telkomsel halo

Indonesia-Australia siap bangun ekosistem digital

14:46:29 | 02 Feb 2018
Indonesia-Australia siap bangun ekosistem digital
Rudiantara dan Michael Keenan (ist)
JAKARTA (IndoTelko) - Pemerintah Indonesia-Australia sepakat membangun ekosistem ekonomi digital sebagai salah satu penopang pertumbuhan ekonomi kedua negara.

Kesepakatan tersebut diperlihatkan dengan dilakukannya kegiatan Indonesia-Australia Digital Forum (IADF) yang digelar selama 2 hari pada 31 Januari – 1 Februari 2018 yang menjadi forum awal bagi kedua negara untuk meningkatkan kerja sama antara kedua negara dalam bidang ekonomi digital.

“Untuk memperlihatkan komitmen antar dua negara, bahwa ini bukan forum NATO (No Action Talk Only). Kita sepakat akan ada forum selanjutnya dalam 2-3 bulan mendatang. Forum tersebut sebagai bagian dari program Indonesia Unicorn, di mana para pemodal potensial dari Australia akan hadir dan dipertemukan dengan start-up Indonesia yang telah diinkubasi. Saya yakin sebelum akhir tahun ini akan ada perubahan signifikan antara Indonesia dan Australia di bidang digital,” ungkap Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, kemarin.

Forum Digital yang diprakarsai oleh Indonesia dan Australia ini berawal dari pertemuan dari Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malcolm Turnbull tahun lalu di Sydney. Dimana salah satu kesepakatan yang perlu ditindaklanjuti adalah kesepakatan kerja sama dalam bidang ekonomi digital yaitu menjadi co-host penyelenggaraan digital forum di Indonesia. Kedua kepala negara berharap forum ini mampu meningkatkan kerja sama di bidang teknologi, sains, inovasi dan ekonomi digital antara Indonesia dan Australia.

Indonesia-Australia Digital Forum (IADF) merupakan komitmen Indonesia dan Australia untuk melakukan kerja sama dalam bidang ekonomi digital. IADF yang mengangkat tema “Share, Engage, Connect, Collaborate” ini diharapkan mampu menjadi peluang untuk meningkatkan dan memperluas kerjasama pemerintah dan swasta Indonesia dan Australia pada sektor digital, serta sarana menambah wawasan, menciptakan ide baru dan sharing best practice untuk berbagai tema sektor.

Menteri Pelayanan Sosial dan Menteri Pembantu Perdana Menteri Bidang Transformasi Digital Michael Keenan mengatakan bahwa Indonesia dan Australia memiliki kesamaan dalam bidang strategis, tantangan, maupun peluang untuk terus membangun kerjasama ekonomi. Salah satu peluang dan tantangan tersebut adalah dengan memanfaatkan kekuatan teknologi digital untuk mengubah cara dalam menjalani keseharian, melakukan pekerjaan, maupun berbisnis.

“Perkembangan teknologi telah secara drastik mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia. Semakin banyak interaksi kita yang dipermudah dengan adanya teknologi. Revolusi digital juga mempengaruhi pemerintahan, dan jika dilakukan dengan tepat maka akan membantu segala urusan pemerintah lebih cepat, simple, dan memungkinkan masyarkaat untuk mengurusnya sesuai dengan cara dan waktunya masing-masing. Suatu proses pemerintahan yang dapat diakses 24/7. Masyarakat berhak untuk mendapatkan layanan proses pemerintahan yang simple, jelas, dan cepat, seperti yang mereka dapatkan dari Amazon, Airbnb, dan Google. Untuk merangkul inovasi tersebut dan melepaskan potensinya secara maksimal, kita harus belajar dari satu sama lain, termasuk kesuksesan maupun kegagalan masing-masing, kata Keenan.

Peluang
Rudiantara mengungkapkan bahwa Australia sebagai negara terdekat memiliki peluang dari digital space di Indonesia.”Peluang bagi Australia sesungguhnya datang dari lapisan berikutnya, yaitu lapisan aplikasi, lebih dari 10 persen investasi berasal dari digital space.” ujar Rudiantara.

Di sektor digital Kementerian Kominfo menerapkan kebijakan yang memudahkan bagi perusahaan startup.

“Bahkan untuk startup mereka tidak diwajibkan untuk meminta izin dari pemerintah. Hanya perlu mendaftar, sehingga jika pemerintah memiliki program insentif untuk sta Indoensia memiliki 4 unicorn di digital space,” jelasnya.

Saat ini Kominfo bersama dengan Badan Ekonomi Kreatif memulai program Nexticorn, dimana objektifnya untuk menjaring para investor untuk menanamkan modalnya. “Banyak pemodal asing yang ingin invest tapi mereka tidak tahu siapa startup yang mau dibiayai. Mungkin ada ratusan, ribuan startup, tapi tidak tahu siapa. Makanya pemerintah dan ekosistem melalui program ini membantu memprovide komunikasi antara potential investor dan startup, kita bisa tahu mereka siapa dan usahanya apa,” tambahnya.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas T. Lembong menjelaskan dampak dari transformasi digital adalah investasi. Dimana akan terjadi perpindahan pola konsumsi dari offline menjadi online.

“Ekonomi digital membantu usaha kecil menengah dan individu dari sektor informal menuju formal. Coba lihat Grab, GO-JEK  dan Uber, dulu sudah ada tukang ojek tapi mereka tidak well organized, ketika mereka bergabung masuk ke sektor formal.” jelasnya.(wn)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year