telkomsel halo

Perbaiki tata kelola organisasi, BAKTI akan kebut transformasi digital

04:15:00 | 25 Okt 2023
Perbaiki tata kelola organisasi, BAKTI akan kebut transformasi digital
JAKARTA (IndoTelko) - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) menegaskan komitmennya untuk mempercepat penyelesaian dan optimalisasi program pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan informasi melalui tata kelola organisasi yang baik guna mendukung terwujudnya transformasi digital Indonesia.

"Kami di BAKTI Kominfo tentunya akan melaksanakan apa yang menjadi amanat Presiden Republik Indonesia agar semua program nasional yang dikelola BAKTI tetap berjalan dan diselesaikan melalui tata kelola yang mengacu pada prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan kepatuhan pada seluruh perundang-undangan," kata Dirut BAKTI Fadhilah Mathar dalam pertemuan dengan media, Selasa (24/10).

Ditgeaskannya, upaya percepatan itu mencakup Pembangunan Base Transceiver Station (BTS), jaringan serat optik Palapa Ring, dan pengoperasian Satelite Republik Indonesia (SATRIA)-1.

"Proyek (Palapa Ring) saat ini sudah selesai dilaksanakan dan mampu memeratakan akses dan harga dari layanan internet cepat (broadband) di seluruh kota/kabupaten di Indonesia. "Proyek Palapa Ring merupakan proyek backbone infrastruktur telekomunikasi serat optik di seluruh Indonesia sepanjang 36.000 kilometer yang menjangkau 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia," papar Fadhilah Mathar.

Terkait proyek SATRIA-1 Fadhilah memaparkan kesiapan operasional tahun ini yang direncanakan akan siap terhubung dengan stasiun bumi serta siap langsung terhubung dengan Remote Terminal Ground Segment (RTGS) di lokasi layanan publik untuk memperkuat jaringan internet dan layanan digital di 150 ribu titik terutama yang bersada di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

"Hadirnya SATRIA-1 ini dapat mendukung kegiatan sekolah dan pesantren, percepatan layanan publik di kantor pemerintahan daerah, data puskesmas dan rumah sakit daerah, serta membantu pengawasan wilayah oleh TNI dan Polri," ujar Fadhilah Mathar.

Lebih lanjut Fadhilah Mathar menegaskan komitmen BAKTI menuntaskan pembangunan BTS 4G di daerah 3T tahun ini, yang sebelumnya disebut Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie pembangunannya telah mencapai 96%.

"Kami akan berupaya sekuat tenaga menyelesaikan pembangunan proyek-proyek strategis BAKTI dan memastikan tercapaimya pemerataan konektivitas khususnya di wilayah wilayah 3T, serta mengatasi kesenjangan digital di Indonesia," ujar Fadhilah Mathar.

Dalam kesempatan itu, Fadhilah Mathar memaparkan bahwa di masa depan BAKTI perlu memiliki pedoman tata kelola yang baik sehingga BAKTI yang mengacu pada prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan kepatuhan, sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan, meningkatkan kinerja dan kontribusi Perusahaan , serta menjaga keberlanjutan perusahaan secara jangka panjang dalam mendukung program-program strategis pemerintah Indonesia di masa datang.

"Penerapan tata kelola yang baik sangat diperlukan agar dapat menjadi sarana untuk mengawal pencapaian visi, misi, dan tujuan BAKTI secara lebih baik lagi di masa depan, dan dapat menjadi bagian dari budaya perusahaan, yang pelaksanaannya didukung oleh nilai-nilai perusahaan yang melekat di setiap karyawan dan manajemen BAKTI Kominfo. Untuk mencapai hal tersebut tentu dibutuhkan komitmen yang tinggi untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip tata kelola yang baik pada semua organ dan jenjang organisasi secara terencana, terarah, dan terukur sedemikian rupa sehingga penerapan tata kelola perusahaan yang baik dapat berlangsung secara konsisten dan sesuai dengan praktik-praktik terbaik (best practice)," katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, semua proyek yang berada di bawah naungan Bakti telah dievaluasi. Hal tersebut menyusul kasus dugaan korupsi BTS 4G yang menyeret Mantan Direktur Utama Anang Latief dan Mantan Menteri Kominfo Johnny G Plate.

"Saat ini semua program dan proyek yang dilakukan oleh Bakti, baik itu masuk dalam Program Strategis Nasional maupun tidak, kami evaluasi. Evaluasi proses bisnis. Kemudia kami pastikan tidak ada aturan yang dilanggar, baik dari administrasi negara, keuangan negara, dan pidana," jelasnya.

Penjelasan HBS
Terkait dengan pengakhiran atau terminasi proyek Hot Backup Satelit (HBS) senilai Rp5,2 triliun dijelaskannya adalah masalah anggaran.

"Pemerintah punya resources yang terbatas. Kami akan prioritasi untuk pembangunan ground segment dari Satria-1 yang memerlukan anggaran yang tidak kecil, sangat besar," katanya.

