telkomsel halo

Ditinggal Smart Telecom, Pemerintah Belum ingin Lelang Frekuensi 1.900 MHz

09:37:23 | 24 Jul 2015
Ditinggal Smart Telecom, Pemerintah Belum ingin Lelang Frekuensi 1.900 MHz
Ilustrasi (dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Pemerintah belum memiliki keinginan untuk melelang frekuensi 1.900 Mhz pasca ditinggal PT Smart Telecom (afiliasi Smartfren) pada akhir 2016 mendatang.

“Untuk 1.900 MHz biarkan saja dulu kosong setelah Smart Telecom pindah ke 2,3 GHz. Prioritas kita bukan di 1.900 MHz untuk dilelang atau dijadikan teknologi netral,” ungkap Menkominfo Rudiantara, kemarin.

Dijelaskannya, pemerintah dalam dua tahun mendatang untuk penataan frekuensi seluler dalam menjalankan mobile broadband ada di 2,3 GHz, 2,1 GHz, 850 MHz, 1800 MHz, dan 900 MHz.

“Sekarang yang belum beres itu ada di 2,3 GHz karena pemain Broadband Wireless Access (BWA) belum konsolidasi dan ada sisa 30 MHz yang layak dilelang. Kalau yang 2,1 GHz kita akan lelang dua blok tahun ini, setelah itu dinetralkan,” jelasnya.

Ditambahkannya,  walau di band 1.900 MHz nantinya terdapat sekitar 15 MHz frekuensi yang layak dilelang, namun rezim yang dianut Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sekarang bukanlah mengejar Pendapatan  Negara Bukan Pajak (PNBP) dengan melepas Sumber Daya Alam Terbatas.

“Kita mainnya tak seperti itu, kita mau ada balancing antara PNBP dan pajak. Kalau kejar PNBP, operator seperti disuruh bayar di depan, tak peduli mereka untung atau rugi,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Smart Telecom harus melepas frekuensi selebar 13,75 MHz di 1.900 MHz pada akhir 2016 dan berpindah ke 2,3 GHz dengan jumlah frekuensi 30 MHz untuk menggelar TDD LTE. (Baca juga : Smartfren lepas frekuensi 1.900 MHz)

Frekuensi 1.900 MHz sendiri memang banyak menimbulkan perdebatan kala Smart Telecom mengusung teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) dimana terjadi interferensi dengan penghuni 2,1 GHz yang menggelar 3G. Frekuensi 1.900 MHz tadinya disiapkan untuk teknologi Mobile Satelite System (MSS) atau 3G.(dn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year