telkomsel halo

MNC Shop Ekspansi ke e-Commerce

14:01:18 | 23 Jul 2013
MNC Shop Ekspansi ke e-Commerce
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) –  PT MNC GS Homeshopping (MNC Shop) melakukan ekspansi ke layanan e-commerce setelah sukses di Homeshopping.

“Kami melihat Indonesia telah siap dengan e-commerce, karena itu ekspansi ke sektor ini dipercepat,” ungkap CEO MNC GS Homeshopping Reino R Barack di Jakarta, kemarin.

MNC GS Homeshopping merupakan perusahaan patungan antara MNC Group dan GS Group dari Korea Selatan. GS Group memegang 40% saham dan MNC Group 60%. GS Group adalah salah satu perusahaan Homeshopping terkenal di Korea Selatan.

Sejak Agustus 2012  ada sekitar 100 ribu pelanggan berbelanja memanfaatkan layanan Homeshopping yang hadir di channel 88 Indovision, Top TV, Sindo TV, dan RCTI. Belanja modal yang digelontorkan untuk usaha ini  sekitar US$ 3 juta pada 2013.

Saat ini belanja modal sudah terserap  Rp 25 miliar untuk melakukan persiapan di studio, peralatan, blocking channel di Indovision, SindoTV, dan RCTI. Sementara total belanja modal hingga 2017 mencapai Rp 3 triliun.

Perusahaan saat ini memiliki 1.000 stock keeping unit (SKU) dari 40 vendor dimana komposisinya sebagian berasal dari Korea Selatan. Tahun ini ditargetkan ada 10 ribu produk.

Menurut Reino dengan adanya sekitar  83 juta pengguna internet di Indonesia menjadikan e-commerce menjanjikan untuk digarap. Apalagi sebesar 65% pengguna internet menggunakan mobile device untuk mengakses internet, sehingga perusahaan terus memperkuat konten mobile.

“Target kita para women netizen. Mereka sudah biasa berbelanja online. Di Homeshopping pembeli banyak dari segmen ini,” jelasnya.

Ditaregtkannya,  kontribusi dari situs e-commerce MNC Shop sebesar 15%-20% terhadap total pendapatan usaha tahun ini sebesar Rp 300 miliar. “Tadinya saya maunya kontribusi bisa 30%, tetapi realistis juga melihat infrastruktur internet kita yang belum mumpuni,” jelasnya.

Chief Financial Officer MNC GS Homeshopping  Yuli Susiyanto mengharapkan, penjualan selama Ramadan bisa meningkat tiga hingga empat kali lipat dibandingkan bulan biasa.

"Target kami belum berubah yakni  break event point (BEP) pada 2015, kemudian  listing di bursa pada 2017. Kita targetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 25%-30% per tahun, seiring pertumbuhan basis pelanggan Indovision sebagai target utama perusahaan," kata Yuli.

Diungkapkannya, beberapa produk unggulan adalah  kitchenware, produk gadget, dan produk audio video. Rata-rata transaksi mencapai Rp 1 juta per transaksi.

“Kami memiliki keunggulan bisa menawarkan harga lebih murah meskipun berbelanja online. Pasalnya, mitra dari Korea Selatan, GS, menawarkan harga bagus,” katanya.

Terpengaruh.
Lebih lanjut dikatakannya, penjualan perusahaan sempat terpengaruh  di kuartal I 2013, terutama setelah pemberlakuan peraturan Menteri Perdagangan No 82 Tahun 2012 tentang Ketentuan Impor Telepon Seluler, Komputer Genggam, dan Komputer Tablet, serta Peraturan Menteri Perdagangan No 83 Tahun 2012 tentang Ketentuan Impor Produk Tertentu.

Akibat peraturan itu, produk yang tertahan di Ditjen Bea Cukai menjadi lebih lama, dari satu minggu menjadi satu bulan sehingga banyak calon pembeli yang melakukan pembatalan pembelian.

“Keunggulan kami itu kan barang bisa datang di waktu cepat berkat regional distribution center (RDC) sebanyak  15 unit. Kami bekerjasama dengan Pantos Logistic dari Korea Selatan guna menjamin pengiriman. Kemarin sempat tersendat pengiriman karena ada aturan baru,” katanya.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year