Alasan lainnya, adalah bahwa HBS memang dirancang untuk dua fungsi. Pertama, untuk kapasitas cadangan; dan kedua, menjadi cadangan apabila satelit Satria-1 gagal meluncur.

"Alhamdulillah Satria-1 sudah berhasil meluncur, mudah-mudahan in orbit pada November dan beroperasi di Januari 2024 sehingga urgensi terhadap HBS semakin menurun tetapi RTG nya sendiri untuk remote untuk ground segment-nya yang akan digunakan sekolah, puskesmas, kebutuhan tetap ada," jelasnya.

Lalu, bagaimana nasib anggaran Rp5,2 triliun tersebut?

Total nilai proyek HBS mencapai Rp5,2 triliun. BAKTI menyebut pembayaran yang telah dilakukan oleh pemerintah adalah senilai Rp3,5 triliun ditambah cost of money dan akan dikembalikan oleh konsorsium.

Nantinya, dana yang sudah keluar itu dialokasikan untuk pembelian pembelajaran terkait ground segment yang sudah disebar di 37.500 wilayah RI.

Satria-2
Sementara terkait proyek Satria-2, dikatakannya akan diteruskan. Sebab, permintaan masyarakat untuk terkoneksi internet bisa diselesaikan dengan penggunaan satelit.

"Jadi yang Satria-2 itu tetap kita akan teruskan untuk masuk ke greenbook karena memang demand dari masyarakat Indonesia yang merupakan negara kepulauan tidak semuanya bisa diselesaikan dengan pendekatan teresterial," ungkapnya.

Satria-2 merupakan satelit yang akan meningkatkan kapasitas Satria-1. Satelit tersebut akan menghubungkan 37 ribu titik di wilayah 3T dengan internet.

Awalnya wilayah yang dihubungkan berjumlah 50 ribu titik. Namun akhirnya diturunkan menjadi 37 ribu titik karena adanya kebutuhan bandwidth yang besar dengan aplikasi-aplikasi khusus dari sektor pendidikan hingga kesehatan.

"Bahkan 3 mbps dan 4 mbps itu masih kurang. sehingga kami direksi memutuskan bahwa untuk Satria-1 kita lebih mementingkan dulu penggunaan whitelist aplikasi dari Kementerian sektor prioritas sehingga jumlah untuk coverage berkurang karena bandwithnya yang kita tingkatkan untuk penggunaan apps tersebut," jelasnya.

Hingga akhir tahun, proporsional terbesar untuk dihubungkan dengan Satria-1 adalah sektor pendidikan mencapai 60% dan 30% untuk kesehatan. Sisanya adalah untuk pemerintah desa, pos perbatasan dan pos keamanan. "Itu untuk dibangun di 2023 terbatas ke 10 ribu titik," ungkap Fadhilah.

Penggantian Direksi
Pada kesempatan sama, Direktur Infrastruktur BAKTI Danny Januar Ismawan menegaskan akan fokus melakukan berkoordinasi dengan Satgas untuk penyelesaian program infrastruktur komunikasi dan informasi.

Hal ini dikemukakan Danny Januar Ismawan usai pelantikan dirinya sebagai Direktur Infrastruktur BAKTI oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi.

Danny yang sebelumnya menjabat Plt Direktur Infrastruktur BAKTI Kominfo dan juga pernah menjabat Direktur Layanan Telekomunikasi dan Informasi untuk Masyarakat & Pemerintah BAKTI ini, menjelaskan, "Fokus yang kedua BAKTI Kominfo tentunya menyelenggarakan dan memberikan pelayanan yang berkualitas dan selanjutnya ketiga kami akan berupaya mengoptimalkan anggaran yang ada," ujarnya.

Hadirnya Danny secara resmi dalam jajaran direksi BAKTI Kominfo, sebagai unit organisasi noneselon di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika ini, makin memperkuat manajemen BAKTI di bawah kepemimpinan Direktur Utama Fadhilah Mathar.

Danny menjelaskan salah satu yang menjadi amanat presiden adalah penyelesaian Pembangunan BTS 4G yang capaian pembangunannya, berdasarkan data per 16 Juli 2023 sudah beroperasi 4.343 titik termasuk adanya tambahan 626 lokasi yang sudah siap dan secara fisik sudah terbangun.

"Akumulasi capaian tahap 1 dan 2 adalah 4.341 sudah on-air, dari total 5.618 BTS, dan terdapat 1.277 BTS yang belum on-air," jelasnya.

Danny menegaskan akan berupaya sekuat tenaga bersama seluruh manajemen menyelesaikan pembangunan proyek-proyek strategis BAKTI lainnya dan memastikan tercapaimya pemerataan konektivitas khususnya di wilayah wilayah 3T, untuk mengatasi kesenjangan digital di Indonesia.(wn)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year