dan mudah diakses.
“Generasi muda Indonesia memiliki kreativitas dan energi yang besar untuk membangun usaha. Tantangannya, mereka sering kali bingung mencari bisnis yang sudah terbukti stabil,” ujar Yulina. “Melalui keagenan TIKI, kami menyediakan sistem yang matang, dukungan operasional, dan ekosistem logistik yang kuat sehingga mitra dapat langsung fokus membesarkan bisnisnya,” jelasnya.
Menurut Yulina, memulai bisnis keagenan membutuhkan mitra yang mampu memberikan dukungan menyeluruh, mulai dari reputasi perusahaan, jaringan layanan yang luas, kemudahan sistem operasional dan teknologi, hingga pelatihan dan materi promosi. Skema investasi yang jelas dan terjangkau juga menjadi faktor penting bagi calon pengusaha.
Ia menambahkan, TIKI telah menerapkan konsep waralaba sejak awal berdiri dan meyakini bahwa bisnis waralaba yang sehat memungkinkan perusahaan dan mitra berkembang bersama. “Karena itu, program pengembangan dan pendampingan mitra menjadi bagian penting agar mereka memahami seluk-beluk bisnis jasa kurir dan menjadi partner yang saling menguatkan,” tegasnya.
Dengan pengalaman lebih dari 55 tahun, TIKI saat ini memiliki jaringan distribusi yang mencakup 66 kota besar di Indonesia, lebih dari 500 kantor perwakilan, lebih dari 3.700 gerai, serta didukung lebih dari 6.000 karyawan. Jaringan tersebut menjadi salah satu kekuatan utama TIKI dalam mendukung mitra keagenan.
TIKI menawarkan skema keagenan melalui TIKI Gerai dengan pembagian keuntungan yang transparan dan komisi harian hingga 28 persen dari omzet. Modal awal kemitraan ditetapkan sebesar Rp6 juta, sehingga dinilai relatif terjangkau bagi pebisnis muda yang ingin memulai usaha di industri jasa kurir.
Salah satu mitra TIKI, Safrijal Siregar SH SE MM MH, yang bergabung sejak 2013, mengungkapkan bisnis keagenan TIKI memberikan peluang pengembangan usaha yang nyata. Berawal dari satu gerai di Kalimalang, Jakarta Timur, usahanya kini berkembang menjadi enam gerai TIKI.
“Sebagai seseorang yang tidak berlatar belakang dunia kurir, saya membutuhkan mitra usaha yang sudah terbukti memiliki sistem operasional, jaringan, serta rekam jejak yang kuat agar bisnis dapat tumbuh berkelanjutan,” terangnya. “Karena profesi saya menuntut mobilitas yang tinggi, penting bagi saya memiliki sistem yang bisa berjalan dengan baik tanpa perlu saya awasi setiap hari,” lanjutnya.
Safrijal menilai dukungan TIKI, mulai dari pelatihan, pendampingan, hingga sistem operasional yang mudah diterapkan, berperan besar dalam pertumbuhan bisnisnya. “Saya merasa menjadi bagian dari jaringan besar yang selalu siap membantu, dan itulah yang membuat saya yakin untuk terus menjalankan bisnis ini dalam jangka panjang,” katanya.
Yulina menegaskan, keberhasilan para mitra menunjukkan peluang di industri kurir masih sangat luas. Dengan dukungan sistem dan jaringan nasional, TIKI berharap semakin banyak generasi muda berani memulai dan mengembangkan bisnis bersama TIKI.(wn)