telkomsel halo

Meredanya inflasi, pasar Crypto dan saham AS menghijau

08:41:00 | 17 Jan 2025
Meredanya inflasi, pasar Crypto dan saham AS menghijau
JAKARTA (IndoTelko) - Pasar crypto dan Saham AS serempak menghijau pasca meredanya data inflasi CPI Amerika Serikat yang dirilis Kamis (15/1) malam waktu Indonesia. Pasalnya, laju kenaikan inflasi yang turun tersebut memberikan harapan terhadap potensi dapat tercapainya target inflasi The Fed di 2%.

Harga Bitcoin terapresiasi ke level $99 ribu hingga kemudian menembus level $100 ribu, diikuti oleh Ethereum, XRP, SOL, XLM, dan mayoritas aset crypto di pasar. Sementara di pasar saham AS, Nasdaq Composite memimpin dengan kenaikan 2,17% diikuti S&P 500 1,62% dan Dow Jones Industrial Average dengan 1,5%.

Selain itu, beberapa saham di sektor teknologi dan perbankan membukukan kenaikan harga yang signifikan seperti Tesla yang mengalami kenaikan 5,76%, Meta Platforms 4,76%, Citigroup 6,1%, Wells Fargo 6,1%, dan Goldman Sachs 4,8%. Treasury bertenor 10 tahun merosot ke kisaran 4,65%.

Data inflasi AS bulan Desember menunjukkan kondisi inflasi inti (tanpa komponen volatil seperti harga energi dan pangan) yang mengalami penurunan laju kenaikan sebesar 0,1% dari bulan-bulan sebelumnya. Inflasi inti AS Desember hanya mengalami kenaikan 0,2%, lebih lambat dari kenaikan 0,3% selama empat bulan sebelumnya, meskipun secara keseluruhan inflasi di bulan Desember tercatat mengalami kenaikan bulanan sebesar 0,4% yang merupakan angka tertinggi sejak Maret 2024 dikarenakan peningkatan harga energi yang menyumbang lebih dari 40% dari kenaikan inflasi CPI di bulan tersebut. Secara tahunan, CPI meningkat 2,9%, naik dari 2,7% di November yang juga merupakan laju tercepat sejak Juli.

Dikatakan Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin, menghijaunya pasar crypto dan Saham AS mengindikasikan meningkatnya keyakinan para investor terhadap potensi situasi suku bunga yang akan lebih rendah dari level saat ini dalam beberapa waktu ke depan.

“Laju inflasi yang tinggi, terutama di sektor energi, dapat menjadi faktor pendukung proyeksi The Fed untuk melakukan pemangkasan suku bunga lebih sedikit pada tahun ini. Bank sentral AS tersebut telah memangkas suku bunga acuan sebesar total 100 basis poin sejak memulai siklus pelonggaran pada September tahun lalu. Penurunan laju kenaikan inflasi inti mungkin dapat membuka kemungkinan akan kembali diturunkannya suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan FOMC akhir bulan ini. Namun, jika hal itu terjadi, outlook kebijakan suku bunga hingga mungkin beberapa bulan setelahnya akan relatif lebih tidak pasti,” jelasnya.

Ia menambahkan, Presiden terpilih Donald Trump, yang akan dilantik 20 Januari mendatang, telah menjanjikan pemotongan pajak yang berpotensi memacu pertumbuhan. Namun, kebijakan proteksionis dan pembatasan imigrasi berpotensi menaikkan biaya produksi serta mengganggu supply chain, yang mana berpotensi menambah tekanan inflasi.

"Penurunan suku bunga di bulan ini, apabila terjadi, dapat memperparah kondisi tersebut dan membuat kondisi serta arah kebijakan ekonomi ke depan menjadi semakin sulit diprediksi. Dengan demikian, meskipun perkembangan yang ada membuka kemungkinan penurunan suku bunga pada akhir bulan ini, para pejabat The Fed mungkin akan berpikir dua kali untuk melakukannya,” katanya.

Melihat reaksi pasar dari perkembangan yang ada, terdapat potensi reli akan berlanjut hingga penentuan kebijakan suku bunga The Fed akhir bulan ini.

Menurutnya, momentum pelantikan Trump dan gebrakan-gebrakan awalnya khususnya bagi industri dan pasar crypto dapat turut memperkuat momentum yang ada. "Meskipun secara umum tren bullish di pasar crypto dan saham AS masih relatif solid, tidak diturunkannya suku bunga pada pertemuan FOMC mendatang berpotensi memberikan tekanan bagi pasar, terlebih apabila The Fed kembali memaparkan proyeksi kebijakan ke depan yang akan lebih ketat seperti yang terjadi pada pertemuan sebelumnya,” lanjutnya.

Meskipun kondisi pasar saat ini cukup positif, kehati-hatian serta responsivitas investor terhadap perkembangan situasi yang ada masih sangat diperlukan guna menjaga pertumbuhan portofolio investasinya. Momentum pasar saat ini juga dapat dimanfaatkan investor untuk mengoptimalkan performa portofolionya dengan mengambil lebih banyak posisi trading untuk memanfaatkan volatilitas yang ada pada aset-aset strategis selagi memantau potensi reli selanjutnya.

“Tetap penting bagi investor untuk melakukan riset dan analisis yang baik guna memilih aset dengan potensi pertumbuhan dan tingkat risiko yang sesuai dengan profil investasi masing-masing. Bagi investor yang cenderung mengutamakan fundamental suatu aset, dapat berinvestasi di aset crypto yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar. Misalnya di fitur Packs di Reku, investor bisa berinvestasi pada berbagai crypto blue chip dalam sekali swipe untuk memudahkan diversifikasi. Selain itu, investor juga dapat mengoptimalkan potensi bullish Saham AS melalui fitur Insights yang merangkum informasi dengan berbagai metodologi dan teknik analisis yang mudah dipahami dalam satu score untuk memudahkan investor dalam mengambil keputusan,” jelasnya.

Di fitur Insights, investor dapat dengan mudah mengetahui pemberitaan di media massa dan perbincangan di media sosial, serta memberikan notifikasi kepada investor ketika suatu perusahaan Saham AS tiba-tiba viral di Buzz Score.

GCG BUMN
Kemudian, investor juga bisa memantau status harga Saham AS yang sedang diskon di Valuation Score yang serta mengidentifikasi perusahaan dengan fundamental yang kuat dan performa positif di Quality Score. (mas)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories