telkomsel halo

Pelapak Buka Rahasia Keunggulan Bukalapak.com

11:19:54 | 08 May 2015
Pelapak Buka Rahasia Keunggulan Bukalapak.com
Christian Pieschel (dok)
JAKARTA (IndoTelko) –  Portal marketplace Bukalapak.com terus menunjukkan tajinya di pasar eCommerce nasional.

Bagi Christian Pieschel atau biasa dipanggil Chies, pelapak (Sebutan penjual di bukalapak) asal Surabaya yang fokus menjual sepeda beserta aksesorisnya di Bukalapak.com dengan brand Velomix Bike Shop, mengakui bahwa kunci keunggulan Bukalapak.com adalah karena kemudahan komunikasinya.

Di Bukalapak.com, Chies merasakan keakraban hubungan dan mudahnya berkomunikasi layaknya sebuah komunitas, baik dengan admin maupun dengan sesama pelapak yang lain.

“Jika ada masalah bisa dengan mudah menghubungi admin atau jika butuh barang yang ada di pelapak lain maupun sebaliknya, saya dengan mudah bisa langsung menghubungi mereka,” jelas Chies.

Apalagi didukung adanya aplikasi Bukalapak di perangkat android, sehingga transaksi bisa berlangsung secara seketika (real time). Setiap transaksi pembelian akan ada notifikasi baik berupa sms, notifikasi di aplikasi maupun via email. Bahkan calon pembeli bisa menanyakan ketersediaan barang melalui pesan pribadi (private message).

Setelah bergabung selama hampir 5 tahun di Bukalapak.com, Chies mengakui adanya perkembangan yang sangat pesat. “Sistem aplikasi dan fasilitas yang disediakan pengelola Bukalapak.com semakin maju termasuk adanya Bukalapak Payment System yang menjamin keamanan transaksi baik bagi pembeli maupun pelapaknya. Transaksi jual beli online paling aman dan nyaman hanya di Bukalapak.com,” kata Chies.

Bergabung sejak 2010, kini arek Surabaya ini masuk kategori pedagang besar dan top seller di Bukalapak. Chies memiliki konsep berjualan yang menarik, dia hanya berjualan barang-barang yang unik atau bisa dibilang premium, tidak umum di Indonesia, sehingga barang yang dia masukkan bisa laku terjual di pasar Indonesia.

Untuk bisa berjualan barang-barang yang unik dan premium, Chies didukung oleh supplier sepeda dan aksesorisnya dari Inggris, Amerika, Perancis dan paling banyak dari Taiwan. Bahkan supplier tersebut mendorong Chies untuk membuka toko offline setelah satu tahunan sukses berjualan di Bukalapak .

“Kami ada semacam perjanjian khusus dengan supplier untuk membuka toko agar barang yang dijual ada secara fisik dan bisa dipajang seperti toko sebenarnya,” ungkap Chies.

Meskipun sudah memiliki toko secara fisik, namun Chies mengakui bahwa penjualan secara online di Bukalapak masih mendominasi omzet penjualan di tokonya. Dari omzet sekitar Rp 180 juta per bulan yang didapatkan, 70% – 80% berasal dari transaksi di Bukalapak dan sisanya dari tokonya yang berlokasi di pusat perbelanjaan Surabaya Town Square (Sutos), Surabaya.

Moncernya bisnis sepeda dan aksesoris yang digelutinya, memang tak diraih begitu saja. Semua berawal dari keinginan pria berusia 31 tahun ini untuk menjadi pedagang.

Dari berbagai pertanyaan yang memenuhi kepalanya, akhirnya Chies memutuskan menjual produk yang sesuai dengan hobinya, yakni sepeda. Bagi Chies, menjual barang yang benar-benar dikuasai dan mengerti seluk-beluk bisnisnya akan jauh lebih baik dan menguntungkan dibandingkan menjual barang yang tidak dipahaminya.

“Kita bisa memenuhi apa yang menjadi kebutuhan pelanggan secara cepat. Kita pun bisa memperoleh kepercayaan dari supplier secara baik. Keuntungan lainnya, kita tidak mungkin tertipu baik oleh pelanggan maupun supplier karena kita tahu betul terhadap produk yang kita jual,” jelasnya.

Chies tidak ingin menjual sepeda seperti kebanyakan dijual di toko-toko. Saat ini, komposisi barang yang dijualnya masih didominasi aksesoris hingga 80 persen dengan harga dari Rp 10 ribu hingga mencapai Rp 5 juta. Sedangkan frame mencapai 10 persen dengan range harga dari Rp 4-50 juta. Sisanya, diisi adalah full bike yang harganya mencapai Rp 10juta –Rp 85 juta.

“Saya memang fokus menjual sepeda impor dengan harga premium serta didukung aksesori yang unik dan tidak pernah ditemui di pasaran lokal sehingga kita bisa menguasai pasar dan bisa menentukan harga. Apalagi di daerah masih kesulitan untuk mendapatkan barang-barang yang bagus,” ujarnya.

Konsep diferensiasi inilah yang membuat pembelinya tidak hanya berasal dari dalam negeri saja. Chies menceritakan bahwa ada pembelinya dari Chicago, Amerika Serikat yang direkomendasikan temannya untuk membeli sepeda Fixie pada tahun 2011.

“Waktu itu, saya tunjukkan saja jualan saya di Bukalapak. Setelah beberapa kali kontak dan negosiasi, akhirnya dia beli sepeda Fixie seharga Rp 20 juta. Begitu barang diterima setelah dikirim via Pos selama satu bulan, pembeli tersebut merasa puas dan memberikan testimoni,” ujarnya.

Tak hanya berasal dari Amerika Serikat, pembeli lain berasal dari Malaysia, Singapura, Korea, Australia dan Philipina. Untuk dalam negeri pembeli masih didominasi dari kawasan Pulau Jawa, Makasar, Medan, Balikpapan dan Banjarmasin. Sedangkan produk paling laku adalah yang bersifat fast moving seperti sarung tangan, jersey, kaos kaki, helm, speedometer, lampu dan sadel.

Untuk kedepannya, Chies memiliki harapan agar Bukalapak semakin maju dan semakin banyak pembeli dan pelapaknya. “Selain itu kalau bisa ditambahkan fitur baru, seperti fitur harga grosir, sehingga jika ada pembeli secara partai bisa dilayani, tidak hanya retail seperti sekarang tapi juga bisa grosir,” pungkas Chies.(ak)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year