Polytron akan Kembangkan Pabrik Bikin Smartphone

Ilustrasi (Dok)

JAKARTA (IndoTelko) – PT Hartono Istana Teknologi sebagai produsen merek Polytron berencana akan mengembangkan kemampuan pabriknya di Kudus dari membuat feature phone ke smartphone.

“Saat ini pabrik di Kudus memiliki  kemampuan memproduksi sebanyak 30.000 unit ponsel per bulan dengan spesialisasi feature phone. Kita akan kembangkan ke smartphone di komplek pabrik elektronik Audio Video,” ungkap General Manager Polytron Mobile Phone, Usun Pringgodigdo, kemarin.

Polytron memiliki luas pabrik secara keseluruhan sebesar 130.000 M2. Target untuk waktu dekat Polytron mematok dapat memproduksi 100.000 unit feature phone dan 100.000 unit smartphone per bulan.

Public Relations dan Marketing Event Manager, Santo Kadarusman, menambahkan Polytron sangat serius mengembangkan bisnisnya pada lini mobile phone, baik kualitas produk maupun pelayanan after sales-nya. Kesungguhan Polytron ditandai dengan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap serta produk yang canggih dengan harga bersaing.

“Kami juga menyambut baik wacana pengenaan PPnBM bagi smartphone karena  bisa menghidupkan pabrikan ponsel lokal,” katanya. 

Sekadar diketahui, Polytron salah satu manufaktur lokal yang serius mengembangkan pabriknya di tengah minimnya investasi asing membuat ponsel di Indonesia.

Bahkan, pemain sekelas Foxconn Technology Group yang telah menandatangani MoU dengan PemProv DKI Jakarta sekalipun tak jelas realisasi rencana investasinya. Kabar terbaru, niat Foxconn masih terbentur kerjasama pemanfaatan lahan di area PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero), Jakarta.

KBN belum menemui titik kesepakatan terkait perjanjian penggunaan lahan dengan salah satu manufaktur global itu.  Kabarnya, Foxconn hanya berminat menyewa lahan milik KBN seluas 100 hektar. Namun KBN mengajukan sistem kepemilikan saham di dalam investasi Foxconn di Jakarta.

Hal yang pasti, Foxconn telah memproduksi BlackBerry Jakarta di luar Indonesia yang sebelumnya digembar-gemborkan akan dibuat di Jakarta. Sinyal Indonesia kembali menjadi pasar? Entahlah (id)