telkomsel halo

Kinerja Bosch kinclong di 2018

10:16:14 | 08 Feb 2019
Kinerja Bosch kinclong di 2018
STUTTGART (IndoTelko) – Grup Bosch mencatat penjualan dari operasional sebesar Rp1.309,06 triliun (77,9 miliar euro) sepanjang tahun 2018. 

“Terlepas dari kondisi ekonomi yang berat, Bosch berkinerja baik sepanjang2018. Penjualan dan performabisnis kami sekali lagi mencapai level tertinggi,” kata Ketua dewan manajemen Robert Bosch GmbH Dr. Volkmar Denner dalam keterangan kemarin. 

Bosch menjual total 52 juta produk yang bisa diaktifkan melalui situs web (web-enabled) pada 2018, 37% lebih banyak dari tahun sebelumnya. 

Pada 2018, laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dari operasional mencapai sekitar Rp89,1 triliun (5,3 miliar euro). Angka tersebut kemungkinan menghasilkan margin EBIT sebesar 6,9%. “

Bosch bertekad untuk berkembang lebih baik ketimbang pasar dan mengamankan tingkat pendapatannya yang tinggi, meskipun kondisi ekonomi tidak sesuai harapan,” kata Wakil ketua dewan manajemen dan kepala pejabat keuangan (CFO) Bosch Prof. Stefan Asenkerschbaumer.

Bosch telah mengeluarkan investasi awal senilai Rp 67,2 triliun atau 4 miliar euro di segmen pengemudian otomatis. Bosch berharap menghasilkan Rp33,61 triliun (2 miliar euro) tahun ini melalui penjualansistem bantuan pengemudi. Sekitar 4.000 insinyur di Bosch sedang mengerjakan pengemudian otomatis. 

Unit-unit operasional Bosch berhasil mencetakkinerja positif pada 2018. Penjualan di sektor bisnis Mobility Solutions sekali lagi mengungguli produksi otomotif global. Angka awal menunjukkan bahwa penjualan naik 2,3% menjadi Rp 789,8 triliun (47 miliar euro).  

Sektor bisnis Consumer Goods mencapai penjualan Rp299,1 triliun (17,8 miliar euro), turun 3,2%. Di sektor bisnis Industrial Technology, penjualan naik menjadi Rp124,4 triliun (7,4 miliar euro).  

Bosch mengharapkan ekonomi global tumbuh di tingkat 2,3% pada 2019. “Prediksi kami yang hati-hati ini dilandas iperkembangan geopolitik yang sedang berlangsung, seperti masalah Brexit yang belum terselesaikan dan berbagai konflik perdagangan. Selain itu, kebijakan ekonomi proteksionis yang agresif dalam bentuk tarif hukuman atau penarikan dari perjanjian perdagangan bebas turut mengganggubelanja dan investasi konsumen,” kata CFO Bosch Asenkerschbaumer.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year