telkomsel halo

Kisah Triasmitra menjaga ribuan kilometer kabel laut

09:33:41 | 28 Aug 2017
Kisah Triasmitra menjaga ribuan kilometer kabel laut
Titus Dondi (dok)
JAKARTA (IndoTelko) –  Nama PT Ketrosden Triasmitra (Triasmitra) sudah tak asing lagi di bisnis Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL). Perusahaan ini sudah malang melintang di bisnis infrastruktur backbone telekomunikasi sejak 23 tahun lalu.

Triasmitra memiliki dua anak usaha yakni PT Jejaring Mitra Persada dan PT Triasmitra Multiniaga Internasional (TMI).

“Kalau Jejaring itu untuk pembangunan atau gelar kabel optik, sedangkan TMI itu managed service untuk kabel optik,” ungkap Direktur utama Ketrosden Triasmitra, Titus Dondi kepada IndoTelko, pekan lalu.

Dijelaskannya, TMI mengelola hampir 8 ribu kilometer kabel laut dengan 15 pelanggan yang terdiri dari pemain-pemain top di industri telekomunikasi Indonesia. “Kita tak hanya kelola kabel laut yang digelar Jejaring, tetapi juga milik operator. Misal untuk segmen West Area milik Indosat Ooredoo, Sea Me We 3 dari XL, dan tentu nantinya kita akan kelola Palapa Ring Barat dan Timur,” ungkapnya.

Layanan
Dalam memberikan layanan pengelolaan SKKL, TMI memiliki dua produk yakni Pertama, Operation & Maintenance dimana memberikan pencegahan terhadap kerusakan selama 7 x 24 jam.  Kedua, Traffic Monitoring yakni melakukan monitor pergerakan kapal di sekitar kabel laut dengan patroli.

Tindakan yang dilakukan terkait Operation & Maintenance diantaranya mencegah adanya kerusakan terhadap kabel laut, memastikan kabel laut bekerja optimal dengan melakukan testing secara teratur dan menyediakan warehouse management untuk backup kabel sistem, terakhir menjamin service level agreement (SLA) dalam restorasi kabel.

Salah satu prestasi TMI adalah berhasil melakukan restorasi kabel lebih cepat dari standar. Biasanya, untuk restorasi kabel di wilayah Indonesia maksimal 21 hari dan di luar teritori Indonesia 48 hari. Dalam proyek restorasi yang dilakukan TMI sejak 2008 hingga 2013 semua berhasil dilakukan di bawah maksimal hari pengerjaan.

“Terbaru yang kami lakukan dalam Operation & Maintenance adalah menggandeng Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) untuk menjaga kabel laut. Kabel laut ini adalah salah satu infrastruktur strategis, jadi dibutuhkan pengamanan yang maksimal," katanya.

Menurutnya, keamanan kabel laut menjadi hal yang sangat penting, baik bagi perusahaan/ operator pemilik kabel laut maupun perusahaan swasta lainnya yang ikut membantu dan berkontribusi dalam melakukan pengamanan sistem kabel laut di Indonesia.

Selama ini jika ada kabel yang putus oleh kapal laut, maka yang memperbaiki kembali adalah si pemilik. Namun, dengan adanya kerjasama Triasmitra dengan Bakamla, kapal yang mengakibatkan putusnya kabel bisa diminta pertanggungjawaban untuk memperbaiki kerusakan.

Dikatakannya, selama ini pengamanan kabel laut banyak dilakukan oleh pemilik jaringan, tetapi pemerintah ingin mendorong pengamanan juga dilakukan oleh pihak keamanan salah satunya Bakamla. "Saya juga ingin sosialisasikan ke instansi lainnya tentang infrastruktur strategis ini. Misal, untuk jalur kapal dibuat yang tidak menganggu rute jalur kabel laut dan sebagainya," katanya.

Digandengnya Bakamla diyakini bisa memperkuat berbagai sistem keamanan kabel bawah laut yang dimiliki perseroan selama ini seperti memberikan peringatan untuk kapal yang sedang berlayar di sekitar jalur kabel dengan kecepatan < 2 knot atau membuang jangkar di radius 2 mil dari jalur kabel.

Berikutnya, melakukan patroli laut secara rutin di daerah yang rawan kerusakan kabel ( area dekat Pelabuhan, pertambangan, dsb). Kapal patrol ini melakukan pengarahan apabila ada kapal yang tidak ber-Automatic Indentification System (AIS) ditemukan membuang jangkar disekitar area kabel (Guard Zone area / 500 – 1000 meter dari jalur kabel).

"Biasanya kabel itu banyak putus dekat pelabuhan. Kita tahun lalu mengalami putus dua sampai tiga kali. Satu kali kabel putus itu butuh biaya perbaikan miliaran rupiah, belum kerugian lainnya seperti pelanggan tak bisa akses internet," pungkasnya.

Sebelumnya, Menkominfo Rudiantara saat menyaksikan Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Badan Keamanan Laut dengan Triasmitra awal Agustus lalu mengatakan SKKL salah satu infrastruktur strategis yang harus dilindungi karena fungsinya menyatukan Indonesia. (Baca: Triasmitra-Bakamla)   

“Membangun itu satu hal yang mudah. Tetapi memelihara, menjaga, mengoperasikan agar kehandalan itu terjaga itu suatu hal yang lain. Dalam konteks ini, Bakamla berperan bukan hanya Triasmitra tetapi juga pemilik kabel laut yang lain,” kata Rudiantara.

GCG BUMN
Ditambahkan Rudiantara, Triasmitra, boleh dikatakan sebagai pemain transmisi kabel laut adalah nomor dua setelah Telkom dan yang lainnya. “Pemain baru seharusnya kita dorong, kita jaga, karena kita perlu new player, perlu darah baru untuk disuntikkan ke sektor industri, agar lebih efisien, agar kompetisi bisa hadir di sana. Yang lain juga kita tetap dorong,” pungkas Rudiantara.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories