JAKARTA (IndoTelko) - PT Ketrosden Triasmitra, Tbk (“Perseroan”) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun 2025 dan Public Expose dalam rangka memenuhi Pasal III.3 Peraturan Bursa Efek Indonesia Nomor I-E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi (Public Expose). Pada Public Expose ini, manajemen PT Ketrosden Triasmitra, TbK menyampaikan penjelasan atas berbagai hal yang sudah dicapai dan target yang ingin dicapai di masa yang akan datang.
Kinerja Positif
Menurut Direktur Utama Ketrosden Triasmitra, Titus Dondi Patria, selama tiga tahun belakangan ini, Triasmitra secara konsisten mencatat peningkatan pendapatan, di mana tahun 2022 Triasmitra mencatatkan pendapatan RP 353 miliar meningkat menjadi Rp 391 miliar di 2023.
“Pada tahun 2024, Perseroan membukukan pendapatan sebesar 556 Miliar Rupiah, meningkat 42% dibandingkan tahun sebelumnya. Laba kotor tercatat sebesar Rp206 miliar, sementara laba usaha mencapai Rp84miliar, mengalami peningkatan sebesar 8%. Dengan demikian, Perusahaan tetap menunjukkan kinerja positif di sisi bisnis,” jelasnya.
Dari sisi performa bisnis, Triasmitra memperoleh pemasukan dari penjualan fiber pair kabel laut SKKL Rising 8 dari tiga pelanggan Off-Taker serta lima pelanggan baru untuk jaringan kabel darat Ultimate Java Backbone (UJB) dan dua pelanggan baru untuk jaringan kabel laut Jakarta Surabaya (JAYABAYA).
Selain itu, tahun ini perusahaan juga dipercaya oleh XL dan Fiberstar dalam layanan Managed Service untuk SKKL PalembangSungai Liat, dengan penyelesaian restorasi yang lebih cepat dari SLA yang ditetapkan.
Triasmitra terus berkomitmen dalam menjaga kualitas layanan dengan prinsip perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) untuk Bisnis Managed Service jaringan kabel laut maupun kabel darat. Selama tahun2024, perusahaan mencatat perbaikan signifikan dalam parameter layanan seperti jumlah fiber cut, peningkatan Core Availability, penurunan waktu Mean Time to Repair (MTTR), serta capaian dalam layanan patroli laut.
Dalam acara ini, Triasmitra memaparkan sejumlah inisiatif strategis untuk mendorong peningkatan kinerja, antara lain:
• Optimalisasi bisnis existing, melalui penjualan kapasitas core jaringan dan ekspansi pasar layanan Managed Service.
• Akselerasi kesiapan komersial, khususnya pada proyek konversi kapal dan penggelaran jaringan kabel laut Rising 8.
• Peningkatan pelayanan pelanggan, lewat penguatan kapabilitas tim dan sistem operasi jaringan.
Perseroan mentargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 22% dari pencapaian pendapatan tahun lalu atau senilai dengan 679 Miliar Rupiah. Target pertumbuhan pendapatan tersebut akan didominasi oleh pertumbuhan bisnis Developer dimana Perseroan akan memaksimalkan penjualan jalur kabel laut dan darat yang sudah beroperasi (existing) dan penjualan jalur kabel yang masih dalam proses Pembangunan (SKKL Rising 8 dan SKKL Indonesia Tengah).
Dalam pengembangan bisnis, Perseroan memiliki tiga fokus utama. Fokus pertama dalam rencana pengembangan bisnis yaitu Kesiapan Komersial CLV Bentang Bahari.
Dikatakan Direktur Operasional Ketrosden Triasmitra, Dani Samsul Ependi, perseroan saat ini fokus dalam penyelesaian proyek konversi kapal Bentang Bahari tepat waktu agar dapat melakukan pekerjaan pertamanya untuk menggelar jaringan SKKL Rising 8 pada Q4 tahun 2025. Selain itu Perseroan pun fokus untuk mengkomersialisasi kapal Bentang Bahari agar dapat terutilisasi dengan optimal di tahun 2026. Beberapa proyeksi agar dapat mengutilisasi kapal Bentang Bahari di tahun depan adalah untuk menggelar SKKL milik Pelanggan di area Nusa Tenggara. Setelah itu kapal Bentang Bahari akan diutilisasi untuk menggelar jaringan SKKL milik perseroan yaitu SKKL Indonesia Tengah untuk Tahap 1 segmen Sanur Makassar. Dilanjutkan untuk penggelaran SKKL Indonesia Tengah Tahap 2 Segmen Selayar Luwuk pada tahun 2027.
Selanjutnya yaitu Proyek Pembangunan SKKL Rising 8 Jakarta - Batam -Singapore. Pada proyek ini kami membangun bersama (bermitra) dengan PT Mora Telematika Indonesia, Tbk (MORA). Perijinan atas SKKL ini sudah sampai diterbitkannyaPKKPRL dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Izin Membangun dari Dirjen Hubla ditargetkan rilis pada Juni 2025. SKKL Rising 8 ini akan memiliki panjang kabel sekitar 1.128,5 km dengan menggunakan teknologi sistem Repeater dan memiliki kapasitas sebesar 25 terabite (TB) per second per fiber pair.
Kabel yang akan digunakan untuk membangun SKKL Rising 8 ini menggunakan kabel dari produsen Jerman yaitu Norddeutsche Seekabelwerke (NSW), sementara Repeater yang digunakan berasal dari produsen Perancis yaitu Alcatel Submarine Network (ASN). Saat ini kabel dan repeater sudah berada di atas kapal Bentang Bahari. Sementara pada bagian komersial, tiga pelanggan Off-Taker telah diperoleh kesepakatannya, dan sejumlah pelanggan potensial lainnya sedang berada pada tahap negosiasi akhir.
Triasmitra juga berencana mengembangkan cakupan bisnisnya sampai ke Indonesia Tengah dengan rencana Pembangunan SKKL Indonesia Tengah yang menyambungkan pulau Bali, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi. SKKL Indonesia Tengah ini dirancang dengan memiliki 9 Segmen dengan total panjang hingga 2.597 km. SKKL Indonesia Tengah ini akan menyambungkan kabel laut dari Sanur (Bali), Kawinda Nae, Labuan Bajo, Makassar, Selayar, Baubau, Wakatobi, Kendari, Morowali, dan Luwuk. Pembangunan SKKL Indonesia Tengah ini akan dibagi ke dua tahap. Tahap 1 akan dibangun pada tahun 2026 untuk Segmen Sanur sampai Makassar. Sementara Tahap 2 akan dibangun pada tahun 2027 untuk Segmen Selayar sampai Luwuk. Saat ini proses pembangunan berada dalam fase perizinan dimana Surat Izin Rekomendasi 1 untuk kegiatan Marine Survey telah dirilis, dan marine survey akan dilaksanakan setelah pembangunan SKKL Rising 8 selesai. (tep)