Ilustrasi (Dok)
JAKARTA (indotelko) – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) ternyata terus bernafsu untuk go regional setelah sukses mendapatkan bisnis seluler di Timor Leste melalui anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telin) pada medio 2012 lalu.
Kali ini Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu dikabarkan tengah menggarap bisnis serupa di Myanmar setelah percobaan yang gagal di Kamboja dua tahun lalu.
"Myanmar lumayan menjanjikan potensi pasarnya. Penetrasi seluler baru 3% dari total populasi. Kita ada rencana masuk dan mendirikan perusahaan di sana. Tetapi semuanya harus didiskusikan dulu dengan pemerintah,” ungkap Direktur Keuangan Telkom Honesti Basyir, kemarin.
Untuk diketahui, Telkom telah mengalokasikan dana US$ 50 juta untuk menyediakan jasa seluler di Timor Leste dimana ditargetkan ada 400 ribu pelanggan pada 2017 atau menguasai 43% pangsa pasar.
Sedangkan dua tahun lalu Telkom sempat ikut bersaing membidik saham operator Kamboja, CamGSM, namun akhirnya mundur teratur setelah mengikuti due diligence.
Pada tahun lalu, Telkom juga sempat dikabarkan membidik saham milik Pacnet yang dikenal sebagai operator kabel laut global. Sayangnya, rencana finalisasi akuisisi yang kabarnya akan tuntas pada kuartal II-2012 buyar seiring terjadinya pergantian manajemen di BUMN tersebut.
Direktur Utama Telkom Arief Yahya menegaskan perusahaan tak pernah menutup diri untuk melakukan akuisisi baik itu perusahaan global, regional, atau lokal, dengan syarat bisa memberikan nilai lebih bagi perseroan.
“Jika perusahaan itu menguntungkan bagi Telkom, tentu kita akusisi. Seperti kemarin kita akuisisi Data Center milik IBM di Sentul. Sebentar lagi juga ada data center milik perusahaan lain akan diakuisisi. Asal sesuai dengan target dan memberikan nilai lebih, kita jalankan (akuisisi),” kata Arief usai dinobatkan sebagai CEO BUMN 2012.
Berdasarkan catatan, pada tahun ini Telkom menganggarkan belanja modal sebesar Rp 20 triliun dimana 60% dialokasikan untuk anak usaha Telkomsel.
Untuk mencukupi belanja modal sekitar Rp 12 triliun, Telkom kabarnya akan mencari pendanaan melalui pinjaman perbankan atau penerbitan obligasi.
Sebelumnya beredar kabar BUMN ini akan menerbitkan global bond sebesar US$ 500 juta atau setara Rp 4.8 triliun tahun ini.(ak)